Kontroversi FIFA dalam Pencampuran Urusan Politik

Avatar
Muhammad Ryvadh Alwi, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang
Muhammad Ryvadh Alwi, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang

Israel yang memang punya kekuatan cukup mumpuni mendapat penolakan dari negara Asia untuk mengikuti turnamen turnamen tertinggi di kawasan tersebut. Setidaknya pada periode tersebut, banyak yang begitu marah dengan Israel dan terus menggemborkan aksi boikot terhadap negara tersebut. Karena menjadi negara yang sudah tidak diakui oleh sejumlah negara di Asia, beragam masalah pun diterima sepakbola Israel.

Pada tahun 1970, atau di ajang Piala Dunia saat itu, Korea Utara menolak bertanding melawan Israel dalam putaran grup kualifikasi. Lolosnya Israel ke ajang tersebut pun jelas membuat FIFA seperti menabur garam di dalam luka para negara Asia.

FIFA yang seharusnya menjadi badan yang mendamaikan banyak negara melalui sepakbola, justru tampak mendukung Israel dengan menerima kedatangan negara tersebut di kompetisi paling akbar sejagad. Di ajang Piala Dunia yang menempatkan Meksiko sebagai tuan rumah tersebut, Israel yang tergabung di grup B bersama dengan Italia, Uruguay, dan Swedia, harus rela duduk di posisi paling buncit. Mereka tak pernah sekalipun meraih kemenangan, dan hanya meraih hasil imbang sebanyak dua kali serta sekali kalah.

Jauh sebelum aksi penolakan Korea Utara terhadap Israel, Indonesia juga pernah melakukan hal yang sama pada tahun 1958. Di tahun tersebut timnas Garuda pernah berkesempatan untuk tampil di ajang Piala Dunia. Akan tetapi, negara tercinta ini kemudian tersingkir karena menolak tampil di laga melawan Israel.

Pada saat itu, bahkan tidak hanya Indonesia saja yang menolak bertanding melawan Israel, ada nama Mesir dan juga Sudan yang melakukan aksi yang sama. Lagi-lagi, penolakan untuk bertanding melawan Israel disebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina pada medio 50-70an. Mereka yang mendukung Palestina menganggap bila lebih baik mendapat sanksi karena menolak bertanding, ketimbang harus mengakui keberadaan penjajah.

Tidak hanya tim nasionalnya saja yang terkena imbas, namun juga klub Israel yang tidak diterima di kawasan Asia. Maccabi Tel Aviv yang merupakan juara Liga Israel plus pernah menjadi juara di Liga Champions Asia sebanyak dua kali dilarang tampil di turnamen benua tempat mereka berasal. Setelah permasalahan ini semakin pelik, tepat pada tahun 1974, Kuwait selaku anggota Arab yang paling memiliki kuasa saat itu, menyusun rencana untuk mengusir Israel secara total dari keanggotaan sepakbola Asia.

Setelah terjadi beragam kericuhan internal, akhirnya AFC resmi mengeluarkan Israel dari keanggotaan mereka. Tak berselang lama, negara tersebut bergabung dengan Oceania selama 20 tahun lamanya. Bisa dibilang, masa tersebut menjadi yang paling suram bagi Israel. Selain karena menjadi negara yang tidak jelas statusnya, Israel juga mengaku kerepotan bila harus melakukan pertandingan tandang dengan negara di kawasan Oceania.

Setelah terus terombang-ambing, akhirnya, UEFA menawarkan kartu keanggotaan kepada Israel. Mereka pun menerimanya dan resmi menjadi bagian dari kompetisi benua biru pada tahun 1994. Sejak saat itu, mereka rutin tampil di kompetisi Eropa. Namun meski sudah menjadi bagian dari negara Eropa, Israel tidak langsung bisa menerima tamu dari kawasan tersebut. Pasalnya, UEFA ketika itu sempat melarang tim-tim Eropa untuk melakukan perjalanan ke Israel, dengan alasan keamanan.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ketika FIFA memberikan dukungan terhadap Israel dengan menempatkannya satu grup dengan Italia, Uruguay, dan Swedia, FIFA justru melakukan kebijaka  berbeda kepada Rusia. Rusia yang seharusnya lolos ke Piala Dunia Qatar 2022 resmi di diskualifikasi karena alasan politik.

Timnas sepakbola Rusia sendiri telah lolos ke semifinal Play Off zona eropa yang akan bertemu dengan Polandia untuk memperoleh tiket acara empat tahun sekali tersebut. Selain timnas, Spartak Moscow selaku salah satu raksasa Rusia yang akan bertemu dengan kuda hitam Jerman, RB Leipzig di babak 16 besar UEFA Europa League.

Permasalah politik yang menyebabkan timnas Rusia dicoret dari Piala Dunia Qatar 2022 tersebut tak lain karena inavasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina. Tentu saja Asosiasi Sepakbola Rusia tidak menerima keputusan FIFA tersebut yang bahkan menyakiti seluruh elemen sepakbola di negara mereka.

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Kanit Binmas Polsek Kalipare AIPDA Mawan bersama Bhabinkamtibmas Kalipare Bripda Ryan Deas memberikan penyuluhan wawasan kebangsaan dan pembinaan

Polsek Kalipare Berikan Pembinaan Terhadap Siswa-Siswi SMK dan MTS Shifa Kalipare

Next Post
Global Marketing and The Digital Revolution oleh Elok Erlyna Syafitri, Renny Nur Purnama Dewi, Muhammad Agus A

Global Marketing and The Digital Revolution

Related Posts
Total
0
Share