Mahasiswa KKN UPI Kampanyekan Video Animasi sebagai Media Pembelajaran Daring

Avatar
hAFUBAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAALwGsYoAAaRlbhAAAAAASUVORK5CYII=
Ilustrasi mahasiswa kkn UPI Kampanyekan video sebagai media pembelajaran daring

Wartacakrawala – Pembelajaran daring merupakan suatu adaptasi pembelajaran baru yang telah diatur oleh pemerintah dalam mengurangi interaksi antar individu dan menekan angka kenaikan pasien covid- 19 di Indonesia. Dalam pembelajaran daring sendiri dilakukan secara jarak jauh, di rumah peserta didik masing-masing dan hanya melalui jaringan saja tanpa bertatap muka langsung antara guru. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesaian media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Sistem pembelajaran ini sangatlah bervariasi dalam penggunaan aplikasi penunjangnya, terkadang guru menggunakan Google Classroom, Whatsapp, Google Form dan aplikasi edukasi lainnya.  Pembelajaran daring dirasa cukup efektif dalam menekan angka interaksi antar guru dan peserta didik tetapi penyampaian pembelajaran yang dilakukan tidak tersampaikan dengan baik. 

Salah satu cara alternatif media pembelajaran efektif yang bisa digunakan adalah video animasi pembelajaran. Video animasi sendiri adalah sebuah gambar bergerak yang berasal dari kumpulan berbagai objek yang disusun secara khusus sehingga bergerak sesuai alur yang sudah ditentukan pada setiap hitungan waktu. Objek yang dimaksud adalah gambar manusia, tulisan teks, gambar hewan, gambar tumbuhan, gedung, dan lain sebagainya.

Berbicara mengenai efek video animasi, tentu bukan hanya sekadar berbicara mengenai tampilan yang ada di media massa seperti televisi saja. Kegunaannya lebih daripada itu. Apalagi pada saat ini, zaman sudah memasuki era digital dan tentunya menuntut segala sektor agar bisa memanfaatkan sebaik mungkin teknologi digital yang ada. Oleh karenanya, teknologi digital inilah yang bisa digunakan dalam dunia belajar mengajar khususnya di bidang pendidikan.

Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan yang ada, Linda selaku mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang melakukan program KKN Tematik PPD periode II melaksanakan penguatan pembelajaran terhadap guru, peserta didik maupun orang tua dalam pembelajaran daring.

Baca juga: Mahasiswa KKN UPI Bandung Lakukan Pendampingan Pembelajaran Daring

“Sekolah yang saya tuju yaitu sekolah yang berada di sekitar daerah saya, SDN III Cipaat dengan peserta didik kelas 4 dan kelas 2. Saya mewawancarai dari 2 guru wali kelas tersebut, saya menemukan beberapa faktor yang membuat pelaksanaan pembelajaran daring berkurang diterima dengan baik oleh peserta didik. Faktor tersebut tidak jauh dengan faktor sebelumnya yaitu masih belum beradaptasinya guru, siswa dan orangtua dalam pembelajaran daring, karena tidak semua anak memiliki handphone, tidak semua orang tua dapat memaham aplikai edukasi yang dipakai dalam pembelajaran daring, kurangnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran daring dan kurangnya koordinasi antara guru, siswa dan peserta didik,” paparnya.

Sebagai solusi penguatan pembelajaran dari SDN III Cipaat ini, ia merekomendasikan guru untuk membuat video-video animasi pembelajaran dengan menggunakan sebuah aplikasi animasi instan yang bernama Kinemaster, Canva, Animaker, Plotagon dan sumber materinya dari buku Tematik kelas 4 dan kelas 2.

“Di masa pandemi covid-19 yang memaksa siswa harus belajar dari rumah, guru harus lebih inovatif dalam membuat media-media pembelajaran. Bahkan hanya dengan hitungan menit, guru bisa menghasilkan video animasi pembelajaran yang diinginkan,” lanjutnya.

Menurutnya, guru perlu menguasai suatu keahlian khusus untuk membuat sebuah video animasi, karena di era digital saat ini, guru dapat memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang disediakan dan bisa dimanfaatkan sebagai alat penunjang untuk membuat media-media pembelajaran dalam hal ini video animasi. Peserta didik juga sudah sangat familiar dengan efek video animasi, hal ini dibuktikan banyaknya tayangan televisi yang mempersembahkan film-film animasi untuk anak-anak, semisal Upin Ipin, Si Unyil dan lain sebagainya.

Dalam membuat sebuah video animasi, yang harus diperhatikan adalah keterkaitan dan ketercapaian dari suatu indikator pembelajaran, beberapa hal yang harus didesain sedemikian rupa, diantaranya durasi cerita jangan terlalu panjang, menyusun konsep cerita semenarik mungkin. Setelah video animasi selesai dibuat dan diupload ke youtube, guru mengirimkan link video tersebut kepada peserta didik. Selain dengan tampilan gambar yang menarik, siswa juga diberikan latihan soal agar ia juga dapat ikut aktif dalam mencoba materi yang telah disampaikan dalam video animasi.

“Video animasi tersebut menggunakan whatsapp untuk menyebarkan link YouTube yang ada. Sebelum menyebarkan video tersebut saya melakukan konsultasi kepada guru terlebih dahulu mengenai materi video animasi tersebut. Kepada peserta didik untuk kegiatan belajar daring. Memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang ada demi menunjang proses pembelajaran baik luring maupun daring dapat membantu guru dalam menciptakan karya-karya inovatif, teruslah berkarya demi masa depan untuk anak didik,” tutupnya. (*)

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
aAAH7Vn1zAAAAAElFTkSuQmCC

Dispar DIY Buka Tourism Information Jogja Center di Bandara YIA

Next Post
aAAH7Vn1zAAAAAElFTkSuQmCC

SMP LABSCHOOL UNESA Terapkan Konsep Smart School

Related Posts
Total
0
Share