Wartacakrawala.com – Di masa pandemi Covid-19 saat ini, kebutuhan akan hand sanitizer mengalami peningkatan yang signifikan. Dilihat dari kenaikan harga pada alkohol sebagai bahan tambahan pembuatan hand sanitizer. Ini juga berdampak pada kelangkaan alkohol dan hand sanitizer di pasar, karena permintaan keduanya yang drastis.
Adanya kelangkaan tersebut dimanfaatkan mahasiswa KKN Reguler Dari Rumah UIN Walisongo Semarang untuk membuat hand sanitizer alami sekaligus mengedukasi anak-anak bagaimana cara membuat bahan alami diolah menjadi barang yang bermafaat.
Uul Musmaitika Suhaemi selaku Mahasiswa KKN Reguler Dari Rumah UIN Walisongo Semarang menuturkan hand sanitizer yang beredar di sekitar tempat tinggalnya sangat mahal. Banyak pula yang mengeluh, terutama para orang tua yang membutuhkan hand sanitizer bagi anak-anaknya yang suka bermain di luar rumah.
“Ini memicu saya untuk membuat dan bisa mengedukasi anak-anak untuk membuat hand sanitizer rumahan dari bahan alami lidah buaya dan daun sirih,” terangnya.
Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gandeng PKK Ikuti Pelatihan Menjahit
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin 9 November 2020 tepatnya di Rt 27/ Rw 04 Desa Widodaren, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah bersama anak-anak SD di lingkungan setempat. Pelaksanaan kegiatan ini diikuti dengan antusias anak-anak yang ingin tahu lebih tentang cara pembuatan hand sanitizer alami ala rumahan.
“Ternyata untuk membuat hand sanitizer alami itu mudah, tidak perlu beli dengan harga mahal dibuat sendiri juga bisa,” ujar Wisnu Saputra (10) anak kelas 5 SD yang mengikuti kegiatan ini.
Bahan yang digunakan untuk membuat hand sanitizer alami memang mudah didapat. Bermodal lidah buaya, daun sirih, jeruk nipis dan air yang mudah dijumpai di sekitar rumah.
Adanya kegiatan ini diharapkan mampu membuat anak-anak lebih semangat menjaga kesehatan mereka. Sekaligus menjawab keresahan banyak orang terkait hand sanitizer yang harganya mahal. Dengan memanfaatkan bahan alami, kita juga bisa memanfaatkan tumbuhan sekitar yang kita pikir tidak bermanfaat, menjadi barang yang layak diperhitungkan keberadaanya. (*)
