FKUB Kabupaten Malang Gelar Dialog Kebangsaan Harmonisasi Kehidupan

Luluk Mukarromah
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Malang menggelar dialog kebangsaan bertajuk “Meneguhkan Komitmen ToGa, ToMas dalam Menjaga NKRI dan Memantapkan Harmonisasi Kehidupan Bergama, Berbangsa dan Bernegara di Kab. Malang”

Wartacakrawala.com – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Malang menggelar dialog kebangsaan bertajuk “Meneguhkan Komitmen ToGa, ToMas dalam Menjaga NKRI dan Memantapkan Harmonisasi Kehidupan Bergama, Berbangsa dan Bernegara di Kab. Malang”. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Rapat Anusapati Kantor Pemkab Malang, Kamis (26/11).

Dialog kebangsaan yang dibuka langsung oleh Pjs. Bupati Malang, Drs. KH. Sjaichul Ghulam, M.M. ini menghadirkan dua narasumber yaitu, Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Bisri, MS., Kurniawan Muhammad, M.IP. (Dirut Rada Malang).

Hadir dalam kegiatan ini seluruh Forkompinda Kab.Malang: Pjs.Bupati, Polres Malang, Kodim, Kajari Malang, Kepala Pengadilan Negeri Malang dan beberapa OPD:Setda, Bakesbagpol Kab.Malang, Bintal, Plt. Asisten Adminstrasi Pmbngunan/Kadis PMD, juga dihadiri komidioner KPU dan Bawaslu.

Selain itu hadir juga perwakilan Toga Tomas Se Kab.Malang berjumlah 55 orang, pengurus FKUb Kabupaten Malang berjumlah 17 orang dan beberapa Tamu undangan.

Dalam materinya, KH. Mohammad Bisri membahas tentang keterkaitan anatara agama, bangsa dan negara. Menurutnya agama adalah suatu kepercayaan dan penyembahan terhadap “kuasa” dan “kekuatan yang luar biasa” di luar diri manusia.

“Agama dapat memberikan kontribusi yang positif sebagai faktor integratif yang menghargai kemajemukan masyarakat dan bukan sebagai faktor disintegratif yang mendukung eksklusifisme dalam masyarakat,” terangnya.

Ia pun menajeskan tentang hubungan bangsa dan negara. Menurutnya, atas dasar kesepakatan dan konsensus bersama, merasa senasib sepenanggungan, maka bangsa ini membentuk sebuah negara dengan berbagai macam sistem.

“Negara adalah suatu organisasi yang berasal dari sekelompok atau lebih masyarakat yang secara bersama-sama menempati suatu daerah tertentu, serta mengakui adanya aturan dari suatu pemerintahan yang harus ditaati demi keselamatan diri mereka sendiri,” lanjutnya.

Ia kemudian mencontohkan peran organisasi masyarakat nahdlatul Ulama dalam perjalanan bangsa Indonesia. “Empat dasar pendirian NU adalah untuk menumbuhkan sikap kemasyarakatan yang memiliki ciri-ciri : Sikap Tawassuth dan I’tidal, Sikap Tasamuh, Sikap Tawazun, dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar,” pungkasnya.

Sementara itu, Kurniawan Muhammad menjelaskan terkait keunikan, kekuatan, dan kehebatan pancasila. Menurutnya, terdapat beberapa aliran dalam pemikiran politik yang pernah berkembang di Indonesia, Nasionalisme radikal, Tradisionalisme Jawa, Islam, Sosialisme demokratis, dan Komunisme.

“Kelima pemikiran politik ini pernah berusaha diterapkan menjadi ideologi tetap bangsa Indonesia. Namun tidak pernah bisa mengayomi seluruh warga negara Indonesia, karena hanya menguntungkan beberapa pihak, sedangkan Indonesia adalah negara pluralisme,” tutupnya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Lakukan KKN, Mahasiswa Ini Kenalkan Membaca Digital dari Situs Resmi Kemendikbud

Next Post

Gus Miftah Mengajak Jaga Kerukunan Berwarga Negara

Related Posts