Pentingnya Kolaborasi Organisasi HKTI untuk Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan Dalam Perspettif Chester Irving Barnard

Avatar
Hkti
Kolaborasi organisasi HKTI untuk pertanian berkelanjutan

Wartacakrawala.com – Indonesia adalah negara agraris di mana mayoritas penduduknya adalah petani. Meski demikian, Indonesia masih mengimpor berbagai komoditas pertanian untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini adalah melalui pemberdayaan petani. Pemberdayaan ini bertujuan agar petani dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi secara mandiri dan kolektif. Dalam konteks ini, organisasi seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) memegang peranan penting.

Berdasarkan undang-undang, HKTI berfungsi sebagai wadah bagi petani untuk berorganisasi dan memperjuangkan kepentingan mereka secara lebih efektif. HKTI tidak hanya membantu petani dalam mengakses sumber daya, teknologi, dan pelatihan, tetapi juga memperjuangkan kebijakan yang mendukung pertanian di tingkat nasional dan internasional.

HKTI memberikan dukungan dalam hal akses terhadap pendanaan, teknologi pertanian modern, serta pelatihan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian. Dengan demikian, HKTI berperan penting dalam membantu petani menjual produk mereka ke pasar yang lebih luas dan menguntungkan. Di tingkat internasional, HKTI berperan sebagai perwakilan bagi petani Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak mereka serta mendapatkan akses ke pasar internasional.

Namun, HKTI juga menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan akses pendanaan dan dukungan dari pemerintah. Oleh karena itu, peran pemerintah dan organisasi internasional sangat krusial dalam mendukung HKTI untuk berkembang dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Baca juga: Novo Club by Paragon, Masa Depan Inovasi dan Kepemimpinan (Tinjauan Sosiologi Organisasi)

Masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa organisasi seperti HKTI belum memiliki peran signifikan dalam meningkatkan pendapatan petani. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang pentingnya kolaborasi dan kerjasama dalam sebuah organisasi.

Dalam perspektif Chester Irving Barnard, kerjasama dalam organisasi seperti HKTI sangat tergantung pada efektivitas pencapaian dan efisiensi yang berhubungan dengan kepuasan individu anggotanya. Efektivitas pencapaian merujuk pada kemampuan HKTI dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, seperti melalui koordinasi dan komunikasi yang efektif, manajemen sumber daya yang efisien, serta pembagian tugas yang adil sesuai dengan keahlian masing-masing anggota.

Sementara itu, efisiensi yang berhubungan dengan kepuasan individu mengacu pada optimalisasi penggunaan sumber daya dan tingkat kepuasan anggota terhadap kerjasama dalam HKTI. Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi dan kepuasan individu meliputi penggunaan teknologi pertanian yang tepat, penjadwalan kerja yang efisien, pembagian hasil yang adil dan transparan, serta partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Menurut teori Barnard, ketika alasan individu tidak dapat dicukupi, maka kerjasama tidak akan dapat terjalin dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi HKTI untuk membangun kepercayaan dan saling ketergantungan di antara anggotanya.

Kerjasama dalam HKTI dapat berupa kolaborasi, kemitraan, dan jaringan yang didasarkan pada tujuan yang jelas dan kepercayaan antara pihak-pihak yang terlibat. Dengan demikian, HKTI mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi petani untuk bekerja sama menuju tujuan bersama. Dukungan pemerintah dan organisasi internasional juga penting untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan kerjasama dalam HKTI. Dengan kolaborasi yang kuat dan dukungan yang memadai, HKTI dapat menjadi motor penggerak bagi kesejahteraan petani Indonesia dan kemandirian pangan nasional.

Barnard juga menekankan bahwa alasan individu untuk berpartisipasi harus dipenuhi, termasuk berbagi keuntungan dan mencapai sasaran bersama. Jika kepentingan individu tidak terpenuhi, aktivitas kerjasama tidak akan berhasil. Hubungan kerjasama dalam organisasi dapat berupa kolaborasi, kemitraan, dan jaringan. Tiga faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya kerjasama adalah tujuan yang jelas, saling ketergantungan, dan kepercayaan antara pihak-pihak yang terlibat. Dengan memahami dan menerapkan perspektif Chester Irving Barnard, HKTI dapat membangun kerjasama yang lebih efektif dan efisien di antara anggotanya. Ini akan membantu meningkatkan produktivitas pertanian, kesejahteraan petani, dan pada akhirnya, ketahanan pangan nasional. Kolaborasi yang baik dalam HKTI juga akan mendukung pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi, sesuai dengan visi dan misi organisasi.

Adellah Anggita Putri, Universitas Muhammadiyah Malang

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Ilustrasi Novo Club by Paragon

Novo Club by Paragon, Masa Depan Inovasi dan Kepemimpinan (Tinjauan Sosiologi Organisasi)

Next Post
Sdgs

Peran Organisasi SDGs Pada Universitas dan Masyarakat Sekitas Dalam Prespektif Chaster Irving Barnard

Related Posts
Total
0
Share