Wartacakrawala.com – Sejak awal pandemi COVID-19, masyarakat berbondong-bondong memborong berbagai vitamin yang berada di pasaran, khususnya vitamin C, sebagai harapan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Namun, banyak ditemukan anjuran sosial media oleh masyarakat awam yang menyarankan konsumsi dosis tinggi multivitamin selama pandemi yang tentunya menyalahi aturan.
Orang sering beranggapan bahwa lebih banyak itu lebih baik. Anggapan ini keliru jika diterapkan pada pengunaan vitamin dan mineral. Langkah ini bahkan dapat membahayakan kesehatan. Vitamin C misalnya, oleh sebagian masyarakat digunakan sebagai salah satu antioksidan dan menjaga daya tahan tubuh, ternyata malah kemungkinan dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Sebuah penelitian menyebutkan mengkonsumsi vitamin atau suplemen makanan ternyata tak selamanya baik bagi kesehatan, karena mereka juga membawa efek buruk bagi tubuh. Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari University of Minnesota, meneliti lebih dari 38.000 wanita. Para peneliti pun mengumpulkan data tentang penggunaan suplemen wanita pada tahun 1986, 1997 dan 2004. Hasilnya, peneliti melihat wanita yang mengkonsumsi suplemen rata-rata 2,4 persennya mengalami peningkatan risiko kematian selama 19 tahun penelitian, dibandingkan dengan wanita yang tidak konsumsi suplemen.
Baca juga: Lawan Covid-19, BEM Nusantara Jawa Timur Serukan Gerakan Sinergi Nusantara
Peningkatan kematian yang berkaitan dengan konsumsi suplemen disebabkan karena tingginya konsentrasi senyawa kimia yang terkandung dalam suplemen. Seperti yang kita tahu suplemen mengandung jumlah nutrisi yang lebih tinggi daripada makanan dan beberapa senyawa kimia tersebut akan memberikan efek berbahaya jika dikonsumsi dalam waktu yang lama karena akan menumpuk dalam tubuh.
Dosis harian vitamin C orang dewasa berkisar antara 75-90 mg saja, bukan 1000 mg seperti yang dibilang iklan-iklan. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan konsumsi buah-buahan dan sayur mayur yang dikonsumsi sehari-hari. Bahkan 1 buah kiwi dapat mencukupi kebutuhan vitamin C kita dalam 1 hari.
The Food and Nutrition Board. U.S National Academy of Sciences menetapkan bahwa batas maksimum vitamin C yang masih dapat ditoleransi oleh tubuh dan tidak memberikan efek samping paling tidak 2000 mg per hari. Namun, lebih aman bagi kesehatan untuk mengkonsumsi vitamin C kurang dari 1000 mg per hari.
Baca juga: Semangat Bulan Kemerdekaan, BEM Nusantara Jatim Launching Program Delivery UMKM
Kenapa sih kalo minum berlebihan?
Konsumsi vitamin C lebih dari 1000 mg per hari dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan seperti mengakibatkan mual, gangguan sistem pencernaan, kram perut, diare, dan bahkan dapat meningkatkan resiko terjadinya batu ginjal loh. Nah, efek samping ini biasanya banyak ditemukan pada konsumsi suplemen vitamin C bukan pada konsumsi natural dari bahan makanan. Jadi, akan sangat baik bagi kesehatan apabila kebutuhan vitamin C tubuh dipenuhi dari konsumsi makanan sehari-hari yang seimbang tanpa suplemen berlebihan.
Untuk itulah mahasiswa KKN UNDIP, Monika Kumala Dewi, merasa bahwa diperlukan edukasi kepada masyarakat dengan landasan teori yang terpercaya dalam mengkonsumsi multivitamin khususnya vitamin C, harian agar tidak membahayakan kesehatan.
Program ini dilakukan selama masa KKN Tim II UNDIP TA 2020/2021 dari 30 Juni hingga 12 Agustus 2021 dengan nama “Edukasi Dosis Konsumsi Multivitamin selama Pandemi COVID-19”. Edukasi yang dilakukan disajikan dalam poster yang dipasang pada Balai RW 09, Balai RW 10, dan Kantor Kelurahan Kembangarum.
Poster juga akan dibagikan secara daring melalui media sosial instagram dan whatsapp kepada warga RW 09 dan RW 10 Kelurahan Kembangarum. Dilakukan pula meeting dengan warga Kelurahan Kembangarum untuk menyajikan berbagai insight dalam konsumsi dosis vitamin C yang aman. Hal tersebut kiranya sesuai dengan arahan PPKM masa ini untuk meminimalkan kontak secara langsung dan mengurangi resiko penyaluran penyakit.
Dengan pengetahuan tambahan yang dibagikan ke masyarakat selama masa pandemi ini, Monika berharap agar masyarakat semakin bijak dalam mengkonsumsi multivitamin agar tidak berlebihan karena dapat memberikan dampak negatif yang pastinya tidak diharapkan. (*)