Wartacakrawala – Pada akhir tahun 2024 ini banyak kekeringan yang melanda di berbagai wilayah salah satunya di kecamatan Donomulyo. Berbagai di desa terdampak kekeringan, meskipun kecamatan ini sering menjadi langganan kekeringan namun beda halnya dengan tahun ini, karena salah satu desa yang terkenal tidak pernah mengalami kekeringan gaitu desa Tulungrejo kecamatan Donomulyo kini mengalami kekeringan yang sangat parah karena tidak ada persiapan yang dilakukan untuk persiapan kekeringan ini. Penyebab dari kekeringan di desa berkembang satu ini adalah karena sumber air yang selalu mengalirkan air ke sungai dan rumah warga kini justru mengalir entah kemana. Penyebabnya adalah adanya lubang-lubang yang muncul di sepanjang aliran sumber. Sudah ada tim yang menyelidiki kemana aliran air dari lubang tersebut hingga menyelam namun tidak menemukan hasil yang memuaskan karena lubang trrsebut tidak bisa di temukan dasar atau tujuan akhirnya.
Masalah kekeringan ini menjadi masalah yang sangan darurat kerena memengaruhi kehidupan warga sekitar, bukan hanya sebatas kesulitan dalam mencuci dan air bersih namun juga mata pencaharian warga juga terganggu. Hal ini menyebabkan berbagai mancam konflik sosial mulai dari harga air bersih yang meningkat karena harus mengambil dari luar daerah dan juga gagal panen petani yang mengebabkan kerugian yang cukup besar. Para warga mengharapkan pertolongan dari berbagai pihak agar dapat membantu juga menemukan solusi terhadap masalah kekeringan ini. Pikah pemerintah juga sudah memberikan bantuan air bersih secara terus menerus namun jika masalah pokoknya belum ditangani maka entah sampai kapan bantuan ini diberikan.
Permasalahannya ini tidak sesederhana yang dipikirkan karena berhubungan dengan kelangsungan hidup warga sekitar sehingga penangan yang cepat dan efektif sangat diperlukan. Mau sampai kapan warga harus bertahan dengan persediaan air yang minim hingga merubah kebiasaan mereka dalam berkegiatan seperti mandi yang biasanya 2 kali sehari kini hanya 1 kali sehari, dan juga para warga yang sering menampung air genangan yang tersisa di sungai (kedung) menghadapi bahaya keracunan dan masalah pencernaan akibat bakteri yang ada di sana. Tidak hanya warga saja namun makhluk hidup yang lain seperti ikan dan hewan ternak terancam mati karena keringnya sumber air.
Meskipun demikian para warga dan aparat pemerintah sekitar berusaha keras dan berusaha adil dalam menyalurkan air bersih, namun bahaya yang akan timbul masih menggentayangi mereka seperti konflik perebutan air bersih dimana hal ini akan terjadi jika masalah kekeringan ini terus berlanjut dan juga pastinya akan ada ketidakstabilan harga pangan terutama beras dan bahan pokok lain karena tidak adanya air yang mengalirin sawah dan ladang. Jadi masalah ini tidak semata-mata kekeringan biasa mengingat ini adalah yang pertama di desa tulungrejo ini kerena sebelumnya hanya sebatas berkurangnya air tidak sampai hilang sehingga warga tidak memiliki persiapan apapun.
Dari ingormasi yang terbaru bantuan air sudah ada peningkatan seperti pemasangan pipa PDAM yang akan diasalurkan ke seluruh desa dan hal tersebut merupakan langkah yang tepat mengingan pentingnya air bersih terutama untuk kebutuhan sehari-hari, namun kendala yang belum diselesaikan adalah perlunya air untuk mengairi sawah dan ladang yang menjadi sumber pencaharian warga desa tulungrejo ini. Sehingga perlu adanya penanganan cepat dan ganggap dari pihak yang bersangkutan.
Penyelesaian konflik ini sebenarnya mudah namun tidak dapat diselesaikan singkat karena faktor alam yang menjadi penyebabnya bagaimana cara menyelesaikan permasalah lubang yang tiba-tiba nuncul entah darimana, dibutuhkan kontribusi dari berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah kekeringan ini. Para warga juga harus mampu berkerja sama untuk menyelesaikan masalah ini demi kelangsungan hidup mereka.
*)Ditulis oleh Aditia Nuralip mahasiswa universitas PGRI Kanjuruhan Malang program studi PPKN.
*) Baca Artikel Wartacakrawala di Google News