Wartacakrawala.com – Data Bank Indonesia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang di masa pandemi membaik hingga 3,7 persen, melebihi Jawa Timur. Hasil itu adalah buah kerja keras berbagai kalangan untuk memulihkan ekonomi pasca pandemi. Salah satunya adalah gerakan Milenial Utas dengan konsep jejaring pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif 1 desa 1 Pemuda Kreatif.
Pemuda dibalik lahirnya gerakan Milenial Utas adalah Zulham Akhmad Mubarrok, 37. Gerakan Milenial Utas sendiri lahir pada 28 oktober 2020 bertepatan dengan hari sumpah pemuda. Gerakan ini di inisiasi oleh 500 pemuda dari seluruh desa di Kabupaten Malang. Jumlah pemuda itu sesuai dengan jumlah desa di Kabupaten Malang yang mencapai 397 desa dan total 33 kecamatan.
’’Di awal-awal pandemi saya dan beberapa kawan tersadar bahwa ekonomi kita akan kolaps jika tak ada jaring pengaman ekonomi strategis, maka lahir ide mendirikan komunitas pengusaha milenial berbasis industri kreatif dan kami namakan Milenial Utas itu,’’ jelas Zulham.
Bukan perkara mudah mengumpulkan ratusan pemuda yang bekerja di sektor industri kreatif dan berusia milenial. Problemnya berkaitan dengan sikap pemuda yang cenderung cuek dan tidak ingin berjejaring. Tetapi, dengan kegigihan, Zulham berhasil mempersatukan mereka.
Baca juga: Milenial Utas Kreasikan Blueprint Ekonomi Kreatif Kabupaten Malang
’’Ketika itu sedang PPKM tapi saya malah keliling blusukan ke desa-desa sambil bagi-bagi masker dan hand sanitizer satu persatu saya datangi simpul pemuda, butuh 3 bulan untuk mengumpulkan kawan-kawan ini,” kata dia.
Terdapat 16 subsektor dalam ekonomi kreatif. Yaitu, kuliner, fashion, kriya, TV dan radio. Lalu, usaha penerbitan, arsitektur, aplikasi dan games developer. Termasuk juga, periklanan, musik, fotografi, film, animasi, video, seni pertunjukkan, desain produk, seni rupa, desain interior, dan desain komunikasi visual.
Berbasis potensi ekonomi kreatif itu, Zulham membangun konsep 1 desa 1 pemuda kreatif. Menurut Zulham, karena rata-rata usaha kreatif itu tidak dilirik Bank maka mereka kebanyakan bermodal kecil dan rentan bangkrut. Dengan berjejaring di Milenial Utas, maka tercipta pasar yang baru dan jejaring support sistem antara pemuda kreatif di desa-desa tersebut. Sehingga mereka lebih bisa melewati masa kritis saat pandemi.
Zulham sendiri adalah seorang pekerja kreatif. Pria kelahiran 12 Juni 1984 itu menjadi komisaris di sejumlah perusahaan berbasis teknologi. Diantaranya, PT Agra Nirwasita Technology (ANT) dan PT Sangkar Garuda Sakti (SGS). Selain itu, pria kelahiran Kecamatan Poncokusumo, Malang, itu juga menjadi Direktur Operasional di KIPA Indonesia, sebuah perusahaan rintisan yang memproduksi aplikasi POS dan layanan kasir online. ’’Saya lebih suka disebut technopreneur. Seorang entrepreneur di bidang teknologi,’’ ujarnya
Pria yang memiliki nama pena Zulham Mubarak itu mengawali karier profesionalnya sebagai jurnalis di Harian Jawa Pos sejak April 2007-Mei 2013. Pernah menjadi Ketua Forum Wartawan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Forwara) RI selama 2 periode yakni 2008-2009 dan 2009-2010. Dalam bidang jurnalistik, alumni SMUN 01 Malang itu beberapa kali mencatatkan capaian khusus dalam bidang jurnalisme investigasi.