“Berdasarkan diskusi dan pengalaman kami dalam mengajar Pra Qur’an selama beberapa tahun terakhir. akhirnya kami memutuskan proses pembelajaran ini dengan menggunakan metode Baghdadiyah,” terang Farid Ma’ruf, salah satu mahasiswa Unira.
Perlu diketahui bahwa metode ini adalah metode yang sudah sangat masyhur sejak lama di Indonesia. Suatu metode yang cukup singkat dalam proses pembelajaran pra qur’an, di tengah banyaknya bermunculan metode pra qur’an dengan berbagai kelebihannya.
Metode Baghdadiyah ini lebih dikenal masyarakat sejak zaman dahulu dengan sebutan metode Turutan. Namun, tidak banyak digunakan sebagai metode pra qur’an di banyak lembaga pendidikan, karena dianggap kuno, tidak menarik dan kurang komersiil. Kurang komersiil karena hanya terdiri dari 1 kitab dan itupun sudah termasuk surat-surat pendek yang ada dalam Al-Qur’an Juz 30.
“Berdasarkan pengalaman kami dalam pembelajaran pra qur’an dengan menggunakan berbagai metode yang sudah kami lakukan ke berbagai kelompok masyarakat, kami menilai menggunakan metode Baghdadiyah ini sangat efektif dan hanya membutuhkan waktu yang relative singkat untuk tahap pra qur’an, sehingga tidak memerlukan waktu yang lama, Itulah yang menjadi pertimbangan utama kami dalam mempercepat proses tersebut menggunakan metode ini,” ungkapnya.
Tak hanya itu, mahasiswa juga mengemas metode Baghdadiyah agar tampil lebih menarik dan eye cathing. Metode dinilai dapat meningkatkan ketertarikan para peserta didik untuk menguasai metode dengan relatif singkat.
“Metode ini cocok dan sesuai untuk anak kelas 7 dan kelas 9 karena diperlukan percepatan agar usia mereka tidak terbuang percuma. Meski begitu, diperlukan ketelitian lebih dari team pengajar dalam melakukan proses pembelajaran sejak awal identifikasi hingga metode yang digunakan, serta proses pembelajaran,” terangnya.
