Peran Agama Islam dalam Memutus Mata Rantai Covid-19

Luluk Mukarromah
Ilustrasi peran agama di masa pandemi, foto: Kompas.com
Ilustrasi peran agama di masa pandemi, foto: Kompas.com

Wartacakrawala.com – Agama dapat dijadikan pedoman bagi setiap manusia untuk menghilangkan rasa kekhawatiran dan kepanikan yang berlebih kepada Tuhannya serta tatanan kaidah yang berhubungan dengan budaya serta pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan, seperti kasus penyebaran covid-19 yang sudah masuk ke indonesia pada tahun 2020 yang lalu. Corona Virus atau yang biasanya disebut dengan Covid-19 adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh SARS Coronavirus 2 (SARS-Cov2) yang baru-baru ini ditemukan.

Coronavirus ialah  virus yang berasal dari subfamilia Orthocronavirinae dalam kelompok  Coronaviridae dan ordo Nidovirales, virus ini dapat menyebabkan penyakit pada mamalia dan burung termasuk juga pada manusia. Pada manusia coronavirus akan mengakibatkan terjadinya infeksi pada saluran pernapasan yang kategori ringan akan muncul gejala seperti pilek dan batuk kering. Covid-19 dapat menular ke manusia melalui kontak erat dan dropet, tidak melalui udara. Sebagian besar orang yamg sudah terjangkit covid-19 akan mengalami beberapa gejala dari yang gejala ringan hingga berat dan dapat kembali sembuh dengan penanganan yang khusus. Kasus corona ini sangat mengkhawatirkan bagi kita semua.

Sejak virus corona masuk ke indonesia banyak aktivitas sosial atau kegiatan keagamaan yang biasanya diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu. Namun, selama adanya pandemi ini semua kegiatan sosial tersebut sangat dibatasi guna untuk memutus mata rantai penularan virus corona ini. Untuk memutus mata rantai penularan covid-19 yaitu dengan cara menjaga jarak (physical distancing), bekerja dari rumah (WFH), belajar dari rumah (daring), dan beribadah di rumah masing-masing.

Hal ini dilakukan guna untuk meminimalisir resiko penularan apalagi baru-baru ini muncul corona virus varian baru dimana corona virus varian baru ini sangat cepat sekali penularannya. Oleh karena itu, kita harus mematuhi protokol kesehatan yaitu dengan cara rajin mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, memakai masker, menjaga jarak, tidak keluar rumah kecuali ada urusan yang sangat penting sehingga mengharuskan untuk keluar rumah. 

Saat ini yang paling penting yaitu menjaga supaya imunitas tubuh selalu terjaga sehingga tidak mudah terserang penyakit. Guna menjaga imunitas tubuh supaya tetap sehat bisa membuat minuman herbal yang bahan-bahannya berasal dari rempah-rempah. Seperti, jahe, kunir, serai,dll. Selain itu juga bisa melakukan berbagai gerakan yoga yang dapat dilakukan untuk menjaga kebugaran badan supaya tetap sehat, kelancaran saluran darah dan pernapasan menjad kunci utama supaya tetap sehat.

Cara lain untuk menjaga supaya imunitas tubuh selalu terjaga diantarannya yaitu istirahat yang cukup umumnya bagi orang dewasa membutuhkan waktu istirahat 7- 8 jam sedangkan untuk usia anak-remaja membutuhkan waktu istirahat 9-10 jam, melakukan aktivtas fisik yaitu selama 150 menit setiap minggunya bisa dilakukan 3-5 hari dalam satu minggu, manajemen stres yang baik yaitu melakukan hal-hal yang menyenangkan diri sendiri seperti melakukan sesuatu yang sesuai hobi, dan mengonsumsi makanan yang bergizi. Persentase penularannya cenderung lebih cepat pada usia lanjut dan yang sudah mempunyai riwayat penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, penyakit pernapasan kronis dimana penyakit seperti ini cenderung lebih cepat mengembangkan infeksi virus covid menjadi penyakit yang sangat serius.

Baca juga: Pandemi dan Kelompok Agamis Namun Pragmatis

Profesor riset sekaligus Peneliti Ahli Utama PMB LIPI, Prof. Dr. Endang Turmudi, mengatakan beberapa hal yang penting dalam pandangan islam. “Sejarah umat islam, wabah virus pernah terjadi dan bisa dihindari melalui ilmu pengetahuan, dengan melakukan beberapa hal, seperti: harus tenang dan jangan takut, menjauhi orang yang sedang sakit, dan untuk beberapa saat perlu menutup pasar, masjid, dan dianjurkan beribadah dirumah masing-masing,” ucap Turmudi.

Dirinya menyebutnya bahwa wabah COVID-19 dalam perspektif umat islam, bisa dilihat sebagai musibah atau azab. Sedangkan menurut Ketua Komisi Perempuan-Remaja dan keluarga (PRK) MUI Azizah mengatakan bahwa disiplin protokol kesehatan merupakan suatu bentuk ikhtiar umat islam untuk menangani pandemi covid-19 ini. Menurutnya dengan adanya dampak virus corona ini membuktikan bahwa penyakit yang disebabkan oleh Virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SAR-CoV-2)  memang benar-benar ada.

Oleh karena itu, agama memberikan arahan kepada umat islam untuk menaati peraturan yang diajarkan oleh agama maupun yang dianjurkan oleh pemerintah untuk mengikuti protokol kesehatan. Jika kita tidak bisa menyadari akan pentingnya menaati protokol kesehatan maka penularan virus corona ini akan terus meningkat dan akan memperparah keadaan. Karena kesadaran diri atas penerapan protokol tidak hanya berdampak pada diri sendiri melainkan untuk semua manusia. 

Agama dalam mengatur kehidupan masyarakat berperan sangat penting karena sebagai pedoman bagi setiap umatnya. Carannya yaitu dengan memberitahukan kepada penganutnya agar taat pada ahli keamanan publik, para ahli ilmu kesehatan, maupun pada otoritas yang berwenang dalam menjaga keamanan, kenyamanan, dan keselamatan semua wargannya. Melindung satu nyawa seperti menyelamatkan seluruh umat manusia. Beragama yang melek akan dunia digital seperti melek akan ilmu kesehatan khususnya pada masa pandemi covid sangat diperlukan pada saat ini dan masa yang akan datang manakalah tantangan makin banyak dan makin meluas.

Semenjak virus corona masuk ke indonesia kegiatan keagamaan seperti sholat berjamaah  yang mulanya dilakukan di masjid sekarang dianjurkan sholat di rumah masing-masing bukan karena melarang orang-orang untuk melalaikan kewajiban agamanya, melainkan untuk mengurangi adanya resiko penularan virus corona. Kembali pada sunnah Rasulullah Nabi Muhammad Saw yang menganjurkan seluruh umatnya untuk senantiasa selalu menjaga kebersihan bukan hanya secara fisiknya saja melainkan harus menjaga mental (hati). Hal ini dapat dilakukan seperti senantiasa menjaga wudhu.

Anjuran untuk stay at home adalah bagian dari suatu ikhtiar. Bukan dari sektor keagamaan saja yang terdampak pandemi covid ini melainkan dari segi perekonomian, pendidikan dan sosial banyak yang diberhentikan sementara. Pemerintah indonesia juga mengeluarkan peraturan terkait diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pada dasarnya PPKM merupakan upaya untuk menekan menularnya virus corona, namun akibat adanya suatu pandemi ini justru telah mengguncang di berbagai tatanan dengan beragam dampak panjangnya. Dengan adanya peraturan ini setidaknya dapat memotong rantai penyebaran covid-19 yang sudah menyebar ke berbagai negara.

Persoalan sosial, spiritual, dan psikologi menjadi suatu permasalahan yang sangat serius semenjak corona virus menyerang ke seluruh aspek kehidupan. Situasi ini kemudian menjadi lebih parah sehingga semua aktivitas manusia di rubah sehingga menimbulkan kegagapan dalam proses adaptasinya. Begitu banyak masalah yang terjadi yang menguji kesabaran meskipun pemerintah sering memberikan bantuan berupa uang maupun sembako namun pembagian tersebut belum merata. Sehingga banyak masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan padahal anjuran protokol kesehatan sangat penting bagi kita semua. Semakin banyak orang-orang yang mengacuhkan protokol kesehatan dan makin banyak pula kasus kelonjakan setiap harinya. Sangking banyaknya masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan tentu menjadi tantangan terbesar bagi pemerintah.

Pemerintah juga terus berupaya dalam penanganan wabah covid-19 ini salah satunya dengan pemberian vaksin secara gratis kepada seluruh masyarakat supaya untuk menjaga kekebalan tubuh terhadap viru corona ini sehingga indonesia terbebas dari wabah virus corona-19. Untuk itu dihimbau kepada masyarakat supaya tidak khawatir akan ketersediaan vaksin. Perlu diingat meskipun sudah melaksanakan vaksin diharapkan kepada masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan.

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menyosialisasikan pentingnya mentaati protokol kesehatan untuk memutus penyebaran virus corona tidak terlepas dari peran tokoh agama. Dalam hal ini tokoh agama diharapkan memberikan edukasi atau pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya mendahulukan kemaslahatan bersama daripada kemaslahatan individu. Pentingnya pencegahan wabah dan penafsiran yang berbeda mengenai makna wabah itu sendiri dan masyarakat perlu memahami jika wabah ini belum hilang dari negara kita maka dari itu perlu adanya ikhtiar, jangan abai terhadap virus corona dan tetap bersikap tenang selama pandemi ini belum hilang dari negara kita.

Peran tokoh agama sangat juga memberikan pengaruh besar terhadap pembentukan tindakan sosial bahkan mampu menggeser tindakan masyarakat ke arah yang diinginkan. Maka dari itu Peran tokoh agama sangat penting pada masa pandemi covid-19 sekarang ini, baik dalam menyampaikan suatu kebijakan pemerintah akan pentingnya bagi setiap orang untuk mentaati protokok kesehatan, terutama untuk menangkal adanya informasi hoaks terkait virus corona ini. Karena tokoh agama merupakan suri tauladan bagi setiap umat ditengah-tengah masyarakat.

Menurut Ustaz Muhammad Azizan Lc menjelaskan di dalam kaidah fikih bahwa menolak mafsadah atau kerusakan jauh lebih diutamakan dari mengambil maslahat atau keselamatan. Oleh karena itu, tentu mencegah kematian atau meluasnya wabah pandemi covid-19 ini lebih baik dilaksanakan daripada menuju ke tempat ibadah namun dalam segi kemudharatan jauh lebih besar. Kebijakan seperti ini semakin diikuti oleh masyarakat dan mulai melakukan penyemprotan desinfektan di setiap lingkungan rumah.

Lalu Ustaz Azizan melanjutkan bahwa pahala sholat berjamaah memang pahalanya besar, tetapi jika tetap mengadakan sholat berjamaah dalam kondisi situasi wabah seperti ini maka akan mendatangkan mafsadah atau kerusakan bagi banyak orang. Dalam kondisi seperti ini melaksanakan ibadah dari rumah memiliki tujuan yaitu dapat memutus penyebaran covid-19 dengan menghindari kontak fisik dan mencegah adanya kerumunan massa. Oleh karena itu pelaksanaan ibadah selama pandemi lebih baik dilakukan dirumah demi menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa Nomor 14 Tahun 2020 yang berisi tentang himbauan kepada seluruh umat muslim yang berada didaerah yang potensi penyebaran virus terbilang masih tinggi untuk sementara waktu demi menghindari kerumunan, maka diperbolehkannya untuk meninggalkan ibadah solat jumat dan menggantikannya dengan solat dhuhur dirumah masing-masing. Demikian pula banyak metode dakwah yang mulanya dilakukan secara langsung atau tatap muka seperti dimajlis taklim, masjid maupun dimushola sekarang bisa melalui sarana vidio conference. (*)

*)Penulis : Fuzna Amaliana, UIN Walisongo

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com

*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum

*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Ilustrasi pragmatisme di masa pandemi, gambar: freedomnesia

Pandemi dan Kelompok Agamis Namun Pragmatis

Next Post
Pemuda kresekan dan Mahasiswa KKN UIN Walisongo usai adakan lomba

Meriahkan HUT RI, Pemuda Kresekan Gelar Perlombaan

Related Posts
Total
0
Share