Paradiplomasi sebagai Bentuk Globalisasi Dalam Politik

Shofy Maulidya Fatihah
Nadim Firas, Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang
Nadim Firas, Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang

Wartacakrawala.com – Seorang Founder dan Chairman World Economic Forum, Prof. Klaus Schwab pernah mengatakan “The problem that we have is not globalization. The problem is a lack of global governance”.

Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa telah terjadi perubahan terhadap perpolitikan global dalam hubungan internasional yang semula sangat berkiblat pada isu – isu dengan sifat high politics-nya dan mengedepankan aspek hard power serta berpacu pada keadaan zero sum game menjadi sebuah keadaan dimana banyak negara didunia saling berintegrasi demi menyelesaikan  isu persoalan mulai dari tingkat sub-nasional hingga tingkat global.

Oleh karena itu, terbentuklah kesadaran global terutama pada para pemangku kebijakan terkait dengan urgensi membentuk sebuah kerjasama dalam mengatasi common problems. Dalam rangka merealisasikan kepentingan melalui hubungan kerjasama maka diperlukannya komunikasi yang efektif melalui salah satu konsep penting dalam hubungan internasional yakni diplomasi.

Menurut para ahli, diplomasi diartikan sebagai sebuah seni dalam hubungan internasional yang digunakan untuk melakukan komunikasi melalui negosiasi oleh perwakilan yang diakui demi tercapainya kesepakatan bersama terkait dengan kepentingan yang dimiliki.

Baca juga: KPUR Unesa Sukses Gelar Pemira, Bawa Semangat Demokrasi

Namun pemahaman tentang diplomasi tersebut masih terkesan kaku, konvensional, dan sangat ekslusif karena hanya terbatas berpatokan pada pelaku diplomasi tingkat nasional yang dilakukan oleh petinggi negara yang diakui.

Seiring berkembangnya ilmu hubungan internasional yang selaras dengan berkembangnya tatanan politik global akibat dari munculnya globalisasi sebagai stimulus mulainya era modern, maka diplomasi yang menjadi ciri khas dari ilmu hubungan internasional pun ikut mengalami perubahan yang cukup signifikan.

Perubahan tersebut ditandai dengan meluasnya aktor atau pelaku diplomasi yang tidak hanya berhenti pada pelaku tingkat nasional namun juga dapat dilakukan oleh pelaku diplomasi tingkat sub nasional seperti pemerintah daerah. Istilah yang tepat untuk menggambarkan fenomena tersebut ialah paradiplomasi sebagai dampak globalisasi di bidang politik.

Paradiplomasi ini juga dikenal sebagai salah satu kontribusi aktor subnasional dikancah internasional atau dengan kata lain peran pemerintah pusat yang berkaitan dengan daerah tersebut diambil alih oleh otoritas pemerintah daerah.

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Komisi pemilihan umum raya (KPUR) Universitas Negeri Surabaya (UNESA)

KPUR Unesa Sukses Gelar Pemira, Bawa Semangat Demokrasi

Next Post
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan keterangan soal aturan Natal dan Tahun Baru 2023 / dok. Pemkot Surabaya

Pemkot Surabaya Larang Konvoi dan Kenalpot Brong di Malam Tahun Baru

Related Posts
Total
0
Share