Wartacakrawala.com – Menjelang Muktamar ke-34 NU, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengusulkan dua nama yaitu KH. Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tahun kepengurusan 2021-2026.
Usulan ini disampaikan dalam bentuk Surat Keputusan PWNU Jatim sebagai masukan untuk Muktamar ke-34 NU di Bandar Lampung, pada 23-25 Desember mendatang.
Surat tersebut ditandatangani Ketua PWNU Jatim, KH Marzuqi Mustamar, Sekretaris, Prof Akh Muzakki, Rais, KH Anwar Manshur, dan Katib, KH Syafruddin Syarif pada, Selasa (12/10).
Secara rinci, surat tersebut menjelaskan sebagai berikut:
Baca juga: Rincian Gaji PPPK Guru Honorer Golongan I-XVII, Ini Dia Besarannya
- Untuk kebutuhan organisasi ke depan, PWNU Jawa Timur meyakini perlunya dilakukan proses perubahan strategis dalam bentuk regenerasi pada tataran kepemimpinan manajerial dan pelaksanaan tugas organisasi (Tanfidziyah) di tubuh PBNU.
- Untuk kepentingan itu, NU Jawa Timur mengambil keputusan dalam bentuk pengusulan KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf masing-masing sebagai Rais Aam dan Ketua Umum PBNU periode 2021-2026.
- PWNU Jawa Timur mengamanatkan kepada Pengurus NU di Cabang untuk mengamankan keputusan seperti dimaksud pada poin 1 dan 2 diatas.
Demikian surat keputusan ini dibuat untuk kemaslahatan organisasi.
Sementara itu, Kiai Marzuki mengatakan, usulan yang ditetpakan PWNU Jatim merupakan arahan dari masyayikh.
Baca juga: Tumbangkan Patria Blitar, Tim Putri Bravo Pagergunung Sukses Juarai Turnamen Bola Voli Exsindo Cup
“Tadi Kiai Anwar Manshur dawuh (menyampaikan), calon Rais Aam PBNU yang didukung oleh PWNU Jawa Timur secara resmi kelembagaan itu KH Miftachul Akhyar. Kemudian calon Ketua Umum PBNU yang akan didukung PWNU Jawa Timur yang didawuhkan (disampaikan) Kiai Anwar Manshur adalah Gus Yahya Cholil Staquf,” katanya.
Ia menegaskan, pengambilan keputusan berdasarkan arahan dari masyayikh merupakan tradisi yang sudah biasa di NU dan pesantren.
“Sekali lagi itu (arahan masyayikh) pola-pola NU untuk memecahkan masalah. Kami-kami pengurus ini ibaratnya pengurus pondok sehingga karena keputusan rais (ibarat) pengasuh pondok, maka tidak ada lain kecuali sam’an wa taatan (mendengar dan menaati),” ungkap Kiai Marzuki.
Menurutnya, setelah ada keputusan ini pihaknya akan melakukan sosialisasi dan konsolidasi ke PCNU di Jatim.
“Dan nanti lewat koordinasi pak sekretaris umum, Gus Salam dan lain-lain suatu saat akan melakukan sosialisasi juga ke PC-PC (tentang keputusan PWNU). Dan insyaallah Jawa Timur tidak sulit melakukan sosialisasi,” ujarnya.(*)