Wartacakrawala.com – Sampah plastik adalah sampah yang sangat sering ditemukan di lingkungan masyarakat. Penggunaan plastik hingga kini semakin meningkat namun tetap dibiarkan begitu saja, sedangkan plastik adalah bahan yang sulit bahkan tidak bisa diuraikan oleh alam sehingga dapat menjadi penyebab dari pencemaran alam seperti dapat menjadi limbah dan menyumbat selokan di pemukiman warga.
Apabila dibakar akan menimbulkan polusi udara yang dapat mengganggu kesehatan pernapasan. Agar sampah plastik tidak menumpuk dan terjadi pencemaran lingkungan, ada salah satu cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengurangi sampah plastik yaitu dengan cara didaur ulang sehingga menjadi kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi.
Seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu PKK RT 05 RW 01 Kel/Desa Ketegan, Kec. Taman, Kab. Sidoarjo ini yang sedang mendapatkan pelatihan membuat suatu kerajinan kreatif yang bisa mengurangi penumpukan limbah plastik di lingkungan sekitar.
Pelatihan ini dipelopori oleh seorang mahasiswa bernama Kumala Puspita Sari Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang sedang melakukan KKN Mandiri di Desa Ketegan Barat RT 05 RW 01 Kec. Taman Kab. Sidoarjo yang dibimbing oleh dosen pembimbing lapangan Dr. Arga Christian Sitohang, SE., MM
Baca juga: Tingkatkan Literasi Ditengah Pandemi, Mahasiswa Untag Buat Teras Baca
Pelatihan tersebut dilakukan pada tanggal 13 Desember 2020 dengan nama programnya yaitu “Pemberdayaan Masyarakat dalam Pelatihan Kreatifitas Limbah Plastik”.
“Dalam pelatihan ini ibu-ibu PKK terlihat sangat antusias mengikuti instruksi dari mahasiswa tersebut dalam membuat kerajinan dari kantong plastik bekas yang bisa diubah menjadi hiasan bunga-bunga plastik indah yang memiliki nilai jual,” papar Kumala.
Diharapkan dengan adanya pelatihan ini masyarakat dapat meningkatkan perekonomian melalui ide-ide kreatif untuk mengolah limbah menjadi lebih bermanfaat, selain itu limbah plastik pun juga akan berkurang dan tidak lagi terjadi pencemaran lingkungan. (*)
