Wartacakrawala.com – Beberapa tahun terakhir isu radikalisme di Indonesia mulai meningkat hal ini dibuktikan oleh beberapa tahun terakhir melalui berbagai gerakan salah satu nya media sosial . menurut direktur pencegahan BNPT Brigjen pol R ahmad nirwakhid menuturkan bahwa konten keagamaan yang tersebar di dunia maya dan biasa diakses masyarakat di Indonesia, 67,7 persen di antaranya merupakan konten keagamaan bernuansa intoleran dan radikal.
Faktanya Di malang sendiri pada bulan Mei tahun 2022 terdapat oknum mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di malang terindikasi jaringan radikalisme JAD (jamaah ansharud daulah).
Maka berangkat dari permasalahan tersebut Malang institute sebagai wadah progresif pemuda yang ada di malang bekerja sama dengan DPRD Jawa Timur memberikan solusi dengan mengadakan kegiatan Sosialisasi dan Diskusi kebangsaan.
Baca juga: Mahasiswa UMM Optimalkan Potensi Agrowisata PESAT Garden di Desa Ngroto
Kegiatan diskusi ini pun di hadiri oleh berbagai instansi sebagai narasumber, Mulai dari instansi polri yang di hadiri langsung oleh Kapolres Malang ( AKBP FERLI HIDAYA ), Rektor universitas Raden Rahmat ( KH. IMRON ROSYADI HAMID ), Ketua PC GP. Ansor Kabupaten Malang ( FAKHRURROZI) dan perwakilan Anggota DPRD Jawa Timur (Auva Zhafiri). Selaku perwakilan muda DPRD Jawa timur beliau menyampaikan “bahwa pentingnya memahami wawasan kebangsaan secara luas dan wawasan beragama, untuk mampu menyaring informasi dengan benar tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal yang mengarah terhadap ide dan gerakan radikalisme” ujar auva zhafiri.
Selaku perwakilan muda DPRD Jawa timur beliau menyampaikan “bahwa pentingnya memahami wawasan kebangsaan secara luas dan wawasan beragama, untuk mampu menyaring informasi dengan benar tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal yang mengarah terhadap ide dan gerakan radikalisme” ujar auva zhafiri.
Di sisi Lain AKBP FERLI Hidayat SH, S.Ik, M.H menyampaikan “paham radikalisme ini bisa menyasar semua kalangan termasuk kalangan intelektual, maka itu penting edukasi tentang pemahaman kebangsaan sejak dini agar generasi muda bangsa ini agar tidak rentan terpapar paham ekstrimis” ujar Kapolres Malang.
Menurut kordinator malang institute “kegiatan ini hadir sebagai sebuah solusi dari kami kaum muda untuk mengedukasi dan membentuk karakter generasi muda kedepan agar nantinya mampu menjadi generasi yang unggul dan setia pada tanah air nya dalam menyambut bonus demografi dan hasil dari narasi diskusi hari ini kami akan sampaikan ke pemerintah kabupaten malang sebagai sebuah rekomendasi dari perwakilan masyarakat “
Kegiatan ini di laksanakan di mirabel hotel dan covention hall yangdi hadiri oleh ratusan peserta yang berasal dari kalangan pemuda dan mahasiswa di malang.