Wartacakrawala.com – Peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang 1 Oktober 2022 lalu membuat warga Malang tenggelam dalam duka.
Berbagai ekspresi kesedihan, kekecewaan bahkan kemarahan terlihat di berbagai sudut kota dalam bentuk poster, spanduk, pamflet bahkan grafiti di jalan-jalan umum.
Kejadian yang telah merenggut 134 korban jiwa ini serta ratusan lainnya terluka parah dan ringan dinilai merupakan tragedi sepakbola paling memilukan.
Selain menjadi catatan paling kelam dalam penyelenggaran sepak bola nasional juga tercatat menjadi kasus kematian suporter terbesar kedua dalam sejarah sepak bola dunia.
Tragedi Kanjuruhan yang terjadi paska pertandingan antara Persebaya Surabaya dan Arema Malang ini menyebabkan trauma kepedihan, depresi bahkan saling curiga antar sesama warga.
Kepercayaan terhadap aparat keamanan juga hancur. Hal ini tentu membutuhkan penanganan yang tepat dan tidak berlarut-larut.
Baca juga: Kompak, MWCNU Sumawe Gelar Upacara Hari Santri Bareng Lembaga Pendidikan
Komitmen dan dukungan semua pihak sangat diharapkan agar kejadian ini dapat terselesaikan tuntas, baik secara hukum dan sosial.
Sebagai bagian dari warga Kota Malang, Yayasan Masjid Al Hassanah tergerak berpartisipasi membangkitkan kembali semangat dan persatuan warga.
Sebagai Yayasan yang bergerak dalam bidang sosial keagamaan Al Hassanah berinisiatif menggelar Doa Bersama dengan melibatkan semua stakeholder di Malang Raya.
“Kita bermaksud mendoakan para korban dan keluarganya untuk meringankan beban batin mereka,” kata Najib Salim Attamimi, Founder Al Hassanah, seperti dilansir Times Indonesia.
Doa Bersama ini direncanakan berupa tahlil dan doa yang akan diadakan bertepatan dengan peringatan 40 hari atau 100 hari kejadian Kanjuruhan.
Persiapan kegiatan Doa Bersama ini telah dibahas berbagai elemen warga Malang pada tanggal 18 dan 19 Oktober lalu di Villa Bukit Tidar.