Wartacakrawala.com – Nafiatul Kholifah Mahasiswa KKN UIN Walisongo ikut serta dalam kegiatan peternakan ayam petelur milik warga sekitar. Kegiatan ini dilakukan di kandang ayam yang bertempat di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Selasa (10/11).
Sebelumnya mahasiswa sempat berbincang-bincang dengan pemilik peternakan yang bernama Bu Puji. Beliau menceritakan mulanya peternakan ayam ini dibangun pada tahun 2016. Sengaja lokasinya jauh dari pemukiman penduduk supaya tidak mengganggu masyarakat, maka tempatnya berada di tengah-tengah hutan. Jarak tempuh kurang lebih 5 menit dari rumah, dan rute perjalanan dapat dilalui motor dan mobil. Jadi tak perlu bersusah payah lagi untuk mensuplai asupan makanan ayam.
“Di dalam peternakan ini, terdapat 1.200 ayam petelur. Alhamdulillah jarang saya jumpai ayam yang berpenyakitan, setiap hari saya pantau dari pagi sampai sore. Jika ada ayam yang terlihat tanda-tanda tidak sehat, maka saya pindahkan ke kandang belakang supaya tidak menulari ayam di sekitarnya,” tutur Bu Puji.
Biasanya Bu Puji tidak sendiri beraktivitas di peternakan, beliau ditemani suami dan anaknya. Karena memang sangat banyak popularitas ayam petelur yang ada di peternakan, dapat dilihat dari ukuran kandangnya memanjang sekitar 10 meter. Penempatan ayamnya pun 2 tingkat dan kanan kiri. Setiap ayam terpisahkan dengan rangkai besi supaya tidak kesempitan dan di depannya tersedia 2 saluran memanjang berguna untuk tempat makanan dan tempat minuman. Jadi setiap 3 meter diatas saluran terdapat kran yang akan dinyalakan ketika jam makan, yaitu pagi dan sore.
Baca juga: Sosialisasikan Protokol Kesehatan, KKN UIN Walisongo Lakukan Pembagian Masker
Karena jenisnya ayam petelur, yaitu ayam betina dewasa yang dibudidayakan khusus untuk diambil telurnya saja maka setiap hari ayam ini bertelur. Metode peternakannya sebelum jam 7 pagi saluran untuk makan dan minum dibersihkan terlebih dahulu sampai ujung kemudian dinyalakan kran untuk minum dan pemberian makan berupa bekatul atau dedak di sepanjang saluran.
Sembari menunggu pemberian makan siang, biasanya seminggu dua kali kotoran ayam yang berada di bawah kandang dinersihkan dengan sapu kemudian dimasukkan ke dalam karung untuk dijadikan pupuk tanaman.
Setelah jam 2 siang lanjut kegiatan pengambilan telur-telur ayam yang sudah siap ditata ke tempatnya. Setelah itu pemberian makan dan minum sama seperti pagi tadi. Sambil menunggu waktu petang, telur-telur yang sudah terkumpul ditimbang tiap satuan kg. Kemudian didistribusikan ke para pengusaha makanan, penjual sayuran, dan juga para warga sekitar yang memerlukannya. Harga tiap 1 kgnya 20 ribu. Dan rata-rata berisi 15 -16 butir telur, memang berbeda-beda karena ukuran telur tidak selalu sama jadi jumlah butir per kg nya tak menentu.
Meskipun tinggal di pedesaan, namun tak semua perekonomian anjlog di masa Pandemi Covid-19. Salah satunya bidang peternakan inilah yang kian hari kian bertambah penghasilan. Dengan ikhtiar dan tawakal, alhamdulillah peternakan ayam petelur Bu Puji tiap tahun dapat meningkat jumlah ayam yang di ternaknya. (*)