Sikap Moderasi Beragama di Masa Pandemi Covid-19

Avatar
Anisah Dwi Zahra, Jurusan Pendidikan Biologi, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Wartacakrawala.com – Fenomena virus covid-19 awal kali teridentifikasi di Indonesia pada bulan Maret 2020 yang menyebar secara cepat. Setiap orang dapat terjangkit penyakit Covid-19 dengan kondisi badan yang kurang sehat, memiliki pola hidup yang kurang sehat serta tidak menjaga jarak atau melindungi jarak.

Kebingungan masyarakat ini karena ada kaitannya dengan aktivitas sosial ataupun praktik keagamaan yang biasanya diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu. Akibat dari bencana Covid-19, pemerintah memutuskan untuk membatasi kegiatan keagamaan seperti shalat di masjid. Meskipun begitu tidak semua menerapkan atau mempraktikkan peraturan tersebut.

Indonesia ialah negeri yang mempunyai berbagai suku, agama, ras, dan budaya. Islam yang moderat merupakan metode pandang, perilaku, serta sikap yang mengambil jalan tengah antara dua pemahaman atau keberagamaan yang ekstrim. Moderat harus dipahami dengan percaya diri terhadap agama yang mengajarkan untuk bersikap adil. Pemahaman moderasi beragama di masa pandemi Covid-19 adalah suatu keharusan yang harus kita terapkan.

Baca juga: Jaga Kesehatan Mental melalui Peningkatan Kereligiusan

Terdapatnya moderasi beragama itu sangat penting dalam menghadapi sikap kita pada masa pandemi covid 19 ini. Kita selaku umat beragama harus menciptakan kerukunan, saling menjaga, dan adil agar tidak memunculkan konflik. Masa pandemi seperti ini kita diharapkan untuk di rumah saja, menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. Kegiatan yang biasanya sering dilakukan di masjid seperti acara-acara pengajian lebih baik dikurangi dan dibatasi. Upaya pencegahannya dilakukan dengan beragam cara oleh banyak pihak.

Sikap moderasi beragama dalam kondisi pandemi Covid-19 yaitu kita harus bersabar menghadapi musibah Covid-19 karena sabar merupakan keyakinan aqidah dan mengikuti anjuran yang telah di terapkan oleh pemerintah, dan pihak berwenang dalam penanganan Covid-19. Sikap tolong menolong untuk mengutamakan keselamatan manusia dalam mengatasi Covid-19 dan dampaknya. Tolong menolong itu harus ikhlas karna perwujudan dalam memperkokoh ukhuwah islamiyah dan basyariya.

Catatan sejarah Islam dalam mengatasi penyebaran wabah penyakit, Khalifah Umar bin Khattab ketika wabah penyakit terjadi di zamannya, pada saat kunjungan ke Damaskus beliau memutuskan untuk kembali ke Madinah karena di kota itu terdapat wabah. Ketika beliau ditanya mengapa menghindari takdir Allah?, “Ya kita akan lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lainnya,” jawab Umar bin Khattab. Maksudnya yaitu memilih untuk menghindar dari takdir satu ke takdir yang lain supaya tidak tertular, dan mencari keselamatan.

Semua ini sudah di atur oleh yang maha Kuasa dan pasti ada hikmah dibalik peristiwa bencana Covid-19 ini. Dari musibah ini kita diajarkan untuk bersikap sabar, saling menjaga, dan saling tolong menolong. Sikap kita untuk menanggapinya berusaha mengajak seluruh masyarakat menurunkan ego masing-masing dalam menerapkan protokol pencegahan infeksi Covid 19 karena penyebaran wabah Covid 19 terus terjadi, tak mengenal usia dan area. (*)

*)Penulis: Anisah Dwi Zahra, Jurusan Pendidikan Biologi, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com

*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum

*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Pemkab Malang Tutup Destinasi Wisata selama Libur Nataru

Next Post

PMM Mitra Dosen Wajak Mengikuti Proses Pembakaran Batu Bata Merah

Related Posts
Total
0
Share