Dahlan Iskan Ungkap Semua Fakta Tragedi Kanjuruhan, Simak!

Avatar
Dahlan Iskan / Rengga Sancaya
Dahlan Iskan / Rengga Sancaya

Wartacakrawala.com – Dahlan Iskan menulis tentang detik-detik tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, seusai laga Arema vs Persebaya pada Sabtu (1/10) malam.

Tulisan tersebut berjudul Tragedi Prestasi, Disway edisi Senin (3/10/2022) dan beredar luas di media sosial.

Berikut tulisan lengkap Dahlan Iskan:

POLRES Malang sudah meminta pertandingan itu digeser ke sore hari. Pukul 15.30. Jangan malam hari, pukul 20.00. Polisi sudah mengantisipasi apa yang rawan. Ini bukan pertandingan biasa. Ini Arema lawan Persebaya.

Arema FC juga sudah setuju digeser ke sore hari. Dikirimlah surat ke PSSI Pusat. Tanggal 12 September 2022. Dalam hal ini ke PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Jawaban dari LIB ditulis tanggal 19 September 2022. Isinya: pertandingan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Yakni malam hari. Surat balasan LIB itu ditandatangani direktur utamanya, Ir Akhmad Hadian Lukita MBA QWP.

Arema, kata surat itu, diminta melakukan koordinasi secara optimal ke Polres. Tidak dirinci apa yang dimaksud optimal di situ. Maka jadilah pertandingan tersebut malam hari.

Baca juga: Kapolri Listyo Sigit Prabowo Berjanji Bakal Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan

Sebelum mengirim surat  balasan itu, LIB rupanya  mengadakan rapat lebih dulu dengan apa yang disebut host broadcast. Lembaga inilah yang punya hak siar televisi atas semua pertandingan Liga 1 Indonesia. Tahun ini, siaran langsung Liga 1 hanya bisa dilihat di Indosiar dan Vidio.Com.

Jelaslah ini masalah rating penonton TV. Pihak TV sudah telanjur menyusun acara selama satu tahun. Perubahan atas satu acara bisa mengacaukan acara lainnya. TV telah membayar mahal untuk mendapat hak siar. Juga sudah menandatangani iklan untuk semua acaranya.

Memulai pertandingan pukul 20.00 sebenarnya ditentang se-Indonesia. Bonek juga demo ke PSSI soal jam seperti itu. Berhasil. Persebaya tidak pernah lagi main malam.

Antisipasi lainnya sudah dilakukan Arema: panitia tidak menyediakan tempat untuk suporter Persebaya. Langkah ini bagus. Sudah benar. Bisa mengurangi potensi ketegangan. Toh Stadion Kanjuruhan pasti bisa dipenuhi oleh suporter Arema sendiri. Bahkan saksi mata menyebutkan penonton yang tidak bisa masuk stadion pun masih sekitar 20.000 orang.

Stadion Kanjuruhan tidak di kota Malang. Itu di Kepanjen, jauh di selatan kota Malang. Di situlah sekarang  ibu kota kabupaten Malang. Jarak dari Stadion Gajayana di kota Malang dengan Stadion Kanjuruhan di Kepanjen 25 km.

Kanjuruhan diambil dari nama kerajaan abad ke-6 di sekitar Malang. Raja Kanjuruhan yang terkenal adalah Gajayana.

Polisi sudah benar dengan analisisnya. Panitia sudah benar dengan suratnya ke LIB. Juga sudah benar tidak mengalokasikan jatah kursi untuk suporter Persebaya. Tapi toh terjadi bencana sepak bola yang demikian tragisnya: lebih 125 orang meninggal dunia. Itu angka terbesar kedua di dunia. Untuk sejarah kelam sepak bola. Itu mengalahkan tragedi Heysel ketika Liverpool bertemu Juventus di final Piala Champion.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Anggota TNI tendang suporter Arema FC dalam tragedi kanjuruhan

Panglima TNI Bakal Tindak Pidana Anggota Tendang “Kungfu” Suporter Arema

Next Post
Deklarasi calon Presiden Partai NasDem Pilpres 2024, Anies Baswedan / Tangkapan Layar NasDem Tv

NasDem Resmi Usung Anies Baswedan di Pilpres 2024

Related Posts