Wartacakrawala.com – Di era pandemi covid-19 peserta didik berada dalam pilihan-pilihan sulit. Sejak diberlakukannya, sistem pembelajaran daring menjadi dilema bagi sebagian peserta didik. Di satu sisi mereka harus mengikuti proses pembelajaran untuk mengejar cita-cita dan masa depan. Tetapi disisi lain berbagai masalah mengiringi pelaksanaannya.
Semangat untuk dapat terus belajar seakan meredup seiring semakin bertambahnya beban anggaran dalam memenuhi kebutuhan kuota internet. Tidak sedikit siswa mengeluh karena tidak bisa mengikuti pembelajaran secara daring. Dari ketidaksanggupan menyediakan handphone minimnya biaya untuk membeli paket data sampai jaringan yang kurang stabil.
Begitu juga dengan orang tua, kebingungan orang tua bertambah selama pembelajaran daring ini. Dari memikirkan biaya internet yang tidak murah sampai beban ekonomi keluarga yang terimbas corona.
Pembelajaran daring telah mengungkap kondisi lain yang menyebabkan terjadinya kesenjangan dalam dunia pendidikan. Salah satu kesenjangan tersebut nyata terlihat pada perbedaan tingkat ekonomi peserta didik. Kondisi ekonomi ini berkaitan dengan kemampuan siswa mengeluarkan biaya tambahan yang dibutuhkan untuk mengikuti pembelajaran berbasis digital. Tentu keadaan tersebut sangat tidak nyaman di tengah perekonomian yang serba tidak menentu.
Sejak pandemi melanda Indonesia tatanan kehidupan sosial bermasyarakat berubah seiring meluasnya penyebaran covid-19. Aspek yang paling berpengaruh dan terasa tentu saja menyangkut persoalan ekonomi. Akibat pandemi ini roda perekonomian semakin sulit dikarenakan masyarakat tidak leluasa beraktivitas banyak pekerja terkena PHK dan sumber-sumber untuk mendapatkan kebutuhan hidup menjadi macet.
Baca juga: Sanggar Seni Kampung Kembali Bergerak
Melemahnya perputaran ekonomi berujung pada melonjaknya angka keluarga miskin di masyarakat. Keterbatasan ekonomi menjadi salah satu faktor pembelajaran virtual tidak efektif. Orang tua merasa kesulitan menyediakan gawai dan kuota internet. Jangankan membeli gadget untuk mendukung proses belajar mengajar anak-anaknya.
Terkadang orang tua masih kesulitan membeli beras dan bahan pokok lainnya untuk kebutuhan sehari-hari. Sementara itu sistem pembelajaran virtual mensyaratkan cadangan paket data internet harus selalu ada.
Peserta didik setiap hari menerima materi melalui berbagai aplikasi online yang diberikan guru. Mereka juga terkadang harus mendownload konten-konten belajar berupa modul ataupun mengunduh video pembelajaran yang membutuhkan kuota yang besar. (*)