Wartacakrawala.com – Pernyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon yang menyebut TNI dengan diksi “gerombolan” menuai kritik dari banyak pihak. Terbaru dari PD XIII GM FKPPI Jatim.
“Sebagai organisasi kepemudaan anak TNI dan Polri, GM FKPPI sangat menyayangkan pernyataan Pak Effendi itu. Seyogyanya dalam kondisi seperti sekarang ini tidak ada kalimat yang membuat rasa tidak enak dan membuat kegaduhan yang kontraproduktif dengan semangat bangkit pasca Pandemi Covid,” ucap Ketua PD XIII GM FKPPI Jatim Ir R. Agoes Soerjanto.
Agoes menilai, pasca Pandemi Covid yang sesungguhnya belum pulih 100 persen ini negara butuh saling sinergi untuk kebangkitan bersama. Negara ini butuh spirit gotong royong untuk membenahi banyak hal. Terutama di bidang ekonomi.
Karenanya dalam kondisi seperti ini tidak elok bagi para elite politik untuk membuat kegaduhan yang kontra produktif dengan semangat itu. Terlebih menggunakan panggung terhormat untuk menyampaikan diksi yang menjatuhkan semangat yang dibangun TNI selama masa pandemi.
“Pemerintah, TNI/Polri, dan masyarakat bahu membahu selama pandemi Covid terjadi. Dan itu berhasil hingga kondisi membaik seperti sekarang ini. Hal itu tidak hanya menunjukkan kesejatian semangat gotong royong dan menunggaling TNI/Polri dan rakyat, tapi juga membuktikan bahwa dengan gotong royong berhasil melewati pandemi Covid,” jelas Agoes.
Baca juga: GM FKPPI Tegaskan TNI Tetap Solid Secara Struktural dan Kebijakan
Namun dengan kata yang kurang santun, semangat itu diluluhlantakkan dengan sebutan yang tidak sesuai dengan semangat dan martabat bangsa. Yakni dengan menyebut TNI dengan diksi gerombolan oleh politisi senayan.
“Ini sungguh menyakitkan dan tidak sesuai dengan nurani semangat bangsa ini untuk keluar pandemi. Karenanya GM FKPPI berharap ada jiwa besar seorang Effendi Simbolon untuk meminta maaf dan menarik ucapannya,” tegas Agoes.
Diketahui, pernyataan anggota parlemen itu terlontar saat rapat kerja dengan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa di Gedunh Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022) lalu. Pernyaan itu pun membuat gaduh karena banyak yang kurang simpatik dengan diksi pernyataan itu.
Mengapa Effendi Simbolon harus minta maaf dan menarik ucapannya? Agoes menegaskan, sesungguhnya pernyataan itu sangat melukai dan menyakiti institusi TNI secara keseluruhan. Bahkan keluarga besar TNI. Bukan hanya orang per orang.
“Anggota DPR harus jeli, cermat dan detail melihat TNI. Bukan orang per orang. Lihat bagaimana perjuangan anggota TNI di perbatasan. Lihat bagaimana kehidupan mereka di barak-barak. Lihat bagaimana keluarga yang ditinggalkan selama bertugas. Itu harus detail dilihat oleh Pak Effendi. Jangan sampai menyakiti nilai juang TNI yang telah berusia 77 tahun itu sendiri,” jelasnya.