Wartacakrawala.com – Bulan Februari identik dengan bulan kasih sayang. Mulai memasuki Bulan Februari, Semua bergembira menyambut dan mempersiapkan, dan merayakan. Begitu juga beberapa kalangan pemuda pemudi di daerah yang merayakannya dengan mencintai daerahnya terutama Kelestarian Lingkungan Hijau dan Bagaimana Pengelolaan Alam agar tetap Lestari. Pelangi yang diharapkan muncul pada bulan kasih sayang ini nampaknya memalingkan senyumnya lagi diawal tahun 2022, bahkan justru Pelangi tersebut berubah menjadi Awan Mendung yang semakin gelap dikarenakan lagi – lagi adanya eksploitasi Pengelolaan Kekayaan Alam di atas bumi Pertiwi Indonesia. Aksi-aksi Simpatik bertema lingkungan hidup dan kepedulian terhadap alam kemudian muncul di berbagai kota. Sebagai wujud kepedulian masyarakat, melihat realitas lingkungan hidup saat ini yang dianggap semakin tidak ramah.
Polemik penambangan mineral selalu memantik konflik yang jauh lebih besar. Ancaman kerusakan lingkungan tidak hanya mengancam keseimbangan alam, tapi juga hidup warga yang menggantungkan kesehariannya dari hasil alam. Problematika lingkungan saat ini tengah menjadi wacana yang tengah menarik perhatian publik. Sayup-sayup lagu tentang rasa cinta dan kasih sayang terhadap lingkungan dan perlawanan pada pembagunan yang menyengsarakan masyarakat petani di suarakan dengan lirik yang menyayat perasaan Khususnya para petani dari, Jawa Tengah, yang beberapa waktu lalu konsisten menyuarakan penolakannya.
Dahulu belum selesai dengan adanya peristiwa Pengelolaan kekayaan alam yang terjadi pada pegunungan Kendeng terhadap pendirian pemanfaatan pabrik semen, saat ini dihadapkan kembali bagaimana problematika terhadap pengelolaan kekayaan alam pada daerah Wadas, Jawa Tengah. Saat ini Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tengah menyita perhatian publik. Tentu hal itu terkait bagaimana pemanfaatan terkait Pengelolaan Kekayaan Alam. Problematika tersebut terjadi karena Pengukuran tanah di Desa Wadas terkait kepentingan penambangan batu andesit pada proyek Bendungan Bener di Desa Wadas Provinsi Jawa Tengah.
Ekonomi Pembangunan dan Tragedi Pengelolaan Kekayaan Alam
Masyarakat adil dan makmur dapat berwujud sebagaimana yang diharapkan, apabila upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi seluruh warga masyarakat guna mengarah kepada peningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang dapat berjalan dengan baik.
Tantangan Indonesia saat ini yakni dengan adanya sumber daya alam yang melimpah bagaimana cara memaksimalkannya. Todaro (dalam Lepi T. Tarmidi, 1992:11) mengartikan pembangunan sebagai suatu proses multidimensional yang menyangkut perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, kelembagaan nasional maupun percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan penghapusan dari kemiskinan mutlak.
Baca juga: Kelangkaan Minyak Goreng, Pemerintah Harus Cepat Kendalikan Harga Dan Kuasai Distribusinya
Sejalan dengan hal tersebut diperlukannya bagaimana Pengelolaan Alam yang terbaik untuk kedepan agar tidak ada yang dirugikan hak – hak nya dalam menikmati hasil dari kekayaan alam yang ada. Alam yang memiliki kekayaan yan melimpah selalu di hadapkan dengan tantangan bagaimana cara mengoptimalkan nya tanpa merugikan hak – hak setiap warga negara yang memiliki wewenang dalam ikut membantu dalam program ekonomi pembangunan negara.
Pertama, kasus Pegunungan Kendeng yang dimulai pada 2014, Semen Indonesia berencana membangun pabrik semen di Kendeng. Pabrik tersebut akan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 3 juta ton untuk melengkapi konsumsi semen yang terus meningkat. Namun, sebagian warga Kendeng menentang pembangunan pabrik semen di kawasan karst yang menyerap air, dan sebagian wilayah Kendeng mengalami kekurangan air.
Selain itu, amdal yang dieksekusi dinilai tidak transparan. Semen Indonesia tidak setuju bahwa karst di lokasi tambang adalah karst biasa yang terbuat dari batugamping berlubang. Suparni, saat itu presiden dan direktur Semen Indonesia, mengatakan perusahaannya memiliki pengalaman membangun pabrik semen di tempat lain untuk menghindari kerusakan lingkungan. Semen Indonesia meyakini pembangunan pabrik semen di Kendeng bertujuan untuk memenuhi permintaan semen di Indonesia yang terus meningkat. Namun, Kepala Kementerian Perindustrian dan BKPM mengatakan terjadi kelebihan pasokan semen di Indonesia.