Wartacakrawala.com – Pandemi covid-19 telah banyak menimbulkan dampak bagi masyarakat, tidak hanya dampak terhadap kesehatan akan tetapi juga dampak pada segi perekonomian, pekerjaan dan pendidikan.
Berdasarkan fakta yang terjadi, banyak dari masyarakat yang mengalami penurunan penghasilan, kerugian dalam perdagangan dan bisnis bahkan tak sedikit juga yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari tempat pekerjaannya sepanjang masa pandemi ini.
Akan tetapi sebagian masyarakat yang memiliki usaha kreatif mandiri tidak patah arang untuk tetap memproduksi meskipun jumlah penghasilan dan jumlah pembelinya menurun secara drastis, mereka tetap menjalankan produksi usahanya karena hal itu menjadi sumber utama bagi kehidupan mereka.
Mahasiswa KKN MIT DR UIN Walisongo Kelompok 16 Podorejo melakukan kunjungan ke Desa Podorejo, Ngaliyan, Kota Semarang, Jumat (05/2/).
Desa podorejo merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Salah satu anggota KKN kelompok 16 yayat mengatakan, bahwa di Desa ini banyak dari masyarakat yang menanam umbi-umbian, salah satu diantara yang ditanam dan dibudidayakan oleh masyarakat sekitar adalah umbi Talas.
Tanaman umbi Talas merupakan salah satu tanaman umbi-umbian minor yang dapat digunakan sebagai tanaman pangan. Jenis tanaman ini tidak menuntut syarat tumbuh yang khusus, artinya dapat tumbuh dimana saja. Talas merupakan sumber pangan yang penting karena umbinya merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang cukup baik.
Baca juga: English Day untuk Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Anak
“Masyarakat Desa Podorejo memanfaatkan umbi Talas menjadi sumber penghasilan, yaitu dengan diproduksi menjadi Kripik Gadung kemudian diperjual belikan di pasaran dan pertokoan. Usaha ini menjadi produk kreatif mandiri masyarakat sekitar, dan kini kripik ini sudah menjadi makanan khas Desa Podorejo,” Kata Rakib.
Dengan adanya kunjungan ini, Mahasiswa KKN Kelompok 16 UIN Walisongo mengadakan pelatihan pembuatan Kripik Gadung, akan tetapi perlu diketahui sebelum menjadi kripik tanaman Talas merupakan tanaman beracun, yang apabila dalam pengolahannya tidak tepat maka akan berdampak buruk pada tubuh saat dikonsumsi.
Pada pelatihan ini Mahasiswa KKN MIT DR Kelompok 16 mengutamakan pada proses pembuatannya, tujuannya adalah untuk mengetahui cara pengolahan dan produksi kripik Gadung. Dul selaku pemilik usaha menjelaskan bahwa dalam proses pengolahannya gadung terlebih dahulu dikupas, setelah itu dipotong tipis-tipis, kemudian difermentasi dengan menggunakan garam selama satu malam penuh. Setelah itu untuk menghilangkan lendir yang terdapat pada irisan gadung yaitu dicuci dengan air yang mengalir, dalam proses pencuciannya inipun dapat memakan waktu hingga setengah hari.
“Setelah dilakukan proses pencucian, gadung kemudian dijemur sampai kering, setelah dipastikan sudah kering maka kripik gadung sudah siap untuk diproduksi dan dijual,” lanjut Rakib.
“Saya sangat antusias dengan adanya pelatihan ini, saya bisa tau pengolahan umbi talas hingga menjadi kripik gadung, serta cara pembuatan yang baik agar produk yang dihasilkan dapat dikonsumsi dengan baik oleh tubuh,” ujar Nur salah satu anggota KKN kelompok 16 dalam pelatihan pembuatan kripik gadung.
Pada saat ini usaha makanan memang sedang marak. Dengan adanya program pelatihan pembuatan kripik gadung oleh mahasiswa KKN Kelompok 16 ini, diharapkan dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan baru dan bisa menjadi peluang usaha bagi mahasiswa KKN Kelompok 16, dan khususnya bagi masyarakat Desa podorejo. Adanya usaha ini dapat menstabilkan perekonomiannya dengan memanfaatkan hasil panen umbi talas dari kebun sendiri. (*)