Wartacakrawala.com – Mahasiswa KKN ke 75 UIN Walisongo Semarang melakukan pertemuan dengan ibu rumah tangga yang memiliki usaha bisnis rumahan keripik peyek tumpi, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang melakukan pengembangan Distribusi dan perbaruan kemasan juga pemberian label produk, untuk memperluas pasar penjualan.
Usaha kripik peyek tumpi yang dijalankan di desa Ngilir, Kecamatan Kendal, Kabupaten kendal ini menjadi industri rumahan yang memberi banyak manfaat pada masa pandemi ini. Manfaatnya yaitu menambah penghasilan saat pandemic dan mengisi waktu luang saat dirumah.
Dengan ini Mahasiswa UIN Walisongo Semarang ini membuat beberapa perubahan untuk menunjang usaha rumahan keripik peyek tumpi tersebut. Dimana mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang mengikuti cara produksi dari awal pembuatan tepung sampai proses penjualan.
Keripik peyek tumpi milik Ibu Tutik ini menggunakan tepung hasil buatan sendiri yang berbahan dasar ketela pohon, yang bertujuan untuk meminimalisir biaya ditengah pandemi ini dimana segala sesuatunya menjadi mahal.
Keripik peyek tumpi ini biasanya di jual dalam bentuk yang sudah di goreng, dan ada 3 bentuk kemasan, yang pertama yaitu kemasan plastik kecil dengan harga seribu rupiah, dan ada yang ukuran plastik sedang dengan harga lima ribu, dan juga menyediakan yang ukuran satu ball, keripik peyek tersebut hanya dikemas dengan plastik tanpa ada nama produk.
Hal ini yang membuat masyarakat tidak bisa membedakan keripik peyek tumpi buatan Ibu Tutik dengan yang lainya. dan lingkup pemasaran keripik peyek tumpi tersebut belum terlalu luas hanya sebatas lingkungan desa.
Dengan demikian, terdapatnya kekurangan dalam pengemasan dan pemasaran tersebut, mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang melakukan pembuatan desain produk dan membuat iklan dimedia social juga menawarkan produk agar bisa masuk ketoko oleh-oleh bahkan supermarket. Dengan adanya stiker produk pada kemasan maka akan membuat lebih menarik dari sebelumnya.
“Selama pandemi ini pemasaran produk keripik peyek tumpi ini mengalami naik dan turun dalam penjualan,” tutur Ibu Tutik selaku pemilik usaha keripik peyek tumpi.
Dengan bantuan mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang pemasaran produk tersebut semakin luas yaitu dengan menyebarkan ke warung-warung di luar daerah Desa Ngilir, kepenjual bakso atau rumah makan, minimarket perorangan, dan juga toko oleh-oleh.
Dengan adanya pemberian stiker produk pada pengemasan ini, produksi semakin meningkat dari sebelumnya dan dapat meningkatkan ekonomi (pendapatan) ibu-ibu rumah tangga. (*)
Related Posts
KKN Rekognisi UPI 2022: Peserta Studi Independen di MyEduSolve Menggaet Sertifikat Bertaraf Internasional
Wartacakrawala.com – Kampus Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan…
Bahaya Korupsi Bagi Generasi Muda
Wartacakrawala.com – Indonesia begitu identik dengan persoalan korupsi. Hal ini tidak dapat dipungkiri mengingat kasus korupsi di Indonesia…
Dukung Peran Ibu, Mahasiswa UIN Walisongo Ikuti Sosialisasi Pemberdayaan Perempuan
Wartacakrawala.com – Meskipun angka penurunan virus Covid-19 di Semarang tergolong Zona Hijau, akan tetapi peran Ibu sangat penting…