Wartacakrawala.com – Pada awal tahun 2020 masyarakat Indonesia diresahkan dengan adanya wabah virus yang mematikan. Tidak hanya masyarakat Indonesia yang diresahkan oleh virus ini masyarakat dunia pun resah akan adanya Corona Virus Desease atau yang lebih dikenal dengan Covid-19. Wuhan, China dilaporkan awal mula terjadinya wabah penyakit ini. Perkembangan yang cepat dan pesat akan menyebarnya virus ini pun tercatat pada bulan April 2020 yang terkena virus inipun mencapai 1,8 juta jiwa dan memakan korban kematian hingga ratusan ribu jiwa di seluruh dunia.
Penularan virus tersebut sangat mudah yakni melalui pernafasan cipratan dari batuk ataupun bersin dari individu sebelumnya yang sudah terinfeksi jika berdekatan antar individu. [1] Penyakit ini merupakan salah satu jenis yang belum dikenali oleh para medis yang tentunya belum tersedianya vaksin serta obat yang akurat untuk menyembuhkan atau mengobati penyakit ini. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan akan masyarakat untuk memutus rantai penyebaran virus ini dengan cara diberlakukannya pembatasan sosial dan fisik antar individu. Kementrian Pendidikan pun pada bulan Maret 2020 tepatnya tanggal 17 memberikan surat edaran perihal keputusan pembelajaran secara Online atau Daring [2].
Dampak pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi pada berbagai macam sektor. Salah satunya pada sektor Pendidikan atau pembelajaran. Demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19, proses pendidikan serta pembelajaran dilakukan secara jarak jauh atau yang biasa disingkat dengan PJJ. Pembelajaran jarak jauh ialah sebuah sistem pembelajaran menggunakan teknologi internet.
Meski begitu, sistem PJJ ini tentunya memiliki hambatan yang cukup banyak dalam berbagai faktor yang salah satunya yaitu kesiapan sumber daya manusia. Sistem PJJ ini sangat bermanfaat bagi pencegahan pandemi covid 19 [3]. Pembelajaran online sangat dibutuhkan untuk kelangsungan proses pembelajaran. Pembelajaran online dengan Project Based Learning (PBL) merupakan langkah untuk menyelesaikan masalah pengetahuan praktis. Pembelajaran memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan siswa pendidikan.
Dalam kondisi Covid-19, bagian dari pembelajaran online sangat penting. Open learning atau pendidikan terbuka dapat dilakukan dalam beberapa mata pelajaran praktis. Pendidikan yang terdapat dalam proses pembelajaran adalah tren modern yang disediakan oleh perkembangan teknologi. Open learning dapat dilakukan di pendidikan kejuruan atau di pendidikan tinggi. Dalam Open Learning di masa Covid-19, diberikan kebebasan untuk menggunakan teknologi secara efisien.
Proses pembelajaran online membutuhkan perubahan pola pikir dan sikap yang menekankan pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran terbuka digunakan sebagai inovasi mekanisme pembelajaran yang dapat memberikan perubahan pada proses pembelajaran tersebut [4].
Baca juga: Peringati Harlah NU, DPC PKB Kota Malang Gelar Safari hingga Grass Root
Teknologi dapat digunakan untuk mempromosikan keterampilan Literasi Informasi dalam berbagai cara. Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang menempuh pembelajaran jarak jauh ini adalah salah satu cara agar pendidikan dapat di akses dengan mudah. Teknologi Komunikasi Informasi (TIK) dapat memodernisasi keterampilan literasi informasi karena penggunaan teknologi di perpustakaan terus meningkat setiap tahun (Bundy, 2004). Hal ini menjadikan pustakawan menjadi lebih fleksibel dalam memberikan penyebaran informasi.
Pendidikan yang sedang berlangsung memainkan peran dalam penciptaan pengetahuan masyarakat. Keterampilan Literasi Informasi diperlukan bagi mahasiswa untuk prestasi akademik dan meningkatkan keterampilan belajar seumur hidup. Ketersediaan informasi di Web meningkatkan upaya yang diperlukan untuk menemukan sumber informasi yang berkualitas. Menurut Miller (1997) semua informasi tersedia secara online jika strategi pencarian yang cukup pintar. Meningkatkan kualitas mencari informasi akan menghasilkan penelitian yang lebih baik dan meningkatkan kualitas tugas para mahasiswa [5].
Hadirnya komunikasi dan Teknologi Informasi, khususnya pada bagian Internet sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan. Untuk mencari ilmu dari berbagai informasi melalui jejaring internet. Literasi informasi ini tentu saja sangat dibutuhkan yang dikarenakan unsur literasi informasi dan yang berperan dalam literasi informasi ini meliputi: Literasi pada gambar, literasi pada sistem digital, literasi media, literasi komputer, serta literasi jaringan.
Lterasi informasi ialah suatu kemampuan dalam membaca suatu informasi serta karakteristiknya, salah satunya yaitu dengan memilah dan memilih kebutuhan akan suatu informasi tersebut. Untuk memperkenalkan dan juga mengajarkan, akan keterampilan dan manfaat informasi, pusat pembelajaran seperti Perpustakaan sangat diperlukan dan tentu saja sangat dibutuhkan dengan adanya kolaborasi antara perpustakawan dan fakultas untuk upaya terwujudnya kegiatan literasi informasi ini [6].
Keterampilan literasi informasi pada mahasiswa teknik merupakan hal yang sangat penting di bidang akademik maupun pengembagan karir. Sebagai mahasiswa yang dituntut untuk mencari informasi dalam penyelesaian tugas dan projek, mengembangkan keterampilan literasi informasi kritis adalah hal yang bermanfaat bagi masa depan mereka.
Menurut Paul Zurkowski (1974), siswa belajar untuk menunjukkan kemahiran dalam mengakses, menggunakan, mengevaluasi informasi dari berbagai sumber cetak dan digital. Hal ini sangat berguna di era internet yang banyak sumber dan berita palsu dibuat secara online, seperti di media sosial. Literasi informasi meningkatkan daya pikir kritis siswa untuk menggunakan informasi secara akurat ketika memecahkan masalah yang kompleks dalam kehidupan nyata dan pekerjaan yang sebenarnya.
Proses mensintesis informasi dari berbagai sumber juga membantu transisi dari pembelajaran permukaan ke pembelajaran mendalam, dimana siswa membetuhkan sejumlah pengetahuan yang layak untuk akhirnya sampai pada tahap pemahaman.
Banyak lembaga mencantumkan literasi informasi sebagai salah satu kompetensi inti dan mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran di perguruan tinggi. Penelitian Wang menunjukkan bahwa intra-kurikulum yang mengintegrasikan literasi informasi ke dalam mata kuliah merupakan pendekatan terbaik dibandingkan dengan ekstra-kurikulum atau inter-kurikulum. Alasannya adalah bahwa siswa “perlu belajar tentang kedisiplinan saat mereka mencari dan menggunakan informasi”. Kolaborasi antara ahli literasi informasi (pustakawan, dosen pengembang kurikuler) akan membantu menyelesaikan pendidikan literasi informasi secara keseluruhan [7].
Kebudayaan literasi akan menjadi tulang punggung bagi bangsa. Bangsa tidak akan maju jika hanya mengandalkan budaya oral yang ada di Lembaga sekolah atau perguruan tinggi. Oleh karena itu, pembiasaan membaca dan menulis harus ditanamkan sejak dini.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan upaya untuk meningkatkan kemajuan litersi yang bertujuan untuk menanamkan minat membaca menanamkan budaya literasi, menjadikan seorang literat, menjadikan sarana untuk dapat mengelola pengetahuan, menjaga keberlangsungannya pembelajaran dengan menghadirkan berbagai buku serta strategi membaca sesuai sarana dan prasarana pendukung. Sumber daya Pendidikan Indonesia akan terut meningkat jika kegiatan literasi dilakukan dengan serius dan berkelanjutan [8].
Peran komunikasi di masa pandemi sangat banyak membawa dampak positif. Salah satunya menunjang kebutuhan, karena pada masa pandemi sekarang ini hampir semua kegiatan dilakukan secara online atau virtual yang sangat memanfaatkan teknologi komunikasi. Covid – 19 telah membawa dampak baik itu positif maupun negatif. Akibat adanya virus ini kegiatan sosial maupun ekonomi menurun drastis. Krisis moneter di seluruh dunia juga terjadi. Diberlakukannya sosial distancing mengakibatkan seluruh kegiatan harus dilakukan secara online. Kegiatan belajar mengajar pun menjadi terhambat.
Teknologi komunikasi semakin berkembang pada era globalisasi seperti sekarang. Di dunia Pendidikan kemajuan teknologi komunikasi sangat dibutuhkan khususnya untuk meningkatkan mutu Pendidikan. #dirumahsaja merupakan sebuah aturan pemerintah dimana semua orang diwajibkan untuk tetap tinggal di rumah dalam melakukan segala kegiatan untuk menghambat penularan Covid – 19. Work From Home (WFH) adalah aturan dimana kita harus melakukan pekerjaan di rumah dengan memanfaatkan teknologi komunikasi. Salah satu aplikasi yang digunakan dalam menunjang kegiatan ini adalah aplikasi Zoom atau bisa dengan Google Hangouts.
Aplikasi zoom memiliki banyak keuntungan, diantaranya: panggilan video yang mudah terkoneksi, video yang bisa direkam, dapat menampung lebih dari 10 pengguna, dapat berbagi layer, untuk memudahkan jika diadakan presentasi, menentukan jadwal dengan mudah, dan membagikan secara instan. Keuntungan menggunakan Google Hangouts adalah tak berbayar, terlindungi dengan G Suite, panggilan video grup dengan mudah, server Gmail terintegrasi, panggilan telepon yang tidak memiliki hambatan, dapat merekam kegiatan, obrolan dapat disimpan, menambah dan/atau menghilangkan kontak dengan mudah, pesan yang dikirim bisa cepat.
Aplikasi untuk berkomunikasi lainnya adalah Whatsaap. Keuntungan menggunakan aplikasi Whatsaap adalah tak berbayar, pesan langsung terkirim, ramah pengguna, ada fitur panggilan suara maupun video, bisa mengirim dokumen sampai 100 MB.
Aplikasi yang bisa digunakan untuk para pekerja yang di rumah saja namun tetap memanfaatkan teknologi komunikasi salah satunya adalah Google Calender, yaitu aplikasi untuk mengatur tanggal rapat melalui email. Keuntungan dari Google Calender adalah pengguna bisa mengedit acara sesuka hati, bisa menggunakan warna untuk membedakan acara satu dengan yang lain, bisa melihat acara dalam hari, minggu, bulan , bisa menambahkan lokasi, dapat mengundang orang lain.
Dengan diluncurkannya aplikasi belajar online, merupakan salah satu solusi yang dilakukan dalam menunjang kegiatan School From Home. Juga ada perusaahaan Quipper telah menyediakan fasilitas berupa berbagai materi pembelajaran yang bisa diakses oleh siswa dan guru. Dengan begitu proses pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan maksimal. Selain Quipper, Ruangguru juga menyediakan akses belajar online, contohnya kelas virtual, video pembelajaran, yang bisa kita akses di web dan aplikasi Ruangguru. Adapun Zenius juga telah menghadirkan sistem belajar online yang bisa digunakan mandiri. Zenius menyediakan beberapa tutor untuk mengajar di beberapa mata pelajaran yang vidoenya bisa ditampilkan secara langsung [9].
Perguruan tinggi pun tak kalah bersaing, setiap perguruan tinggi biasanya mempunyai laman belajar online masing-masing, dan biasanya dosen memilih aplikasi Google Classroom untuk digunakan sebagai media pembelajaran memudahkan interaksi antar siswa dan dosen, dalam Google Classroom ini terdapat banyak fitur yang tersedia untuk memudahkan pengguna diantaranya, mengumpulkan tugas sesuai rentan waktu yang telah di setting oleh dosen, lebih efektif serta efisien karena untuk mengaksesnya hanya tinggal membuka aplikasinya saja, bisa membuat salinan google document, folder drive bisa diatur dalam pemeriksaan tugas [10].
Situasi pada saat pandemi seperti sekarang, teknologi komunikasi menjadi hal sangat penting. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang mempermudah pekerjaan, Pendidikan , bahkan di bidang medis sekalipun tidak luput dari teknologi komunikasi dan informasi. Semakin banyak masyarakat yang mengetahui begitu pentingnya teknologi komunikasi dan informasi ini maka akan semakin mempermudah segala aktivitas kita yang masih harus dilakukan di rumah saja sebagai alternatif untuk menghambat jumlah korban Covid – 19 semakin meningkat.
Hadirnya virus yang membahayakan ini, bukan menjadi hambatan bagi mahasiswa dalam melakukan pembelajaran. Mereka masih bisa melakukan kegiatan belajar meskipun virtual, itu bukan menjadi sebuah alasan. Karena bisa dilakukan secara fleksibel hal itu membuat mereka lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan adanya pemebelajaran daring, mereka tetap termotivasi untuk terus menggali ilmu pengetahuan, meskipun banyak hambatan yang harus mereka lalui. Karena dalam kondisi yang seperti sekarang ini, hanya tekonologi yang dapat kita manfaatkan sebagai jalan agar setiap aktivitas tetap bisa berjalan dengan baik [11].
Contohnya setelah beberapa bulan melewati fase pembatasan fisik dan mengurangi interaksi sosial penularan virus sudah berangsur menurun yang diadakannya kebijakan New Normal yang bertujuan mengembalikan aktifitas serta kebiasaan seperti awal dengan menerapkan beberapa peraturan yang telah diterapkan masyarakat perlu adanya edukasi untuk memahami hal tersebut, disinilah peran mahasiswa bisa mengembangkan diri untuk mengedukasi yang memanfaatkan sistem online seperti merancang serta membuat program kerja individu maupun kelompok yang berfokus pada social media yang sering digunakan untuk megedukasi para masyarakat lewat pembuatan video atau website yang informative serta menarik seputar tips menggembangkan soft skill maupun hard skill meski dirumah saja, membuat pamflet yang kreatif misalnya tentang staterpack New Normal, karena sebagian dari masyarakat biasanya malas untuk membaca panjang, tetapi tetap bisa mengedukasi dengan kemasan dan tampilan yang berbeda yakni lewat gambar yang menarik tetapi tetap bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi sang pembaca [12]. (*)
*)Penulis: Galuh Inti Aulia, Program Studi Sistem Telekomunikasi 2020 Kelas A, Universitas Pendidikan Indonesia
*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Wartacakrawala.com
*)Opini di Wartacakrawala.com terbuka untuk umum
*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim
DAFTAR PUSTAKA
[1] I. P. Yoga Purandina and I. M. Astra Winaya, “Pendidikan Karakter di Lingkungan Keluarga Selama Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi COVID-19,” Cetta J. Ilmu Pendidik., vol. 3, no. 2, pp. 270–290, Jun. 2020, doi: 10.37329/cetta.v3i2.454.
[2] N. B. Argaheni, “Sistematik Review: Dampak Perkuliahan Daring Saat Pandemi COVID-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia,” PLACENTUM J. Ilm. Kesehat. Dan Apl., vol. 8, no. 2, p. 99, Aug. 2020, doi: 10.20961/placentum.v8i2.43008.
[3] Abdul Latip, “PERAN LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MASA PANDEMI COVID-19,” EduTeach J. Edukasi Dan Teknol. Pembelajaran, vol. 1, no. 2, pp. 108–116, Jun. 2020, doi: 10.37859/eduteach.v1i2.1956.
[4] D. L. Edy, Widiyanti, and Basuki, “Revisiting The Impact of Project-Based Learning on Online Learning In Vocational Education: Analysis of Learning in Pandemic Covid-19,” in 2020 4th International Conference on Vocational Education and Training (ICOVET), Malang, Indonesia, Sep. 2020, pp. 378–381, doi: 10.1109/ICOVET50258.2020.9230137.
[5] M. Pastula, “Use of Information and Communication Technology to Enhance the Information Literacy Skills of Distance Students,” J. Libr. Inf. Serv. Distance Learn., vol. 4, no. 3, pp. 77–86, Aug. 2010, doi: 10.1080/1533290X.2010.506360.
[6] S. H. Pattah, “LITERASI INFORMASI: PENINGKATAN KOMPETENSI INFORMASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN,” vol. 2, no. 2, p. 12, 2014.
[7] J. Kastner and H. Cheng, “Developing Critical Information Literacy in First-Year Engineering Students,” in 2019 IEEE Frontiers in Education Conference (FIE), Covington, KY, USA, Oct. 2019, pp. 1–5, doi: 10.1109/FIE43999.2019.9028413.
[8] I. M. Ngurah Suragangga, “MENDIDIK LEWAT LITERASI UNTUK PENDIDIKAN BERKUALITAS,” J. Penjaminan Mutu, vol. 3, no. 2, p. 154, Aug. 2017, doi: 10.25078/jpm.v3i2.195.
[9] R. Komalasari, “MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI MASA PANDEMI COVID 19,” TEMATIK, vol. 7, no. 1, pp. 38–50, Jun. 2020, doi: 10.38204/tematik.v7i1.369.
[10] D. Sutrisna, “MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI MAHASISWA MENGGUNAKAN GOOGLE CLASSROOM,” FON J. Pendidik. Bhs. Dan Sastra Indones., vol. 13, no. 2, Oct. 2018, doi: 10.25134/fjpbsi.v13i2.1544.
[11] Y. Fitriyani, I. Fauzi, and M. Z. Sari, “Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Pembelajaran Daring Selama Pandemik Covid-19,” J. Kependidikan J. Has. Penelit. Dan Kaji. Kepustakaan Bid. Pendidik. Pengajaran Dan Pembelajaran, vol. 6, no. 2, p. 165, Jul. 2020, doi: 10.33394/jk.v6i2.2654.
[12] D. Krisdamayanti and H. Pujiwati, “MEMBENTENGI DIRI DENGAN EDUKASI PADA MASA PANDEMI COVID-19,” vol. 1, no. 1, p. 9.