Kursi Panas Dirut PLN, 7 Pergantian dalam Satu Dekade

Avatar

Wartacakrawala.com – Menteri BUMN Erick Thohir tiba-tiba mengganti posisi Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dari Zulkifli Zaini ke Darmawan Prasodjo. Pergantian langsung digelar dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Senin (6/12) kemarin.

Tak begitu jelas sebenarnya apa alasan Erick mengganti Zulkifli. Menurut catatan, kinerja perusahaan setrum pelat merah justru terbilang baik di era kepemimpinan mantan bankir tersebut.

Hal ini tercermin dari kinerja keuangan perusahaan, seperti laba bersih perusahaan yang naik 39,3 persen menjadi Rp5,99 triliun pada 2020 dan rasio utang yang turun sekitar Rp452,4 triliun.

Bahkan, ia menilai Zulkifli mampu mentransformasi PLN di tengah tugas menebar diskon listrik kepada 31,4 juta pelanggan di 2020 dan 32,6 juta pelanggan di 2021 kala pandemi covid-19 merebak.

“Bapak Zulkifli Zaini yang menjabat sejak Desember 2019, saya nilai telah memimpin perusahaan yang melayani kebutuhan hidup seluruh rakyat Indonesia dengan hati dan keikhlasan,” ucap Erick saat serah terima jabatan Dirut PLN.

Kursi orang nomor satu di BUMN setrum ini memang terbilang panas. Buktinya, selama satu dekade ini, perputaran penggantian kursi Dirut PLN tersebut sudah terjadi setidaknya sampai lima kali pergantian, belum termasuk untuk pejabat sementara.

Lalu, siapa yang paling lama menjabat dalam satu dekade ini? Simak pemaparan CNBC Indonesia di bawah ini:

1. Dahlan Iskan
Kementerian BUMN pada Desember 2009 memutuskan untuk menyerahkan kursi Dirut PLN kepada Dahlan Iskan, menggantikan Fahmi Mochtar.

Dahlan Iskan dipercaya menjabat sebagai Dirut PLN hingga Oktober 2011 bersamaan dengan diangkatnya ia menjadi Menteri BUMN di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pada masa kepemimpinannya di PLN, Dahlan Iskan mencetuskan gebrakan bebas byar pet se-Indonesia dalam waktu enam bulan.

Kemudian, ada gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 100 pulau pada tahun 2011.

2. Nur Pamudji
Kementerian BUMN memutuskan untuk menjadikan Nur Pamudji sebagai Dirut PLN pada November 2011.

Salah satu orang yang berkarier di PLN sejak tahun 1985 sebagai engineer Sistem Operasi Pembangkit itu membawa PLN masuk ke dalam deretan perusahaan terbesar di dunia menurut majalah Fortune, atau tercatat menempati posisi ke 477 dalam Fortune Global 500 di tahun 2014.

Nur Pamudji melepas jabatannya pada Desember 2014. Adapun pada tahun 2015, nama Nur Pamudji sempat terseret dalam kasus korupsi pengadaan barang yang dilakukan PLN untuk BBM jenis High Speed Diesel (HSD).

Hanya saja, Mahkamah Agung (MA) memutuskan membebaskan dari jeratan gugatan hukum tersebut.

Baca juga: Muktamar 34 NU Bakal Tetap Digelar pada 23-25 Desember 2021 di Lampung

3. Sofyan Basir
Kementerian BUMN mengangkat bankir kenamaan Sofyan Basir menjadi Dirut PLN pada Desember 2014.

Di tahun-tahun kepemimpinan Sofyan Basir, muncul lah program Mega Proyek Ketenagalistrikan 35.000 Mega Watt (MW). Proyek tersebut untuk memenuhi kebutuhan rasio elektrifikasi listrik 100% pada 2022.

Di masa kepemimpinan Sofyan Basir juga sempat mengalami kondisi yang panas antara dirinya dengan Menteri ESDM yang saat itu dijabat oleh Sudirman Said.

Perseteruan kedua belah pihak itu terjadi dalam hal pembuatan kebijakan, misalnya pertama,tentang pembelian kelebihan tenaga listrik.

Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2015 mengatur pembelian excess power oleh PLN dengan harga yang menarik (harga patokan tertinggi).

Namun, PLN malah menerbitkan Pedoman Pembelian Excess Power berdasarkan HPS dengan menghitung Capital Cost Recovery Rate.

Selain itu, Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2015 memberikan penyederhanaan proses pembangkit swasta (IPP).

Di sini PLN dapat menunjuk independent procurement agent untuk proses pengadaannya. Namun, PLN justru memberikan banyak tambahan aturan baru.

Sejak Desember 2014 memimpin PLN, Sofyan Basir dinonaktifkan sebagai Dirut terhitung pada April 2019.

Non aktifnya Sofyan Basir lantaran namanya ikut terseret dalam kasus korupsi PLTU Riau-1. Tapi, Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menyatakan Sofyan tidak terlibat dalam kasus suap tersebut.

4. Djoko Rahardjo
Karena posisi Sofyan Basir di non aktifkan, pemerintah pada Mei 2019 menunjuk Djoko Rahardjo Abumanan sebagai Pelaksana Tugas Dirut PLN hingga Agustus 2019.

5. Sripeni Inten Cahyani
Kursi Djoko juga diganti oleh Sripeni Inten Cahyani sebagai Dirut PLN dari Agustus sampai Desember 2019 atau terhitung hanya dua bulan.

6. Zulkifli Zaini
Mantan Dirut Bank Mandiri itu dipercaya menjadi orang nomor satu di perusahaan setrum pelat merah ini pada 23 Desember 2019.

Dengan masuknya bankir kenamaan itu ke tubuh PLN, tercatat PLN berhasil memompa pendapatan usaha PLN yang mencapai Rp 345,4 trilliun dan laba bersih naik 39,3% menjadi Rp 5,99 triliun pada 2020. Adapun juga PLN mampu menurunkan jumlah rasio utang sekitar Rp 452,4 triliun.

Namun belum jelas apa alasan Zulkifli Zaini diberhentikan secara resmi oleh Menteri Erick Thohir pada 6 Desember 2021 ini.

Kementerian BUMN dalam RUPS PLN memutuskan untuk menggantikan Zulkifli Zaini dengan Darmawan Prasodjo yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Dirut PLN.

7. Darmawan Prasodjo
Darmawan Prasodjo resmi diangkat menjadi Dirut PLN per Senin, 6 Desember 2019, menggantikan Zulkifli Zaini.

Darmawan Prasodjo merupakan seorang Ekonom Energi yang menghabiskan lebih dari 15 tahun di Amerika Serikat (AS) menempuh studi dan berkarir sebagai konsultan-peneliti di Texas A&M University dan Duke University.

Tahun 2012 kembali ke Indonesia dan memulai karir di beberapa perusahaan antara lain sebagai Direktur di Indonesia Center for Green Economy dan Kepala Jurusan di Prodi Green Economy di Surya University tahun 2012-2013, Co-chair Post 2015 Millenium Development Goals tahun 2013-2014, Presiden Komisaris Amesti Energi Nusantara tahun 2013 – 2014, Deputi I Bidang Pengendalian, Pembangunan, Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Kantor Staf Presiden tahun 2015-2019 dan Komisaris PT PLN (Persero) tahun 2018-2019.

Lahir di Magelang pada 19 Oktober 1970, Darmawan Prasodjo meraih gelar Bachelor of Computer Science dari Texas A&M University pada tahun 1994, Master of Computer Science dari Texas A&M University pada tahun 2000 lalu menyelesaikan gelar Doktor Ekonomi Terapan, Ekonomi Sumber daya alam di Texas A&M University kolaborasi dengan Duke University tahun 2011.

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Muktamar 34 NU Bakal Tetap Digelar pada 23-25 Desember 2021 di Lampung

Next Post

Kominfo Bakal Matikan Semua TV Analog, Catat Jadwalnya!

Related Posts
Total
0
Share