Wartacakrawala.com – Mahasiswa Kelompok 10 Kuliah Kerja Nyata Reguler dari Rumah (KKN-RDR) UIN Walisongo Semarang laksanakan Question and Answer dengan tema Moderasi Beragama, Kamis (12/11).
Acara Question and Answer (QnA) melibatkan 5 pemuka agama di Kabupaten Pati, diantaranya Agama Islam yang di wakili oleh Romo Kyai Hasan Ahmad Syarifudin selaku pengasuh Pondok Pesantren Miftahus Shudur, Pati. Agama Nasrani yang di wakili oleh Bapak Sutejo selaku Pendeta di Geraja Injil Tanah Jawa (GITJ) Sarimulyo, Winong. Agama Budha yang diwakili oleh Bapak Saryadi selaku Ketua PUB Vihara Budhayana, Pati. Agama Hindhu di wakili oleh Bapak Putu Suardika selaku Ketua yayasan Karmadhupa (Keluarga Masyarakat Hindhu Pati) dan Agama Khong Hu Chu yang di wakili oleh Bapak Eddy Siswanto selaku ketua di Klenteng Hok Tik Bio, Pati.
Dewasa ini, penguatan terhadap faham Islam Moderat sangatlah penting di Canangkan di Negara Indonesia. Sebab, dikhawatirkan semakin kuatnya faham para penganut fanatisme yang menunjukkan eksistensinya dapat menjadikan generasi bangsa Indonesia mengalami sikap Intoleransi.
Baca juga: KKN UIN Walisongo Lakukan Bersih Musholla sebagai Sarana Dakwah
Oleh karena itu, kelompok 10 KKN RDR UIN Walisongo Semarang, lakukan QnA bersama 5 pemuka agama dengan mengangkat tema Moderasi Beragama.
Pertanyaan yang di sampaikan kepada narasumber merupakan pertanyaan yang diperoleh dari warganet, melalui laman instagram kelompok 10 @kkndr_10. Secara garis besar Kegiatan QnA ini membahas seputar pentingnya moderasi beragama serta implementasinya di tengah masyarakat sesuai dengan perspektif 5 agama, khususnya di Kabupaten Pati.
Ahmad Nur Rohmawan Selaku Koordinator Kelompok 10 KKN RDR UIN walisongo Semarang Menyatakan “Penyelenggaran acara Question and Answer ini, sebagai bentuk kepedulian kita terhadap penerus bangsa, dengan adanya pemahaman yang jelas seputar Moderasi Agama, diharapkan tidak adanya lagi bibit-bibit Intoeransi,” terangnya.
Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Lakukan Pendampingan Belajar
Dalam akhir pelaksanaan Question and Answer, Bapak Putu Suardika selaku pemuka agama Hindhu di Pati berpesan “Kita ini adalah satu kesatuan bangsa yang lahir dari perjuangan 1945, dalam area antara Sabang sampai Merauke, kita harus tetap memegang teguh UUD 1945 dan proklamasi pancasila, jangan berupaya mendirikan ideologi baru dengan prinsip yang baru. Mari kita bina NKRI ini, tidak ada satupun yang mendominasi, semua (Agama) memiliki eran penting di dalam negara Indonesia, sebab negara ini dibentuk oleh kesatuan bangsa yang sadar akan bangsanya,” tuturnya.
Oleh karena itu, mari kita jaga kesatua Republik Indonesia ini denan saling menghargai antar umat beragama. Hal demikian sebagai bentuk kepedulian kita terhadap bangsa dan sebagai upaya dalam melanjutkan perjuangan para pahlwan terdahulu. (*)