Wartacakrawala.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa ancaman resesi yang selama ini digaungkan oleh pemerintah bukanlah false alarm.
Menurutnya, pernyataan tentang ancaman resesi merupakan bentuk kewaspadaan pemerintah terhadap gejolak dan ketidakpastian perekonomian global.
Hal itu ia sampaikan dalam seminar ekonomi nasional bertajuk “Ketahanan Ekonomi Nasional di Tengah Ancaman Resesi Global” yang diselenggarakan oleh GP Ansor Kabupaten Malang di Pendopo Kabupaten Malang, Senin (22/01/2023).
Dalam seminar yang dipandu oleh Wakil Skretaris PW GP Ansor, Zulham Akhmad Mubarrok tersebut, Sri Mulyani menyebutkan, kondisi Indonesia saat ini berada dalam momentum pemulihan ekonomi yang masih kuat dan terjaga.
Baca juga: Kemenag Usulkan Biaya Haji Rp69 Juta per Jemaah
“Pemerintah akan menghadapi tantangan perekonomian tahun 2023 dengan optimis namun waspada. Pemerintah optimis perekonomian Indonesia akan mampu bergerak semakin cepat di tahun 2023,” paparnya.
Lebih lanjut, kata Sri Mulyani, Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi dengan sejumlah strategi, seperti menjaga ketahanan dan stabilitas pangan.
“Dengan menyesuaikan belanja-belanja yang penting di tahun 2023, yang sangat diharapkan bisa menjaga ekonomi Indonesia dari ancaman guncangan-guncangan yang terjadi di sisi global, baik karena kenaikan harga inflasi maupun pelemahan ekonomi,” jelasnya.
Terakhir, kata Sri Mulyani, pemerintah meminta peran aktif pemuda dengan mendorong peningkatan kualitas dan kompetensi di bidang ekonomi dan keuangan, terutama melalui pendidikan.
“Pemerintah telah membangun dunia pendidikan dengan rancangan kurikulum adaptif dan dapat memenuhi kompetensi yang dibutuhkan oleh industri dan ekonomi,” tutupnya.