Perkuat Karakter Aswaja Siswa SMA An Nur Dalam Rangka Menyambut Abad Ke 2 NU

Avatar
M. Fadil Khojin, Pengasuh PPAI Bahrul Ulum Tajinan dalam seminar Ke-NU-an bertemakan “model dakwah dan kiprah Nu dalam 1 abad menjaga NKRI” oleh OSIS SMA An Nur Bululawang
M. Fadil Khojin, Pengasuh PPAI Bahrul Ulum Tajinan dalam seminar Ke-NU-an bertemakan “model dakwah dan kiprah Nu dalam 1 abad menjaga NKRI” oleh OSIS SMA An Nur Bululawang

Wartacakrawala.com – Ikut memperingati harlah NU sekaligus peringatan 1 abad Nahdlatul Ulama, OSIS putri SMA An Nur gelar seminar Ke-NU-an bertemakan “model dakwah dan kiprah Nu dalam 1 abad menjaga NKRI” dengan mendaulat M. Fadil Khojin, Pengasuh PPAI Bahrul Ulum Tajinan,  sebagai narasumber.

Acara di buka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Namira Ahadya Ningrum, peraih juara 1 lomba Qiro’ah  se-kabupaten Malang. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai tanda syukur atas usia NU yang mencapai 1 abad.

Kholifatul Istifarah, ketua pelaksana, mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan seminar NU adalah untuk meningkatkan kepedulian terhadap Nahdlatul Ulama, menambah wawasan seputar aswaja dan juga ikut berpartisipasi dalam memperingati 1 abad Nahdlatul Ulama.

“Puji syukur alhamdulillah, acaranya berjalan lancar tanpa hambatan. Untuk peserta yang hadir berjumlah 76 orang yang merupakan perwakilan tiap kelas dan siswa berprestasi. Dari awal sampai akkhir acara peserta antusias mengikuti segala rangkaian kegiatan, hal ini tak terlepas dari peran pemateri yang dalam penyampaian materinya sangat interaktif dan seru,” ujarnya.

Terakhir, ia berharap, melalui kegiatan seminar ini siswa SMA An Nur dapat meneladani perjuangan tokoh atau ulama NU. Tak hanya itu, sebagai warga NU harus bangga menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama.

“Salah satu bentuknya adalah dengan selalu menjalankan syariat yang dianjurkan oleh ulama NU,” tutup siswa kelas XI IPA 15 tersebut.

Memasuki acara inti, Gus Fadil mengawali  materinya dengan mengungkapkan sebuah realita yang terjadi di zaman sekarang. Menurutnya era 5.0 merupakan era yang sangat berbahaya bagi dunia pendidikan. Peran manusia makin berkurang menyusul perkembangan teknologi yang cukup masif.

Baca juga: Class Meeting Sebagai Ajang Mempererat Silaturahmi Dan Memperkuat Potensi

“Saat ini saja, banyak anak santri yang merasa lebih enak belajar dari internet dari pada mendengarkan langsung dari gurunya. Dalam konteks mempelajari agama tentu ini akan berbahaya jika tidak di bentengi dengan pemahaman aswaja yang benar. Berbahaya jika tidak memilki akidah yang kuat. Generasi zaman sekarang dan yang akan datang hanya bisa di selamatkan dengan cara anak-anaknya di pondokan ke pesantren,” jelasnya.

Berdasarkan kenyataan tersebut ia kemudian menyimpulkan sebagai generasi yang akan tumbuh di abad ke 2 NU, ada tiga variabel yang harus di pahami oleh peserta seminar. Variabel yang pertama,  peserta harus mengetahui manfaat berada di kelompok ahlussunnah, kedua, harus memahami teori standarisasi aswaja di bidang keilmuan dan ketiga, peserta harus mengenal bagaimana seharusnya  karakter yang dimiliki penganut aswaja dalam menghadapi abad ke 2 Nahdlatul Ulama.

“Ada tiga manfaat yang kita dapat ketika berada di kelompok ahlussunnah wal jama’ah, pertama, menjadi orang yang beruntung di dunia, beruntung di alam kubur dan beruntung di akhirat. Alam itu sebenarnya ada 5 yakni alam ruh, alam rahim, alam dunia, alam kubur, alam akhirat. Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, Nabi Muhammad SAW, menyampaikan bahwa islam pecah menjadi 73 kelompok, salah satunya kelompok ahlussunnah wal jama’ah. Dari sekian banyak kelompok islam hanya golongan ahlussunnah yang selamat,” terangnya.

Secara teori keilmuan, ada 3 tiga disiplin ilmu yang diperhatikan oleh ahlussunnah wal jama’h, diantaranya, ilmu tauhid atau teologi, kedua, ilmu fiqh atau ilmu syariat, ketiga, ilmu tasawuf atau akhlak.

“Kalau and benar-benar yakin bahwa anda adalah ulama ahlusunnah wal jamaah maka harus pahami betul tiga teori teresebut. Kalau anda belajar ilmu tauhid atau teologi dalam lingkup aswaja harus mengikuti dua ulama sentral yaitu Abu Hasan Al Asyari dan Abu Manshur  Al Maturidi. Sedangkan kalau anda mempelajari ilmu fiqih harus mengikuti 4 mazhab, diantaranya, mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Untuk ilmu akhlak (tasawuf), sebagai orang NU harus mengikut Imam Ghozali dan Imam Junaidi. Kesimpulanya sebagai orang NU kita di haruskan mempelajari  ilmu  tauhid dari 2 ulama, ilmu fiqh dari 4 imam mazhab dan tasawuf  dari 2 ulama. Bagi mereka yang tidak mengikuti dua ulama ini maka dipastika dia keluar dari golongan ahlussunnah wal jama’a,” tegasnya. 

Ia melanjutkan, “apakah kita perlu belajar islam ahlussunnah langsung ke Al-Qur’an, langsung kepada Nabi? Nggak boleh, nggak sopan kalau langsng ke hadist, nggak sopan kalau langsung ke Al Qur’an tapi harus melalui ulama atau guru. Al-Qur’an dan hadist hadir di ribuan tahun yang lalu. Sebagai muslim yang masih belajar terhadap ilmu agama untuk mempelajari Qur’an & hadits harus melalui Ulama. Ulama yang kita jadikan guru juga harus miliki sanad keilmuanya yang jelas yaitu sampai ke Nabi Muhammad SAW,” tambahnya.

Sebagai generasi NU yang hidup di era milenial yang semuanya bisa di pelajari dari gengaman handphone ini nggak boleh belajar ilmu agama dari youtube dan gogle.  Pengetahuan yang didapat dari keduanya hanya bisa di jadikan sebagai pertimbangan namun bukan sesuatu yang mutlak. Mempelajari ilmu agama dari guru yang bersanad adalah  karakter yang harus di miliki oleh warga Nahdlatul Ulama.

“Karakter aswaja itu ada dua, pertama doa & ibadah, kedua, ikhtiar dan berusaha. Kalau kepingin pintar usahanya atau ikhtiarnya belajar, sekolah dengan sungguh-sungguh tapi tidak hanya itu harus diimbangi dengan mengingat tuhan melalui ibadah dan berdoa,” tutup Pengurus Cabang NU kecamatan Tajinan tersebut.

Selain mengikuti acara inti, peserta juga mendapatkan beberapa kuis sebagai hiburan. Semua pertanyaan kuis yang diajukan oleh panitia merupakan informasi seputar NU. Sebagai pentutup, acara kemudian diakhiri dengan menonton film dokumentar sejarah perjuangan  Nahdlatul Ulama.

Penulis : Ramlin

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Outing Class Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Gelombang 13 Kelompok 32

Realisasi Program Outing Class oleh Mahasiswa PMM UMM di Edupark FPP UMM

Next Post
Program Parenting Kelompok 8, Gelombang 13 PMM UMM KB Aisyiyah DAU

PMM UMM KB ‘Aisyiyah 2, Dau: Kelompok 8, Gelombang 13 Bawakan Program Parenting dengan Pembahasan 5 Bahasa Cinta

Related Posts
Total
0
Share