Mereka semua pun menyatakan sepakat terhadap rencana Pemkot Surabaya untuk mendirikan Rumah Bhinneka.
“Saya kemarin baru bertemu dan berkumpul, maka kita (sepakat) nanti akan membentuk Rumah Bhinneka yang terdiri dari semua tokoh lintas agama dan lintas suku,” ungkap dia.
Di sisi lain, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga menyebutkan, bahwa Surabaya merupakan kota toleransi dengan peringkat keenam se-Indonesia. Sedangkan di Jawa Timur, toleransi di Kota Surabaya peringkat satu.
“Ini saya ingin tunjukkan bahwa Kota Surabaya ini bukan suku Jawa saja. Ada suku NTT (Nusa Tenggara Timur), Sumatera Selatan, suku Minang dan agamanya pun berbeda-beda,” pungkasnya. (*)