Wartacakrawala.com – Awal tahun 2020 tepatnya bulan Maret, Indonesia digemparkan dengan dua orang wanita yang terpapar covid-19. Hal tersebut diumumkan oleh Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia[1].
Karena adanya berita tersebut seluruh masyarakat Indonesia siap siaga untuk mencari alat pelindung diri agar tidak tertular penyakit mematikan yang sangat cepat menyebarnya tersebut. Tidak sampai 1 bulan, virus tersebut menyebar dengan sangat cepat sehingga pemerintah Republik Indonesia mencari cara untuk memutuskan rantai penyebaran penyakit mematikan ini.
Langkah awal yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia yaitu memerintahkan kepada setiap warganya untuk tidak beraktivitas keluar rumah dan menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)[2], menjaga jarak dengan orang sekitar minimal 1 (Satu) meter, dan tak lupa selalu mengingatkan kepada setiap warganya untuk tetap mengutamakan protokol yang telah dibuat pemerintah, seperti : menggunakan masker ketika hendak bepergian, membawa handsanitizer, dan tak lupa selalu mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta membawa peralatan makan sendiri ketika hendak pergi atau makan direstoran[3]. Sebelum menyuarakan hal tersebut, pemerintah telah meliburkan sekolah diseluruh Indonesia dan melarang adanya aktivitas diperusahaan dan perkantoran[4].
Di era teknologi ini, sangatlah tidak mungkin jika seseorang tidak bisa berkomunikasi dengan alasan jarak. Melalui teknologi telekomunikasi, jarak bukanlah suatu alasan untuk tidak bisa bersosialisasi antar individu maupun kelompok. Jika kita kaitkan dengan kemunculan pandemi covid-19 yang menyebabkan setiap individu maupun kelompok dibatasi dengan alasan untuk memutuskan rantai pandemi covid-19. Adanya teknologi telekomunikasi ini bukanlah suatu halangan untuk beraktivitas dan bersosialisasi dari jarak jauh[5].
Segala hal yang dilakukan secara daring (dalam jaringan) merupakan replika dari aktivitas kehidupan dan bersosial kita sehari-hari, bedanya hal tersebut dikonversikan melalui smartphone dan pc atau laptop anda.
Dengan diberlakukannya peraturan bekerja dan belajar dari rumah, peran teknologi telekomunikasi ini merupakan suatu peranan yang sangat vital. Hal ini dibuktikan dengan penjualan smartphone dan gawai telekomunikasi lainnya, serta penjualan kuota internet yang sangat melejit dimasa transisi ini. Hal tersebut dikutip dari TribunNews yang juga mengatakan bahwa dimasa pandemi ini menjual alat telekomunikasi menjadi suatu strategi bisnis baru[6]. Tak heran jika peran telekomunikasi dibutuhkan untuk menyalurkan segala aktivitas formal maupun non-formal dimasa pandemi yang sangat tidak mungkin jika dilakukan secara normal ini[7].
Tak belangsung lama setelah pemerintah menyuarakan PSBB, kini pemerintah mengubah peraturan baru yang disebut dengan New normal. Hal tersebut didasari dengan ketidakefektifan jika semua aktivitas dilakukan secara daring. Dimasa ini setiap Individu maupun kelompok dibebaskan untuk kembali beraktivitas dan bersosial seperti biasanya dengan tetap mentaati peraturan yang telah disayembarakan oleh pemerintah[8].
Di masa New normal ini pariwisata dibuka kembali. Tempat-tempat rekreasi hiburan memiliki peraturan baru selain membatasi jumlah pengunjung yang masuk, sebagian besar tempat-tempat rekreasi juga telah berperan aktif dalam bidang telekomunikasi guna memutuskan rantai penyakit ini dengan cara membuat dan bergabung dengan lembaga-lembaga yang menyediakan fitur e-ticket, seperti : Traveloka, Agoda, dsb. Agar tidak terjadi kerumunan diantarian tiket pintu masuk tempat wisata[9].
Covid-19 makin lama makin jadi. Sejak peraturan new normal ini ditetapkan pemerintah, angka penularan covid-19 makin melonjak tinggi jauh dari sebelumnya. Pemerintah kembali menyuarakan kepada setiap masyarakatnya untuk kembali beraktivitas dan bersosial dari rumah.
Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran khususnya bagi para orangtua yang anaknya masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Melalui sempel yang telah dibuat oleh suatu pihak, kekhawatiran orangtua ini disebabkan karena khawatir anak-anaknya kecanduan gadget. Selain itu, mereka juga khawatir semakin lama sekolah diliburkan maka semakin banyak pula anak-anak yang terjerumus kedalam pergaulan bebas[10].
Kembali membahas persoalan tentang telekomunikasi, pembelajaran yang awal mulanya diselenggarakan secara offline, dimasa pandemi covid-19 ini pembelajaran sekolah diselanggarankan secara online. Dengan memanfaatkan media telekomunikasi segala hal yang berkaitan dengan aktivitas dan bersosial dari jarak jauh bisa diselenggarakan dengan sangat mudah, dengan memanfaatkan media pembelajaran lewat aplikasi, seperti : Zoom meeting, Google classroom, Telegram, Whatsapp, Google Meet, Live streaming Youtube, dsb[11].
Disamping kemajuan teknologi telekomunikasi untuk bisa bersosial serta beraktivitas dari jarak jauh, hal tersebut memiliki dampak positif dan negatif. Dampak postif dari peran telekomunikasi dimasa pandemi covid-19 ini diantaranya seperti apa yang kita bahas sebelumnya bahwa telekomunikasi dapat memudahkan segala aspek dalam beraktivitas dan bersosial secara online[12].
Adapun dampak yang menyebabkan para orangtua mengeluh yaitu disebabkan oleh hadirnya peran telekomunikasi dalam bersosial dan beraktivitas sekolah sebagai pengganti aktivitas normal seperti biasanya. Diantaranya para orangtua mengeluh karena terus menerus harus membeli kuota belajar sehari-hari sang anak, namun pemerintah telah menemukan solusi tersebut dengan cara memberikan kuota belajar kepada setiap siswa maupun mahasiswa diseluruh penjuru negeri. Tetapi setelah diperhitungkan, bantuan kuota belajar dari pemerintah justru kurang cukup untuk memenuhi standar kebutuhan siswa dan mahasiswa sehari-hari, hal ini menyebabkan para orangtua harus kembali membelikan kuota tambahan kepada anak-anaknya. Hal tersebut mungkin mudah bagi para orangtua yang mampu, tetapi hal tersebut akan berat jika ditanggung oleh orangtua yang kurang mampu dalam finansialnya.
Selain kendala dalam kuota belajar, kendala sinyalpun menjadi aspek yang harus diperhatikan dalam kendala penggunaan teknologi telekomunikasi ini[13]. Jika sinyal kurang baik saat sedang pembelajaran online, apabila kita kaitkan dengan psikologi hal ini memungkinkan menurunnya semangat belajar pada setiap siswa maupun mahasiswa, mungkin sebagian guru atau dosen mewajarkan hal tersebut, tetapi mungkin ada sebagian lagi yang tidak mewajarkan hal tersebut, padahal memang hal ini benar-benar terjadi dan patut diwajarkan oleh siapapun[14].
Dikutip dari riset KompasNews mengatakan bahwa mayoritas siswa mengeluh karena kejenuhan yang dialami saat belajar online dikarenakan mereka berpendapat bahwa pembelajaran daring tersebut dirasa kurang kreatif. Mereka ingin para guru atau dosen lebih mengutamakan sistem pembelajaran online dengan metode yang lebih kreatif serta berinovatif lagi agar para pelajar dan mahasiswa tidak jenuh saat pembelajaran online berlangsung[15].
Pada bulan januari 2021 pemerintah Republik Indonesia berwacana untuk kembali mempersilahkan jenjang-jenjang pendidikan untuk kembali beraktivitas normal dengan mengutamakan protokol yang telah dibuat oleh pemerintah[16].
Rencana pembelajaran secara tatap muka kembali oleh pemerintah ini justru dibarengi oleh terus menerusnya lonjakan angka pasien positif yang terkena dampak covid-19 ini. Berdasarkan data yang dikutip dari situs Merdeka, mengatakan bahwa kasus wabah ini makin hari makin jadi, pada bulan Desember 2020 pasien yang terkena dampak postif covid-19 semakin bertambah menjadi 581.550 orang yang dinyatakan positif covid-19 ini[17].
Selain itu, menurut KompasNews menyatakan bahwa ternyata setelah dilakukan penelitian jumlah kasus positif pada bulan Desember lebih tinggi dari pada jumlah kasus pasien postif pada bulan-bulan sebelumnya[18]. Dengan adanya hal ini, pemerintah tentu akan mempertimbangkan kembali wacana sistem pembelajaran tatap muka yang akan diselenggarakan taun 2021.
Maka dari itu, perlunya peran orangtua yang tetap sabar mendapingi anak-anaknya demi kemajuan negeri ini. Tak hanya dijenjang pendidikan, peran telekomunikasi dimasa pandemi covid-19 ini sangat berperan aktif dalam media bisnis online yang sangat membantu menambah penghasilan bagi sebagian orang dimasa pandemi yang begitu sulit untuk mencari pekerjaan ini.
Media bisnis online, seperti : Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak, JDid, Olx, Zalora, dan lain sebagainya. Hal itu memberikan kemudahan bagi penjual maupun pembeli dalam bertransaksi jual beli secara online. Dalam bertransaksi pun tak perlu berkontak langsung dengan pedagang maupun kurir yang mengantarkan, anda bisa bertransaksi lewat pembayaran digital yang tersedia, seperti : Shopeepay, Gopay, Transfer Bank (Via Virtual Account), OVO, Link aja, DANA, Sakuku, Doku, True Money, dan lain sebagainya.
Selain memudahkan para penjual dan pembeli dalam bertransaksi jual beli online, hal tersebut juga mendukung untuk memutuskan rantai covid-19 dimasa pandemi yang begitu mengancam kesehatan bagi semua orang.
Tak bisa dimungkiri, peran jaringan telekomunikasi dimasa pandemi covid-19 begitu berarti bagi dunia. Pada kenyataannya, teknologi telekomunikasi ini sangat bermanfaat bagi semua orang untuk beraktivitas dan bersosial secara virtual. Namun, terus menerus hidup dalam dunia virtual ini sangatlah tidak nyaman bila terlalu lama. Saya berharap pandemi covid-19 ini segera musnah dan hilang dimuka bumi, agar kita bisa hidup tenang dan menghirup udara segar tanpa menggunakan masker yang begitu pengap ini. Selalu mengutamakan protokol kesehatan merupakan peran utama dalam mendukung kemusnahan pandemi yang begitu meresahkan.
Rajin mencuci tangan dan menghindari aktivitas keluar rumah jika tidak begitu penting merupakan cara jitu untuk mengakhiri serangan pandemi ini. Maka dari itu, sebagai warga negara yang cerdas mari kita bersama-sama mendukung program pemerintah dalam rangka memutuskan rantai pandemi ini demi kenyamanan bersama. Stay safe and stay healthy!. (*)
*)Penulis: Muhammad Faruq Alwan
Program Studi Sistem Telekomunikasi 2020 Kelas A, Universitas Pendidikan Indonesia
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com
*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum
*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim
Daftar Pustaka
[1] “Fakta Lengkap Kasus Pertama Virus Corona di Indonesia Halaman all – Kompas.com.” https://nasional.kompas.com/read/2020 /03/03/06314981/fakta-lengkap-kasus-pertama-virus-corona-di-indonesia?page=all (diakses Des 30, 2020).
[2] M. Hasrul, “ASPEK HUKUM PEMBERLAKUAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR (PSBB) DALAM RANGKA PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19),” hlm. 14.
[3] “Protokol Kesehatan di Luar dan di Dalam Rumah untuk Melindungi Keluarga dari COVID-19 – Alodokter.” https://www.alodokter.com/protokol-kesehatan-di-luar-dan-di-dalam-rumah-untuk-melindungi-keluarga-dari-covid-19 (diakses Des 30, 2020).
[4] “Ini Alasan Mendikbud Dukung Pemda Liburkan Sekolah | Kabar24,” Bisnis.com, Mar 15, 2020. https://kabar24.bisnis.com/read/20200315/ 79/1213527/ini-alasan-mendikbud-dukung- pemda-liburkan-sekolah (diakses Des 30, 2020).
[5] F. Indasari dan I. Anggriani, “KRISIS KOMUNIKASI PADA MASA PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Pemberitaan Penyebaran Covid-19 melalui Udara),” Prof. J. Komun. Dan Adm. Publik, vol. 7, no. 1, hlm. 1–11, Jun 2020, doi: 10.37676/professional.v7i1.1086.
[6] “Penjualan Smartphone Global Turun, Hp China Xiaomi Malah Melejit | Samsung Masih Perkasa di Puncak – Tribun Pontianak.” https://pontianak.tribunnews.com/2020/06/02/ penjualan-smartphone-global-turun-hp-china-xiaomi-malah-melejit-samsung-masih-perkasa-di-puncak (diakses Des 30, 2020).
[7] R. Komalasari, “MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI MASA PANDEMI COVID 19,” TEMATIK, vol. 7, no. 1, hlm. 38–50, Jun 2020, doi: 10.38204/tematik.v7i1.369.
[8] “Sederet Alasan Pemerintah Terapkan New Normal.”https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5039532/sederet-alasan-pemerintah-terapkan-new-normal (diakses Des 30, 2020).
[9] “8 Aplikasi Pesan Tiket Pesawat Murah Terbaru 2020 | Jalantikus.” https://jalantikus.com/tips/aplikasi-pesan-tiket-pesawat/ (diakses Des 30, 2020).
[10] B. Indrawati, “Tantangan dan Peluang Pendidikan Tinggi Dalam Masa dan Pasca Pandemi Covid-19,” J. Kaji. Ilm., vol. 1, no. 1, hlm. 39–48, Jul 2020, doi: 10.31599/jki.v1i1.261.
[11] D. Sawitri, “Penggunaan Google Meet Untuk Work From Home Di Era Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19),” hlm. 9, 2020.
[12] U. Hanifah Salsabila, L. Irna Sari, K. Haibati Lathif, A. Puji Lestari, dan A. Ayuning, “Peran Teknologi Dalam Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19,” Al-Mutharahah J. Penelit. Dan Kaji. Sos. Keagamaan, vol. 17, no. 2, hlm. 188–198, Nov 2020, doi: 10.46781/al-mutharahah.v17i2.138.
[13] A. Kahfi, “TANTANGAN DAN HARAPAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MASA PANDEMI COVID 19,” vol. 03, hlm. 18, 2020.
[14] “Kendala dan Solusi Belajar pada Masa Covid-19.” https://www.koranbernas.id/kendala-dan-solusi-belajar-pada-masa-covid19 (diakses Des 30, 2020).
[15] “Kejenuhan Belajar Siswa pada Masa Pandemi Halaman 1 -Kompasiana.com.” https://www.kompasiana.com/tengkuemalia/ 5f3bf9f8097f3647ce715013/kejenuhan-belajar-siswa-pada-masa-pandemi (diakses Des 30, 2020)
[16] “Mendikbud Nadiem Makarim: Sekolah Tatap Muka Dimulai Januari 2021 | Parentstory Blog.” https://www.parentstory.com/blog/mendikbud-nadiem-makarim-sekolah-tatap-muka-dimulai-januari-2021 (diakses Des 30, 2020).
[17] “Data Terkini Jumlah Korban Virus Corona di Indonesia | merdeka.com.” https://www.merdeka.com/peristiwa/data-terkini-jumlah-korban-virus-corona-di-indonesia.html (diakses Des 30, 2020).
[18] “Sudah 507 Nakes Meninggal karena Covid-19, Terbanyak di Bulan Desember Halaman all – Kompas.com.” https://www.kompas.com/tren/read/2020/ 12/29/130000965/sudah-507-nakes-meninggal-karena-covid-19-terbanyak-di-bulan-desember?page=all (diakses Des 30, 2020).