Gubernur Khofifah dan Kebijakan Pengembangan Pesantren

Avatar
Buku Gubernur Khofifah dan Kebijakan Pengembangan Pesantren yang ditulis oleh Abdul Halim Soebahar
Buku Gubernur Khofifah dan Kebijakan Pengembangan Pesantren yang ditulis oleh Abdul Halim Soebahar

Kini para jebolan pesantren, khususnya di Jawa Timur,  tidak perlu cemas lagi, sebab data menunjukkan bahwa, semua jenis, bentuk, dan jenjang pendidikan yang tumbuh dan berkembang di pesantren Jawa Timur telah diakui eksistensinya di Indonesia sebagai bagian integral sistem pendidikan nasional.

Secara yuridis bisa dirunut sejak proses amandemen ke-4 UUD RI 45 yang berimplikasi diundangkannya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan, dan secara operasional diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam, PMA Nomor 18 Tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Muadalah, dan PMA Nomor 71 Tahun 2015 tentang Mahad Aly.

Tiga tahun sebelumnya Mahad Aly telah diakui eksistensinya sebagai bentuk perguruan tinggi dalam UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi sejajar dengan pengakuan terhadap keberadaan Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi, Politeknik, dan sebagainya.

Dalam buku ini, kita juga bisa melihat titik kontras antara kebijakan pemerintah di era sebelumnya dan sekarang. Pada masa Imam Utomo menjabat sebagai gubernur Jawa Timur, pemerintah Jawa Timur pernah merintis program beasiswa Madrasah Diniyah (Madin). Beasiswa Madin ini dirintis pada tahun 2006 dan menjadi program unggulan Jawa Timur.

Pada masa kepemimpinan selanjutnya, Soekarwo, sosok pemimpin ahli hukum, mulai mengeksiskan keberadaan para kiai dan birokrat muda yang ikut merintis program beasiswa Madin dalam sebuah Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD). Sejak era Khofifah, beasiswa S1 Madin mulai diperluas, sebab calon mahasiswa semakin membeludak.

Selain pembaharuan S1 Madin, dalam buku ini secara detail mengulas trobosan baru terkait beasiswa ke jenjang yang lebih tinggi, seperti beasiswa S2 Madin, beasiswa S3 dosen PTKI Pesantren dan Mahad Aly, beasiswa Mahad Aly, dan beasiswa Al-Azhar Mesir, dilengkapi dengan mekanisme dan prosedur untuk meraihnya. 

Ada yang kurang lengkap dari buku ini, yakni tabel dari setiap prosentae pencapaian, baik dari kebijakan yang bersifat continuitymaupun change,agar letak perbedaan antara kebijakan sebelum ia menjabat dan mulai awal ia menjabat sampai saat ini bisa ditemukan dengan mudah, khususnya bagi yang tidak sempat membaca dalam bentuk narasi lengkap.

Selain itu, penulis tidak melengkapi dengan dokumentasi/gambar dari setiap kejadian. Misalkan, foto saat Khofifah sedang membangun kerjasama dengan mantan rektor Universitas Al-Azhar, Ibrahim Shalah As-Sayyid Sulaiman el-Hud-hud, dalam program beasiswa, dan momentum lainnya. Ini penting, karena pembuktian tidak cukup dalam bentuk narasi, tapi harus dilengkapi dengan bukti dalam bentuk foto.

*)Penulis: A. Hirzan Anwari, Mahasantri Mahad Aly Nurul Jadid, Paiton Probolinggo

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com

*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum

*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Pementasan Teater Pendopo MAN 1 Gresik "Laken Geden", sikapi pelecehan seksual

Lewat Pementasan, Teater Pendopo MAN 1 Gresik Kecam Tindakan Pelecehan Seksual

Next Post
Banjir Desa Sitiarjo Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang / Istimewa

Banjir Kembali Merendam Rumah Warga di Desa Sitiarjo Kabupaten Malang

Related Posts
Total
0
Share