Kreatif, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Sulap Sampah Plastik Menjadi Kursi Cantik

Luluk Mukarromah
Aisyah Suwaiya Mahasiswa KKN RDR 75 UIN Walisongo Semarang mengolah sampah plastik menjadi kursi cantik ramah lingkungan

Wartacakrawala.com – Ribuan sampah plastik ternyata dapat diolah menjadi perabot rumah. Seperti yang dilakukan Aisyah Suwaiya Mahasiswa KKN RDR 75 UIN Walisongo Semarang. Ia mengolah sampah plastik menjadi kursi cantik ramah lingkungan.

Sampah plastik hasil rumah tangga di manfaatkan menjadi batu bata yang ramah lingkungan atau biasa disebut ecobrick. Kemudian beberapa ecobrick inilah yang dapat disusun menjadi sebuah kursi bahkan perabot rumah lainnya. Selain mengurangi limbah plastik metode ini juga dapat meningkatkan kreatifitas dengan mengolahnya menjadi berbagai bentuk.
Menurut aisyah pembuatan ecobrick ini sangat mudah sehingga cocok bagi ibu rumah tangga yang bosan di rumah selama pandemi.

“Bagi Ibu-Ibu atau anak-anak remaja yang bosan dirumah selama pandemi. Bisa nih, buat ecobrick di rumah memanfaatkan sampah plastik kering. Jadi tidak langsung dibuang ke tong sampah. Buatnya tuh gampang, tinggal kita siapkan sampah plastik kering bersih jangan yang basah terus dipotong-potong masukan ke botol minuman. Kemudian dipadatkan dengan tongkat,” ujar Aisyah saat sosialisasi di Ibu-Ibu PKK.

Walaupun pembuatan ecobrick sangat mudah, wanita berusia 21 tahun ini mengatakan bahwa untuk menghasilkan ecobrick yang berkualitas berat ecobrick harus mecapai standart yang ditentukan.

“Umumnya untuk botol ukuran 600 ml beratnya 240 gram, kalo botol ukuran 1,5 L harus 600 gr. Soalnya kalau gak padat gk tahan lama ketika dibuat kursi didudukin penyok. Gak bisa, jadi harus padat. Lebih padat lebih berkualitas,” jelas Aisyah.

Dalam pembuatan ecobrick tentunya Mahasiswa KKN ini tidak sendirian. Ia dibantu oleh salah satu warga Trimulyo, Ibu Qomariyah yang telah membuat ecobrick selama satu tahun.

“Setelah purna tugas satu tahun yang lalu, kan gak ada kerjaan. Yaa saya buat ini(ecobrick). Ngumpulin sampah plastik kering bungkus minuman, masalah nanti mau dibuat apa yang penting buat dulu,” ujar Ibu Qomariyah.

Selama satu tahun Ibu Qomariyah ini mengumpulkan sampah plastik rumah tangga dari saudara atau kerabat terdekat. Beliau mengatakan bahwa satu kantong plastik besar sampah belum tentu cukup untuk membuat satu ecobrick.

“Sampah plastiknya harus banyak, sekresek penuh belum tentu cukup buat satu ecobrick. Jadi nunggu sampah plastiknya terkumpul dulu banyak. Kalau sudah banyak dan kalau ada waktu baru mulai potong-potong,” lanjut Ibu berusia 61 tahun ini.

Setelah membuat beberapa ecobrick bersama Ibu Qomariyah, Aisyah menyusun ecobrick tersebut menjadi kursi kemudian dilapisi kain polos dan hiasan sehingga terliat cantik. Harapan Aisyah, pembuatan kursi cantik ini dapat memotivasi masyarakat Indonesia agar dapat lebih produktif dan kreatif memanfaatkan sampah plastik di masa pandemi. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Menambah Penghasilan di Marketplace Menggunakan Smartphone

Next Post

Lestarikan Budaya, Mahasiwa UIN Walisongo Adakan Latihan Tari

Related Posts