Wartacakrawala.com – Pandemi Covid-19 telah memicu munculnya masalah kesehatan di kalangan masyarakat.
Hal ini terjadi salah satunya karena terbatasnya ruang gerak, aktivitas, dan mobilisasi akibat penerapan pengetatan mobilitas masyarakat.
Terkadang, stress dan trauma yang dialami seseorang sudah berada dalam posisi yang sangat kritis.
Beberapa bahkan sudah tidak dapat berpikir sehat dan juga menggunakan obat-obatan terlarang untuk mengekang stress.
Dalam situasi ini, orang tersebut harus mendapatkan pertolongan profesional seperti psikolog dan psikiater.
Namun, masih banyak masyarakat yang belum memahami perbedaan psikolog dan psikiater secara tepat.
Lantas, apa perbedaan psikolog dan psikiater? Berikut perbedaannya dikutip dari SehatQ, Selasa (30/1/2022).
Baca juga: Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 2022-2027 Resmi Dikukuhkan, Gus Yahya: Siap Bekerja!
Perbedaan Psikolog dan Psikiater
1. Pemberian resep obat
Salah satu perbedaan psikologi dan psikiater yang umum diketahui adalah bahwa psikiater dapat memberikan resep obat, tetapi psikologi tidak dapat meresepkan obat ke pasien atau kliennya.
Psikolog akan lebih fokus dalam mempersembahkan psikoterapi tanpa menggunakan obat.
2. Edukasi dan pelatihan
Psikiater harus mengikuti kuliah terlebih dahulu sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan mengambil penjurusan spesialis kejiwaan.
Sementara itu, untuk menjadi psikolog, harus ada proses magang dan pengawasan dalam jangka waktu yang ditentukan.
3. Penanganan Pasien
Perbedaan psikolog dan psikiater lainnya terletak dari bagaimana penanganan dan pendekatan yang dilakukan.
Psikiater umumnya akan memeriksa kesehatan fisik pasiennya terlebih dahulu untuk mengetahui tidaknya kondisi medis yang dapat memengaruhi kesehatan mental pasien.
Di sisi lain, psikolog akan memeriksa dan menangani pasien atau kliennya berdasarkan perilaku, pikiran, dan emosi yang ditunjukkan oleh pasien atau klien.
Oleh karena itu penanganan yang diberikan pada umumnya bersifat mengubah perilaku, psikoterapi, ataupun konseling.