Wartacakrawala.com – Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Dari Rumah (RDR) yang ke 77 kelompok 41 mengadakan webinar terkait Moderasi Beragama yang berjudul “Dakwah moderat Walisongo:sebagai sarana untuk meneguhkan jiwa toleransi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Selasa (26/10/2021). Dengan didampingi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bp. Rofiq, M.Si, dan Ust. Nur Hidayatullah, S.H,M.H sebagai narasumber webinar tersebut.
Sebagai pemateri Ust. Nur Hidayatullah, S.H, M.H menuturkan bahwa Moderat itu tidak terlalu ekstrim dan bisa merangkul yang lainnya.
Wali songo merupakan auliullah atau wali-wali Allah yang tersebar diseluruh penjuru tanah jawa, orang Jawa menyebutnya cikal bakal tanah jawa. Sesuai dengan namanya wali songo yaitu wali yang terdiri dari Sembilan orang yang tersebar di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Meskipun begitu, kesembilan wali tersebut masih saling berkesinambungan maksudnya disini masih ada nasab-nasab atau hubungan menantu atau mertua yang menjadikan wali songo itu menjadi satu kesatuan.
Baca juga: Bicara Moderasi Beragama, KKN UIN Walisongo Membuat Video Edukasi
Ajaran islam yang diajarkan oleh kesembilan wali tersebut yaitu dengan sedikit demi sedikit atau tadrij (bertahap) tidak dilakukan secara instan atau mendadak.
Konsep islam wasathiyah atau moderasi beragama dilakukan oleh wali songo dengan tujuan mempermudah menyebarluaskan ajaran islam dan agama islam dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas.
Selain itu, agar masyarakat mengenal agama islam sebagai agama rohmatan lil ‘alamin yang mana tidak membedakan agama, ras, warna kulit, suku bangsa dan nasab atau keturunan. Dalam agama islam semua sama rata tidak ada yang membedakan terkecuali takwa dari tiap-tiap orang islam itu sendiri.
Moderasi bermakna keseimbangan atau wasathiyah yang berarti tengah-tengah. Moderasi memunculkan sikap toleransi, namun sikap ini mengundang banyak pro kontra oleh masyarakat.
Masyarakat yang setuju akan adanya sikap moderasi, mereka berbaur dengan pemeluk agama lain, saling membantu ketika ada yang kesusahan, dan menerapkan sikap toleran pada sesama. Berbeda dengan pendapat masyarakat yang kontra atau tidak setuju akan adanya moderasi beragama mengungkapkan berbagai pendapat akan tidak setujunya memiliki sikap yang moderat.
Mereka memiliki pemahaman ketika menjadi seorang yang moderat mereka tidak bisa mempertahankan agamanya, membiarkan umat agama lain ikut campur pada kehidupannya, menjadi seseorang yang tidak beragama secara utuh atau sungguh-sungguh taat dalam suatu agama. (*)