Tari Manuk Dadali yang Eksistensinya Mulai Meluntur

Avatar
Pelatihan Tarian Manuk Dadali
Pelatihan Tarian Manuk Dadali

Wartacakrawala.com – Selama pandemi Covid-19 segala aktivitas perkuliahan dilaksanakan secara daring. Termasuk program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang biasanya memiliki posko kali ini berbeda, pelaksanaanya secara mandiri di rumah, atau dikenal dengan sebutan KKN MIT DR. Mahasiswa dituntut untuk membuat program yang menarik baik itu via online maupun offline.

Pada tahun ini mahasiswa UIN Walisongo menyusun beberapa program unggulan salah satunya pelatihan tari. Tari dikhususkan untuk pelajar. Faktor yang mendasari adanya program ini adalah keprihatinan dan kepedulian mahasiswa terhadap perilaku anak yang lebih gemar bermain gadget dibandingkan keluar rumah dan bergaul dengan teman-temannya.

Pelatihan tari Manuk Dadali dilaksanakan siang hari, dimulai pada pukul 13.00 – 15.00 WIB. Kegiatan ini Bertempat di balai desa Kumejing, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang pada Minggu (14/02).

Diikuti oleh 9 siswa dari SDN Kumejing, kegiatan tersebut di awali dengan penjelasan mengenai gerakan dasar menari. Kemudian dilanjutkan dengan peragaan gerakan. Dibantu dengan media seadanya peserta nampak khidmat mengikuti arahan dari pelatih.

Baca juga: KKN 16 Uin Walisongo Bersihkan Sendang Kaliancar

Salah satu anggota Kelompok 62 KKN MIT DR UIN Walisongo Semarang, Nindi Atika sekaligus bertugas sebagai pelatih menjelaskan pelatihan tari ini bertujuan untuk melestarikan kesenian daerah dibidang tari.

“Tari Manuk Dadali merupakan tari yang berasal dari Jawa Barat. Biasanya ditampilkan dalam acara pagelaran seni. Memang saya batasi pesertanya karena situasi yang masih bersinggungan dengan virus Corona,” tuturnya.

Nindi juga mengatakan bahwa pelatihan tari seperti sekarang ini perlu dilestarikan karena bisa mengoptimalkan potensi siswa di bidang kesenian.

“Tari tradisional semakin lama semakin minim peminat, namun jika kita menumbuhkan minat kepada anak sedari dini saya berharap akan ada generasi penerus yang nantinya menggantikan kami sebagai pegiat seni,” tambah perempuan berkacamata itu.

Melestarikan budaya daerah memang sangat perlu sebagai wadah anak yang minat dan berbakat dibidang tersebut.
Salah satu peserta pelatihan tari, Amelia menuturkan bahwa senang mengikuti kegiatan ini.

“Saya suka menari, tetapi saya malu kalau sendirian. Dengan adanya pelatihan ini saya jadi percaya diri,” pungkasnya. (*)

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Mahasiswa Uin Walisongo saat membersihkan Sendang Kaliancar

KKN 16 Uin Walisongo Bersihkan Sendang Kaliancar

Next Post
Mahasiswa kkn uin Walisongo membuat tempat sampah otomatis berbasis sensor

Tempat Sampah Otomatis Berbasis Sensor Buah Tangan Mahasiswa UINWS

Related Posts
Total
0
Share