Wartacakrawala.com – Pandemi Corona masih belum menunjukkan tanda kapan akan segera berakhir. Karena itu, semua pihak hendaknya bersama melakukan ikhtiar agar bencana ini dapat segera berakhir.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
الْفَرُّ مِنَ الطَّاعُوْنِ كَالْفَرِّ مِنَ الزَّحْفِ وَالصَّابِرُ فِيْهِ كَالصَّابِرِ فِي الزَّحْفِ (رواه أحمد)
Artinya: Orang yang lari dari ta’un (wabah penyakit) adalah seperti orang yang lari dari pertempuran. Dan orang yang sabar padanya adalah seperti orang yang sabar dalam pertempuran. (HR Ahmad, kitab Al-Jami’us Shaghier, hadits nomor 5972).
Hadits di atas mengibaratkan bahwa wabah ta’un adalah sebuah pertempuran yang mana kita diharapkan bersabar dalam menghadapinya, dan tetap memiliki optimis dalam melewati masa sulit pandemi.
Berbicara masa-masa sulit, mari kita tarik sejarah saat Jepang sempat hancur meledaknya bom di kota Nagasaki dan Hiroshima oleh Amerika. Jepang saat itu lumpuh total dengan korban meninggal mencapai jutaan, dan efek radiasi bom diperkirakan membutuhkan puluhan tahun untuk memperbaiki semuanya.
Kemudian Jepang terpaksa menyerah kepada Sekutu, lalu Kaisar Hirohito mengumpulkan semua Jenderal yang masih hidup dan bertanya:
“Berapa jumlah guru yang tersisa?”
Para jenderal menjawab dengan tegas kepada kaisar bahwa mereka mampu menyelamatkan dan melindungi kaisar tanpa bantuan guru. Lantas, Kaisar Hirohito berkata:
Baca juga: Masker Gratis untuk Masyarakat Desa Sutamaja Brebes
“Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak bisa belajar, bagaimana kita akan mengejar mereka?”
Maka dikumpulkanlah sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kota, karena sekarang kepada mereka (guru) kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan.”
Sejarah ini menjadi bukti dan sebagai ilustrasi bahwa kemajuan sebuah bangsa mutlak memerlukan peran guru. Dengan begitu, sangatlah penting agar kita senantiasa mengangkat kepedulian meningkatkan pendidikan, terutama di tengah situasi pandemi. Pendidikan yang bermutu, secara domino pastilah kelak melahirkan generasi bangsa yang sehat, bukan hanya secara fisik, namun juga dalam aspek secara perekonomian, moral, dan sosial.
Dalam Hal ini, Mahasiswa KKNT dari Universitas Islam Raden Rahmat unira Malang yang sedang mengabdi pada masyarakat Pagak selama 1 bulan, mempunyai program Bimbingan Belajar kepada siswa siswi sekolah dasar.
Ketua KKN memaparkan “kegiatan bimbingan belajar berawal mula ketika kami silaturrahmi ke masyarakat dan banyak yang mengeluh akan pendidikan anaknya, karena dengan pembelajaran daring ini menyita waktu bekerja para orang tua, terutama di desa pagak yang mayoritas sebagai petani,” paparnya.
Dalam kegiatan bimbel ini, kami tetap mematuhi protokol kesehatan. Jadi kisaran 25 anak itu kami menjadi 6 kelompok, jadi 1 kelompok ada 3 – 5 siswa, dan tetap bermasker, mencuci tangan, dan cek suhu sebelum masuk ke dalam ruangan.
Tujuan utama kegiatan Bimbingan Belajar ini adalah agar pembelajaran anak anak tetap terpantau dan membantu orang tua untuk menemani belajar anaknya, sehingga orang tua tetap bisa beraktifitas, bekerja seperti biasanya.
Alhamdulillah, kegiatan bimbel ini diikuti dengan sangat antusias oleh siswa siswi dan sangat didukung penuh oleh para orang tua. (*)