Intensitas Penggunaan internet dan Peran Vital Industri Telekomunikasi

Luluk Mukarromah
Nuriah Fadhilaturachman Program Studi Sistem Telekomunikasi 2020 Kelas A, Universitas Pendidikan Indonesia
Nuriah Fadhilaturachman Program Studi Sistem Telekomunikasi 2020 Kelas A, Universitas Pendidikan Indonesia

Wartacakrawala.com – Pada saat ini umat manusia sedang dihadapkan dengan wabah virus yang menjadi bencana bagi seluruh dunia, yaitu coronavirus disease. Wabah ini awalnya hanya ditemukan di Wuhan pada sekitar akhir tahun 2019. Namun, saat ini virus tersebut telah menyebar ke seleruh dunia dan telah dinyatakan sebagai pandemic oleh organisasi kesehatan dunia (World Health Organitation ).

Saat ini banyak negara melakukan pembatasan interaksi sosial karena dirasa hal tersebut merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran virus. Apalagi saat ini banyak orang yang terpapar virus tanpa disertai dengan gejala.

Berdasarkan hal tersebutlah pemerintah Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar angka penyebaran virus ini dapat ditekan. Namun, seiring berjalannya waktu pembatasan sosial yang dilakukan dirasa tidak membuahkan hasil karena pada kenyataanya angka penyebaran Covid-19 ini kian meningkat dari waktu ke waktu. Bahkan hal ini justru menimbulkan dampak negatif yang besar bagi berbagai aspek kehidupan terutama dalam sektor ekonomi dan pendidikan.

Seperti yang kita ketahui sektor ekonomi dan pendidikan merupakan sektor vital bagi kehidupan negara. Ekonomi seperti roda perputaran kehidupan bangsa dan pendidikan seperti pondasi awal bangsa bagi para penerusnya. Namun, ditengah pandemi seperti ini apakah kedua sektor tersebut dapat berjalan dengan baik walaupun terdampak Covid-19?.

Banyak sumber menyebutkan bahwa dalam sektor ekonomi sendiri terutama untuk usaha mikro kecil menengah mereka mengalami kesulitan akibat terdampak Covid-19. Apalagi kebanyakan dari mereka hanya mengandalkan sistem pemasaran konvensional dari mulut ke mulut sehingga produk mereka hanya dikenal oleh sebagian orang dan dalam ruang lingkup yang kecil.

Kondisi ini tentunya menjadi masalah besar bagi lapisan masyarakat kecil dan menengah karena di tengah keterbatasan di saat pandemi seperti ini mereka mengalami kondisi ekonomi yang sulit pula. Selain itu, dalam sektor pendidikan juga terdapat banyak tantangan karena kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang mulai ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada sekitar awal Maret 2020 lalu.

Pembelajaran yang awalnya dilakukan secara tatap muka dipaksa berubah menjadi pembelajaran jarak jauh secara online demi memutus rantai penyebaran Covid-19. Kondisi ini tentunya menyebabkan kedua sektor tersebut dan seluruh sektor dalam kehidupan kita perlu melakukan adaptasi dengan masa pandemi yang diwajibkan minim kontak fisik.

Baca juga: Peran Mahasiswa dalam Meningkatkan Literasi Digital Masyarakat

Kita mesti seminimal mungkin menjaga jarak dengan orang sekitar, misalnya seperti berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari, proses pembelajaran, bahkan sampai bekerja dari rumah yang semuanya dilakukan secara online. Pembatasan tersebut seharusnya tidak akan menjadi masalah besar karena pada era Revolusi Industri 4.0 seperti saat ini teknologi semakin canggih sehingga mampu memudahkan segala pekerjaan kita.

Teknologi digital yang sekarang berkembang pesat dirasa menjadi jalan keluar terbaik yang dapat kita manfaatkan pada kondisi saat ini. Penerapan sistem yang mampu menghubungkan keseluruhan teknologi tanpa harus melakukan kontak fisik dirasa cocok dan sangat dibutuhkan pada masa Pandemi Covid-19. Tentunya banyak media atau platform online yang dapat kita gunakan sebagai jalan keluar dari permasalahan kita saat ini. Namun, masalah tersebut tidak sepenuhnya terselesaikan.

Kenyataannya pada saat ini banyak masyarakat yang memiliki keterbatasan fasilitas karena pelaksanaan sesuatu berbasis online ini. Misalnya, masih banyak terdapat masyarakat yang tidak memiliki perangkat seperti mobile phone dan laptop. Tidak hanya itu masalah lain seperti keterbatasan sinyal, mahalnya harga paket internet, dan sulitnya akses internet akibat tinggal di daerah pedalaman seolah menjadi faktor yang menyebabkan kesenjangan semakin tampak terlihat jelas.

Pada masa Pandemi Covid-19 seperti saat ini, berdasarkan informasi yang didapat dari laman resmi APJII / Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (11/20), jumlah pengguna layanan jasa internet di Indonesia pada kuartal II tahun ini meningkat menjadi 73,7 persen dari seluruh populasi penduduk di Indonesia atau setara dengan sebanyak 196,7 juta pengguna. Hal ini diperkuat juga oleh data dari Badan Pusat Statistik Indonesia yang menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia per November 2020 hampir tembus di angka 200 juta dari populasi penduduk Indonesia yang sebanyak 266,9 juta jiwa.

Peningkatan tersebut tentunya diakibatkan karena kebijakan yang berlaku sekarang. APJII juga melakukan survei terkait dengan intensitas waktu yang dihabiskan kebanyakan masyarakat dalam berinternet. Hasilnya ternyata kebanyakan masyarakat Indonesia menghabiskan waktu rata-rata selama delapan jam per hari untuk mengakses internet. Hal ini tidak mengejutkan mengingat kondisi sekarang yang serba daring.

Jika kita hanya telaah dan lihat dari satu sudut pandang sebagai seorang konsumen tentunya kita akan merasa bahwa industri di bidang telekomunikasi ini merupakan industri yang paling diuntungkan dan tidak terdampak sama sekali, tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Industri telekomunikasi juga akan mendapatkan dampak dari pandemi jika terus menerus dalam kondisi seperti saat ini. Terlebih saat ini tidak ada yang tahu dan dapat menjamin kapan Pandemi Covid-19 akan segera berakhir di Indonesia.

Selain itu, masalah-masalah serta tantangan terkait dengan jaringan telekomunikasi seperti yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya juga perlu menjadi perhatian serius bagi para penyedia layanan jasa industri telekomunikasi. Mereka memilki tanggung jawab besar dalam menyediakan layanan komunikasi yang dapat memuaskan para pengguna dikala pandemi di rumah saja seperti sekarang ini. Penyedia lanyanan telekomunikasi dituntut mesti melayani pengguna dengan baik melalui jaringan yang optimal dan juga dapat melayani keseluruhan wilayah yang ada di Indonesia.

Dalam kondisi pandemi seperti saat ini para penyedia layanan jasa telekomunikasi diharuskan saling bekerja sama dalam membangun infrastruktur jaringan yang baik dan efektif. Hal tersebut mesti dilakukan karena banyak masyarakat terutama pelajar dan mahasiswa yang mengeluhkan tentang kecepatan jaringan yang kurang stabil dan merata sehingga berdampak pada sulitnya mereka untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.

Namun, hal tersebut membuat para penyedia layanan jasa komunikasi harus memutar otak karena menurut penuturan Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara, Adam Gifari dalam wawancaranya bersama CNBC Indonesia mengatakan bahwa untuk penggunaan jaringan internet dalam intensitas atau kapasitas yang tinggi diperlukan fiber optic pada setiap tower agar data yang ditransmisikan dapat diterima dengan baik dan pengalaman dalam berinternet dapat memuaskan. Namun, saat ini jumlah tower yang ada di Indonesia masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah populasi penduduk Indonesia sehingga permintaan lebih besar dibanding dengan sarana yang ada pada saat ini.

Dari penuturan tersebut kita menjadi sadar bahwa para penyedia layanan jasa komunikasi ini memegang peranan yang sangat penting dalam kondisi saat ini. Banyak hal yang perlu dilakukan oleh para penyedia lanyanan jasa telekomunikasi, apalagi dengan banyaknya permintaan dari para pengguna layanan jasa telekomunikasi terkait dengan meningkatnya kebutuhan internet pada masa pandemi. Akan tetapi, kurangnya sarana menjadi penyebab terhambatnya pemenuhan kebutuhan.

Kemudian apa yang dapat kita lakukan saat ini? Mengingat pada kondisi saat ini mobile device dan jaringan internet merupakan dua komponen yang sangat diperlukan dan tidak dapat dipisahkan agar kita dapat terhubung secara online. Tentunya hal tersebut akan menjadi masalah yang cukup serius, apalagi ketidakpastian terkait kapan Pandemi Covid-19 ini akan berakhir semakin menambah momok menakutkan bagi kita. Pastinya perlu adanya aksi dari pihak terkait dan pemerintah untuk mengatasi kondisi saat ini agar dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, marilah kita berdoa agar bencana besar ini segera berakhir di Indonesia. Dengan demikian, seluruh sektor dalam kehidupan kita dapat segara pulih dan membaik. (*)

*)Penulis: Nuriah Fadhilaturachman
Program Studi Sistem Telekomunikasi 2020 Kelas A, Universitas Pendidikan Indonesia

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com

*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum

*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim

Daftar Pustaka
[1] P. Radanliev et al., “COVID-19 what have we learned? The rise of social machines and connected devices in pandemic management following the concepts of predictive, preventive and personalized medicine,” EPMA J., vol. 11, no. 3, pp. 311–332, Sep. 2020, doi: 10.1007/s13167-020-00218-x.

[2] Universitas Bhayangkara et al., “Pemanfaatan Media Sosial dan Ecommerce Sebagai Media Pemasaran Dalam Mendukung Peluang Usaha Mandiri Pada Masa Pandemi Covid 19,” J. Sains Teknol. Dalam Pemberdaya. Masy., vol. 1, no. 1, pp. 51–62, Jul. 2020, doi: 10.31599/jstpm.v1i1.255.

[3] B. UIN Sunan Gunung Djati, W. Darmalaksana, R. Y. A. Hambali, and A. Masrur, “Analisis Pembelajaran Online Masa WFH Pandemic Covid-19 sebagai Tantangan Pemimpin Digital Abad 2,” pp. 1–12, 2020.

[4] S. Erni, R. Vebrianto, Z. A. Mz, and M. Thahir, “Refleksi Proses Pembelajaran Guru MTs dimasa Pendemi Covid 19 di Pekanbaru: Dampak dan Solusi,” J. Educ. Learn., vol. 1, no. 1, pp. 1–10, 2020.

[5] Universitas Garut and A. Latip, “Peran Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pada Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19,” vol. 1, no. 1, pp. 107–115, Jun. 2020.

[6] Universitas Surabaya and H. Christianto, “Penggunaan Media Internet Dalam Pemenuhan Hak Atas Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19 Persepektif Hak Asasi Manusia dan Hukum Pidana,” pp. 239–253, doi: 10.30641/ham.2020.11.239-253.

[7] N. K. Suni Astini, “Tantangan Dan Peluang Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran Online Masa Covid-19,” Cetta J. Ilmu Pendidik., vol. 3, no. 2, pp. 241–255, Jun. 2020, doi: 10.37329/cetta.v3i2.452.

[8] M. Mulyana, B. H. Rainanto, D. Astrini, and R. Puspitasari, “Persepsi Mahasiswa Atas Penggunaan Aplikasi Perkuliahan Daring Saat Wabah Covid-19,” JAS-PT J. Anal. Sist. Pendidik. Tinggi Indones., vol. 4, no. 1, pp. 47–56, Jul. 2020, doi: 10.36339/jaspt.v4i1.301.

[9] A. Feldmann et al., “The Lockdown Effect: Implications of the COVID-19 Pandemic on Internet Traffic,” in Proceedings of the ACM Internet Measurement Conference, Virtual Event USA, Oct. 2020, pp. 1–18, doi: 10.1145/3419394.3423658.
[10] “Laporan Survei Internet APJII 2019-2020 ,” Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. https://apjii.or.id/survei (accessed Dec. 30, 2020).

[11] S. Universitas Muhammadiyah and D. Rahayu, “Analisis Dampak Penerapan PSAK 72 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi di Masa Pandemi Covid-19,” vol. 2, no. 2, pp. 142–158, 2020.

[12] “Pandemi, TOWR Targetkan Penambahan 7 Ribu KM Serat Optik.” https://www.cnbcindonesia.com/market/ 20201110170319-19-200809/pandemi-towr-targetkan-penambahan-7-ribu-km-serat-optik (accessed Dec. 30, 2020).

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Yessi Tiyastanti Program Studi Sistem Telekomunikasi 2020 Kelas B, Universitas Pendidikan Indonesia

Peran Mahasiswa dalam Meningkatkan Literasi Digital Masyarakat

Next Post
Roy Hanafi, mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Malang

Pemanfaatan E-Commerce untuk Meningkatkan Omset Penjualan

Related Posts
Total
0
Share