Wartacakrawala.com – Perkembangan media sosial saat ini tidak lepas dari berita hoaks yang menyesatkan masyarakat. Agar tak terjebak, pentingbagi kita untuk mengenali ciri-ciri hoaks di media sosial.
Salah satu yang paling mencolok adalah judul yang provokatif, sehingga membuat masyarakat yang membacanya bisa langsung terpancing emosi.
Soal hoaks ini diungkap oleh Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pakuan, Dini Valdiani, M. Si, dalam acara ‘Waspada! Jangan Termakan Kabar Bohong’, Senin (6/9/2021).
“(Hoaks) Paling banyak itu dari media sosial 87,5 persen, dan diikuti lewat aplikasi chatting seperti WhatsApp,” ungkapnya.
Baca juga: Segera Daftar, Kartu Prakerja Gelombang 20 Telah Dibuka
Dini juga memaparkan ciri-ciri hoaks yang sering muncul di media sosial, seperti:
1. Judul provokatif
Menurut Dini, judul berita hoaks identik dengan sensasional dan provokatif. Gara-gara masalah judul ini, bahkan sampai bisa menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat.
2. Tidak ada sumber referensi yang jelas
Sebuah berita yang dapat dipercaya haruslah dilengkapi adanya sumber referensi yang jelas. Sebaliknya, berita hoaks tidak memiliki sumber referensinya yang jelas.
Bahkan, berita hoaks sering tidak mencantumkan nama penulis. Dan parahnya, nama ilmuwan dari berita hoaks terkesan fiktif alias imajinatif.
3. Minta disebarkan dan diviralkan
Ciri-ciri lain dari hoaks adalah permintaan untuk disebarkan atau diviralkan. Biasanya ini sering terjadi pada hoaks yang beredar di aplikasi chatting. Itu sebabnya, jangan pernah asal kirim pesan tanpa melihat sumber jelasnya, ya.
Baca juga: Dibuka Bertahap, 6 Spot Menawan Bromo Ini Sudah Bisa Dinikmati
4. Cocoklogi
Berita hoaks seringkali memasukkan cocoklogi. Hal ini terjadi ketika berita hoaks yang disebarkan, menggunakan kalimat yang seolah-olah ilmiah. Tak hanya itu, cocoklogi dari berita hoaks juga terjadi adanya campuran konspirasi.
5. Manipulasi foto dan gambar
Menurut Dini, berita hoaks juga kerap menampilkan foto atau gambar yang dimanipulasi.
Tujuannya adalah untuk mendukung pesan hoaks tersebut agar masyarakat yang membacanya semakin percaya.