Wartacakrawala.com – Gerakan Pemuda Ansor bersama Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Malang menggelar diskusi kolaborasi dan silaturahmi. Mengusung tema “Blue Print Kontribusi Milenial dalam Pembangunan Kabupaten Malang” digelar di Esto Coffee Bululawang, Senin (10/1/2022).
Dikusi dibuka langsung oleh Wakapolres Malang Kompol Rizky Tri Putra Erryka Adi Wijaya. Dalam sambutannya ia mengapreasiasi adanya diskusi antar pemuda Kabupaten Malang tersebut.
“Ini merupakan progres yang luar biasa, dimana pemuda Ansor dan Pemuda Muhammadiyah dapat duduk bersama dan peduli untuk membahas arah pembangunan Kabupaten Malang,” jelasnya.
Ia berpesan agar pemuda turut mendukung kepolisian dalam suksesi penanganan pandemi. Dimana, menurut Kompol Rizky, situasi pandemi sudah terkendali dan diharapkan tren tersebut dijaga bersama-sama.
Diskusi yang dimoderatori oleh Zulham A. Mubarak itu, dibuka dengan membahas Rencana Tata Ruang Wilayah (RT-RW) Kabupaten Malang.
ketua GP Ansor Kabupaten Malang, Gus Fatkhurrozi membuka penyampaiannya dalam diskusi dengan menyinggung soal liarnya ideologi-edeologi baru yang masuk di Kabupaten Malang.
Menurut Gus Rozi, penting bagi pemuda Ansor dan pemuda Muhammadiyah untuk bersinergi dan membentengi Kabupaten Malang dari ideologi liar tersebut.
“Membahas tentang isu ideologi, banyak sekali ideologi yang terus berusaha masuk di Kabupaten Malang. Ini, jika tidak kita bentengi dengan baik, akan sulit untuk perkembangan pembangunan yang kita inginkan,” jelasnya.
Lebih jauh, dalam pembangunan Kabupaten Malang, ia menyebut bahwa peran dari pemuda masih sangat minim dan terbilang kurang berperan.
“Ini karena minimmya ruang yang diberikan oleh pemerintah. Jadi, pemerintah harus memberikan ruang kepada pemuda dalam pembangunan Kabupaten Malang,” tegasnya.
Ia pun mengajak pemuda, baik pemuda Ansor maupun pemuda Muhammadiyah untuk berkontribusi dalam pembangunan Kabupaten Malang. Ia meyakini bahwa peran pemuda akan mampu mendomplang pembangunan daerah.
“Peran aktif pemuda ini penting ya, jangan sampai sudah ada ruang diberikan pemerintah, tapi justru pemuda tidak aktif, dan enggan tampil,” ajaknya.
Lebih jauh, Gus Rozi juga mendorong pemuda untuk terus semangat belajar. Belajar dalam segala bidang, baik dalam bidang agama, sosial, ekonomi, bahkan bidang politik sekalipun.
“Perbedaan adalah hal biasa. Jangan sampai menggunakan kaca mata yang salah karena akan seperti ancaman. Tapi ketika dilihat dari kacamata lengkap maka perbedaan itu akan membuat pemuda akan lebih kuat,” tutupnya.
Sementara itu, Juma’in, ketua Pemuda Muhammdiyah Kabupaten Malang, mengatakan bahwa pembangunan Kabupaten Malang harus dimulai dari grass roots dengan melibatkan peran pemuda.
“Kabupaten Malang memiliki wilayah yang luas. Tentunya memiliki pemuda yang tak kalah banyak, dengan segala kemampuan yang tentunya juga mumpuni dalam pembangunan Kabupaten Malang,” paparnya.
Dalam hal ini, kata Juma’in, pemuda memiliki usia produktif dan memiliki kapasitas yang baik harus berperan aktif dalam pembangunan wilayah.
“Saya juga mengajak agar selalu menjaga kondusifitas Kabupaten Malang, kita tahu pemuda Kabupaten Malang ini luar biasa dengan segala macam perbedaannya. Oleh karena itu mari saling menjaga,” pungkasnya. (*)