Wartacakrawala.com – Lingkungan hidup adalah isu kontemporer yang dewasa ini banyak diperbincangkan dalam berbagai macam KTT Dunia. Isu mengenai lingkungan menjadi perhatian dunia karena isu-isu lingkungan memiliki dampak yang cukup besar jika kurang mendapatkan perhatian oleh masyarakat internasional.
Dampak dari permasalahan lingkungan hidup akan mempengaruhi kondisi global seperti global warming, climate change, bersifat transnasional (asap dari kebakaran hutan pada suatu negara akan berdampak ke negara lain), erosi, degradasi tanah, polusi air, dsb. Isu-isu lingkungan terbentuk secara alamiah melalui bencana atau kondisi geografis wilayah itu sendiri ataupun dapat terjadi karena ulah manusia. Isu-isu lingkungan yang terjadi atas dasar ulah manusia ini salah satunya adalah disebabkan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi.
Kegiatan ekonomi yang dimaksud dalam hal ini adalah pasar bebas. David Ricardo yang merupakan pakar ekonomi berpendapat bahwa perdagangan bebas adalah aktivitas komersial yang dijalankan oleh pelaku ekonom secara bebas dari batasan-batasan nasional.
Sehingga dalam hal ini, pelaku ekonomi akan terbebas dari intervensi hukum negara karena hukum ekonomi dalam pasar bebas akan berjalan secara spontan. Dalam kegiatan pasar bebas ini, seluruh negara akan mendapatkan keuntungan melalui kegiatan pasar yang dapat meningkatkan kekayaan global karena setiap individu akan bersifat rasional yang mana seluruh partisipan akan diuntungkan.
Baca juga: Apresiasi Wajib Pajak Terbaik, Pemkab Jember Gelar Tax Awards
Kelebihan dari adanya pasar bebas ini adalah harga akan terbentuk dalam kegiatan pasar sehingga tidak ada monopoli perdagangan, adanya kebebasan produsen untuk berdagang dan bersaing, kebebasan produsen dari campur tangan hukum pemerintah karena batas wilayah yang kabur, kebebasan dalam memproduksi barang, serta segala kegiatan ekonominya dapat berpotensi laba atau untung.
Berdasarkan kelebihan dari pasar bebas tersebut, terdapat dampak negatif yang turut timbul yaitu adanya eksploitasi SDA yang berlebihan. Hal ini terjadi karena para produsen ekonomi memiliki prinsip memaksimalkan keuntungan di mana kita mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya, dan meminimalkan kerugian dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Eksploitasi yang berlebihan tersebut dapat menyebabkan degradasi lingkungan.
Timbul pemikiran bahwa kepentingan ekonomi atau lingkungan kah yang harus terlebih dahulu diutamakan. Jika suatu negara memiliki kepentingan utama ekonomi maka anak cucu tidak akan merasakan dampaknya dimana lingkungan akan semakin tenggelam dan bahkan tidak layak lagi untuk dihuni.