Wartacakrawala.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) mengungkap jumlah sekolah yang terkena dampak erupsi Gunung Semeru.
Total, ada 28 sekolah yang terkena dampak langsung erupsi Gunung Semeru di dua Kecamatan, yakni Kecamatan Prono Jiwo dan Kecamatan Candi Puro.
“Total untuk satuan pendidikan pendidikan yang terdampak langsung adalah 6 sekolah di Kecamatan Candi Puro dan 22 sekolah di Kecamatan Prono Jiwo,” ujar Plt Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam jumpa pers, Minggu (5/12/2021).
Diketahui, 28 sekolah yang terdampak tersebut mulai dari jenjang Paud, SD, SMP hingga SMK.
“Ada yang terdampak langsung itu untuk Paud sejumlah 4 sekolah di Candi Puro dan 9 sekolah Prono Jiwo yg terdampak langsung. SD itu baik di Candi Puro maupun di Prono Jiwo 9 sekolah. SMP Candi Puro 2 sekolah. Prono jiwo 3 sekolah. SMK Candi Puro 1 sekolah,” terang Abdul.
Abdul mengatakan, BNBP malam ini akan mendirikan posko terpadu penanganan bencana erupsi Gunung Semeru.
Baca juga: Jokowi Perintahkan Tindakan Tanggap Darurat Selamatkan Korban Erupsi Semeru
Tujuannya, untuk berkoordinasi dan melakukan pendataan korban yang sebelumnya masih terpisah-pisah.
“Arahan dari Kepala BNPB malam ini sudah harus satu posko terpadu. Saat ini belum terbentuk posko terpadu tanggap darurat. Sehingga, koordinasi dan penataan giat serta pendataan korban masih terpisah antara satu pos dengan pos yang lain belum kita satukan,” tutur Abdul.
Untuk diketahui, warga terdampak erupsi Gunung Semeru terus bertambah. Sore ini, tercatat ada 5.205 jiwa masyarakat yang terdampak.
“Untuk jumlah masyarakat terdampak artinya jumlah masyarakat yang terdampak, baik itu awan panas, guguran di 2 kecamatan, kemudian masyarakat terdampak debu vulkanik di 8 kecamatan itu, total 5.205 jiwa,” kata Plt Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam jumpa pers, Minggu (5/12/2021).
Dari lima ribu lebih warga yang terdampak itu, 1.300 orang di antaranya telah mengungsi. Jumlah warga yang mengungsi ini didapatkan langsung dari Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto yang tengah berada di lokasi.
“Dengan 1.300 orang di pengungsian ini juga bertambah dari rilis yang kita keluarkan tadi siang sejumlah 902. 1300 orang ini merupakan informasi juga langsung dari Kepala BNPB dari lokasi terdapat di Kabupaten Lumajang,” ujarnya. (*)