Tangkal Radikalisme melalui Moderasi Beragama

Avatar
Suasana Webinar Moderasi Beragama bertemakan Pendidikan Toleransi untuk Mengurangi Radikalisme
Suasana Webinar Moderasi Beragama bertemakan Pendidikan Toleransi untuk Mengurangi Radikalisme

Wartacakrawala.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Intensif Terprogram Dari Rumah Angkatan 11 (KKN MIT DR 11) Kelompok 43 UIN Walisongo Semarang menggelar Webinar Moderasi Beragama bertemakan Pendidikan Toleransi untuk Mengurangi Radikalisme, Minggu (30/01).

Kegiatan ini dilaksankan guna memberikan pembelajaran akan pentingnya sikap toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai instansi dengan melibatkan dua narasumber yakni DR. H. Imam Yahya, M.Ag., selaku Ketua Rumah Moderasi Beragama Walisongo dan Baqiyatush Solihah, S.Th.I., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Lapangan KKN MIT DR 11 Kelompok 43.

Baqiyatush Solihah, S.Th.I., M.Si., Dosen Pembimbing Lapangan KKN MIT DR 11 Kelompok 43 menyampaikan bahwa pendidikan toleransi ini penting untuk dipelajari. Mengingat banyaknya keragaman yang hadir di sekitar kita, tentu memerlukan adanya sikap saling menghargai dan menghormati agar tercipta kehidupan yang damai dan sejahtera.

“Kebhinekaan yang ada, tentu menuntut kita untuk bisa bertoleransi antar sesama. Adapun toleransi itu hanyalah satu dari sekian banyaknya hal yang harus dilaksanakan guna menunjang kehidupan berbangsa dapat diartikan sebagai kemuliaan, lapang dada, keramahan, suka memaafkan, menghargai segala perbedaan. Toleransi ini harus dijunjung tinggi demi menjaga keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan bersama,” tutur Baqiyatush Sholihah.

Baca juga: Gus Aan: Moderasi Beragama adalah Kritik

Ia juga memberikan contoh toleransi yang pernah dilakukan oleh salah seorang wali yakni Sunan Kudus. Dalam ajaran Islam, sapi merupakan bagian dari hewan kurban yang dianjurkan untuk disembelih, namun karena melihat banyaknya masyarakat yang masih menganut agama Hindu akhirnya beliau menggantinya dengan hewan lain. Dari kisah ini kita bisa belajar bahwa sikap toleransi sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.

DR. H. Imam Yahya, M.Ag. juga menuturkan bahwa pengetahuan mengenai moderasi beragama ini perlu dipahami dengan baik. Sebagaimana yang kita ketahui, di Indonesia juga sudah terdapat beberapa kasus radikalisme yang tentunya berbahaya dan bisa mengancam kedamaian hidup dalam berbangsa dan bernegara.

“Secara umum, moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap, dan perilaku yang selalu berada di tengah-tengah, serta selalu bertindak adil dan tidak ekstrem dalam praktek agama. Dalam pelaksanaannya, perlu menerapkan beberapa norma yakni saling mendengarkan satu sama lain, saling belajar melatih kemampuan mengelola, dan mengatasi perbedaan pemahaman keagamaan,” jelas Imam Yahya.

Ia menambahkan bahwa moderasi beragama mencakup beberapa indikator yakni komitmen kebangsaan, toleransi dan anti kekerasan, serta moderasi beragama di era milenial. Sedikit berbeda dengan indikator moderasi beragama di Rumah Moderasi Beragama Walisongo, karena menyisipkan satu hal lain yaitu pengembangan nilai-nilai Walisongo yang merupakan akomodasi kebudayaan lokal.

Di akhir webinar, ia menyampaikan harapannya kepada seluruh mahasiswa UIN Walisongo agar kelak setelah lulus, dimanapun diri mengabdi harus bisa membawa islam yang moderat dan rahmatan lil ‘alamin di tengah-tengah masyarakat yang plural saat ini. (*)

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Pelaksanaan talkshow online moderasi beragama yang diadakan oleh mahasiswa UIN Walisongo

Gus Aan: Moderasi Beragama adalah Kritik

Next Post
Mahasiswa KKN UIN Walisongo saat memberikan sembako pada warga lansia

Bantuan Sembako Bagi Lansia di Masa Pandemi

Related Posts
Total
0
Share