Mahasiswa KKN UIN Walisongo Andil dalam Penanaman Bibit Jahe

Shofy Maulidya Fatihah
Mahasiswa KKN UIN Walisongo foto bersama pemilik lahan yang akan ditanami bibit jahe

Wartacakrawala.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri Insiatif Terprogram Dari Rumah (MIT DR) Kelompok 52 UIN Walisongo Semarang ikut serta dalam penanaman bibit jahe di desa Tambahsari, Limbangan, Kendal. Rabu (27/01).

Kegiatan penanaman bibit jahe dilakukan di salah satu lahan milik warga dusun Segedeg tepatnya di RT 01/02. Di desa Tambahsari banyak terdapat lahan yang ditanami berbagai tanaman, sayuran, bahkan buah-buahan. Banyak warga berpenghasilan melalui berkebun.

Jahe merupakan tanaman yang termasuk rempah-rempa dengan nama lain Zingiber Officinale yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari terutama kesehatan. Tanaman jahe relatif mudah ditemukan dan penggunaannya sudah meluas bukan hanya untuk keperluan memasak saja, tetapi juga untuk kesehatan, bahkan untuk kecantikan.

Baca juga: Pendampingan Belajar Mengaji untuk Meningkatkan Pengetahuan Keagamaan

Jahe dapat ditanam di tanah yang memiliki ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut dengan rata-rata curah hujan 2.500-4000 mm/tahun.

“Penanaman Jahe sudah berjalan kurang lebih 3 bulan dan proses panen biasanya setahun sekali dan langsung diambil oleh Pabrik. Perawatan jahe juga tidak susah dan penjualannya bagus di pasaran,” ujar Shodiq selaku Pemilik Kebun.

Sebelum lahan milik Shodiq ditanami Jahe, lahannya ditanami salak pondok. Namun, tidak berjalan lama karena penanaman salak pondok lumauan susah dan keuntungannya tidak seberapa dengan modal yang dikeluarkan.

Baca juga: Kesamaan Realitas Partai Politik di Media Sosial

Sekali panen jahe bisa mencapai kurang lebih 3 kwintal dan langsung diambil pabrik. Selain jahe, Shodiq juga menanam sayuran seperti kangkung, kol, bayam, dan cabai. Sayuran yang ditanam tak sebanyak bibit jahe dan mayoritas dikonsumsi sendiri tidak untuk diperjualkan.

Shodiq merawat lahannya dibantu seorang pekerja bernama Ahmad, setiap harunya mereka berdua yang merawat lahan tersebut. Setiap tiga bulan sekali mereka memberikan pupuk dan mengecek ketinggian tanaman jahe.

“Jahe banyak dicari di pasaran bahkan warga di sekitar sini sering membeli langsung jika telah di panen,” kata Ahmad.

Setelah mengikuti kegiatan penanaman bibit jahe, kami mendapatkan banyak ilmu mengenai perawatan jahe sampai proses panen. (*)

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Pendampingan Belajar Mengaji untuk Meningkatkan Pengetahuan Keagamaan

Next Post

Belajar Peduli Lingkungan dengan Kerja Bakti

Related Posts
Total
0
Share