Keluarga Baru Sahabat HWDI Dukung Inklusi Melalui Sosialisasi

Avatar
HWDI Malang
Kegiatan sosialisasi yang dibawa oleh Dhita Tabina (MC) dan Siska Budianti (Wakil Ketua HWDI Malang) Volunteer HWDI. (11/06)

Wartacakrawala.com – Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) telah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi yang bertajuk ‘Sahabat HWD’ dengan dihadiri oleh beberapa volunteer pada hari Minggu (11/6) di Malang Creative Centre. Kegiatan tersebut membahas etika berkomunikasi dan perspektif disabilitas.

‘Sahabat HWDI’ merupakan sebuah langkah penting untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman masyarakat umum mengenai isu-isu yang berkaitan dengan penyandang disabilitas. Kegiatan tersebut memiliki tujuan untuk mempersiapkan para relawan yang peduli dengan para difabel.

Peserta mendapatkan banyak sekali perspektif serta pemahaman mendalam mengenai tantangan dan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seorang penyandang disabilitas. Acara tersebut juga memberikan sebuah materi.

Materi tersebut meliputi berbagai informasi mengenai jenis-jenis penyandang disabilitas, aksesibilitas, hak-hak penyandang difabel, dan bagaimana cara membangun hubungan yang baik bagi mereka.

Sosialisasi volunteer ‘Sahabat HWDI’ memfokuskan etika dalam berkomunikasi dengan penyandang disabilitas. Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut diberikan panduan mengenai tata cara berkomunikasi yang baik dan benar kepada para anggota HWDI.

Berbekal pemahaman yang telah dipaparkan oleh anggota HWDI, diharapkan para peserta dapan berkomunikasi secara baik dengan penyandang disabilitas untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi difabel.

Baca juga: Mahasiswa UPI Purwakarta Kembali Gelar PATIRAMA

Volunteer yang mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut terdiri dari berbagai mahasiswa semester dua dan enam yang sedang menempuh pendidikan Strata di Malang. Selain itu, mahasiswa yang menjadi relawan dalam sosialisasi ini memiliki latar belakang yang berbeda.

Beberapa volunteer sudah ada yang pernah berkomunikasi dengan penyandang disabilitas, tetapi kebanyakan relawan mengikuti sosialisasi tersebut karena tertarik untuk memahami tata cara yang tepat dalam berkomunikasi dengan difabel.

Salah seorang volunteer mengungkapkan bahwa di lingkungan rumahnya terdapat warga penyandang disabilitas, namun dirinya tidak pernah berkomunikasi dengan orang tersebut. Maka dari itu, ia berharap bahwa dengan menjadi volunteer ‘Sahabat HWDI’ dirinya dapat menerapkan etika berkomunikasi dengan penyandang difabel.

“Jadi di lingkungan saya terdapat orang yang mengalami disabilitas, namun saya tidak pernah berkomunikasi dengan orang tersebut. Saya harap dengan mengikuti acara ini, saya dapat memahami cara berkomunikasi yang baik dan sopan kepada pengidap disabilitas,” ujar salah satu volunteer yang mengikuti sosialisasi ‘Sahabat HWDI’.

Selain itu, Siswinarsih selaku pembina HWDI cabang Malang juga mengatakan bahwa, para volunteer yang akan mengikuti acara tersebut dapat berkontribusi lebih dalam mempersiapkan segala kebutuhan penyandang disabilitas.

“Mbak-mbak volunteer ini kan yang akan membantu HWDI di bidang akomodasi, jadi mereka harus tahu betul cara menolong kami,” ujar Siswinarsih dalam acara sosialisasi ‘Sahabat HWDI’.

Pembina HWDI, Siswinarsih mengungkapkan bahwa banyak orang yang masih menganggap penyandang disabilitas dengan sebutan cacat. Menurutnya, sebutan tersebut memiliki konotasi yang cukup kasar dan dapat menyakiti hari penyandang disabilitas.

“Banyak itu orang-orang menganggap disabilitas ini dengan istilah (CACAT) padahal kami bukan cacat, karena cacat adalah pengertian barang yang sudah tidak bisa terpakai, sedangkan kami adalah makhluk hidup atau manusia yang hanya memiliki sedikit kekurangan yang terbatas ruang geraknya,” ujar pembina HWDI cabang Malang tersebut.

Maka dari itu, etika berkomunikasi dengan penyandang difabel menjadi salah satu hal yang sangat fundamental untuk dapat menciptakan komunikasi dua arah yang baik dan sopan. Hal tersebut diungkapkan oleh Siska Budianti selaku wakil ketua HWDI cabang Malang.

“Ketika menolong tuna netra, alangkah baiknya kan kita memegang orang nya dan memberi tahu arah jarum jam, kalau mereka bilang (disana, disana) mereka mana tau disana itu dimana,” ucap Siska.

Sosialisasi volunteer, “Sahabat HWDI” ini merupakan sebuah pembuka yang manis untuk mengawali rangkaian acara dengan puncak penyelenggaraan pada 2 Juli 2023 yang diadakan di CFD Ijen, Malang.

Kali ini, HWDI berkolaborasi dengan kelompok mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang yang bernama Sawahita.

Acara puncak yang diselenggarakan nantinya bertajuk ‘SID.I.S.A.B.I.L.I.T.A.S’ (Sharing Inspirational “Dukung Inklusi, Sosialisasi, dan Apresiasi Bagi Individu Luar Biasa Tanpa Batas), dengan adanya kolaborasi antara HWDI dengan Sawahita diharapkan dapat mengedukasi dan menyuarakan kesetaraan kepada masyarakat awam.

Acara ini membawakan tema “Keberagaman adalah kekayaan dan keterbatasan bukanlah sebuah halangan”. Hal tersebut menjadi sarana refleksi untuk masyarakat umum dalam menjalin komunikasi dengan penyandang disabilitas dan mewujudkan kesetaraan dalam Hak Asasi Manusia (HAM).

Nilai-nilai positif rangkaian perhelatan tersebut diungkapkan oleh Denisa Maharani selaku ketua pelaksana acara sosialisasi volunteer ‘Sahabat HWDI’

“Besar harapan kita mengenai event ini berupaya dapat membantu mensosialisasikan terkait nilai-nilai sosial sebagai sarana refleksi diri atas keberagaman dan keterbatasan bukanlah halangan untuk saling bersinergi,” ujar Denisa.

Selain itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM semester 6 tersebut juga menyuarakan kesetaraan yang wajib didapatkan oleh para penyandang disabilitas harus sama dengan masyarakat pada umumnya.

“Kekurangan bukan suatu hambatan, dan dari sini maka kita akan bersama-sama mewujudkan lingkungan yang nyaman bagi keseluruhan untuk mendapatkan hak yang sama,” ucap Denisa.

HWDI sebelumnya tidak memiliki relawan, tetapi pada kolaborasi kali ini bersama Sawahita dengan inisiatif dari dari para pemuda penerus bangsa ini untuk mengadakan volunteer supaya memiliki jangkauan yang lebih luas untuk mengedukasi mahasiswa dalam berempati terhadap penyandang disabilitas.

Relawan kolaborasi antara HWDI dengan Sawahita ini diharapkan dapat berperan lebih untuk menjadi sahabat dan pendukung bagi individu penyandang difabel agar menciptakan masyarakat yang adil serta mengerti tata cara beretika dalam menjalin komunikasi dengan disabilitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Pagelaran tari dan drama Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia kampus Daerah Purwakarta

Mahasiswa UPI Purwakarta Kembali Gelar PATIRAMA

Next Post
Ketidakpastian Global Menguat, ISMEI Tekankan Pemerintah Untuk Berhati-hati

Ketidakpastian Global Menguat, ISMEI Tekankan Pemerintah Untuk Berhati-hati

Related Posts