Wartacakrawala.com – Pemira atau Pemilu Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang Sekali lagi mencatatkan sejarah yang mengelus dada. Sebuah momen pesta demokrasi yang seharusnya menjadi pesta suka cita seluruh elemen mahasiswa untuk berpartisipasi menyampaikan aspirasi politiknya, lagi-lagi harus berbuntut kericuhan. Pemira sebagai pembelajaran demokrasi tak lagi muncul di UNIKAMA. Bak tubuh kehilangan ruhnya, Pemira semakin hari terasa semakin kering esensinya.
Kericuhan tersebut terjadi di halaman kampus Universitas Kanjuruhan Malang, Sabtu (11/01/2020) siang. Hal Ini sebagai buntut dari Pemilihan Raya (Pemira) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNIKAMA.
Baca: KPK Lakukan Dua OTT: Optimisme Masyarakat Kembali Hidup
Sebelumnya pada hari Kamis (09/01/20), KPU Universitas Kanjuruhan Malang menggelar Pemilihan Raya (Pemira) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNIKAMA. Dalam gelaran pemira tersebut terdepat tiga calon kuat, yang masing masing diusung oleh Organisasi Intra Kampus, OMEK, dan ORDA.
Kericuhan tersebut barawal dari ketidak sepakatan beberapa paslon terhadap hasil Pemira. Sacara perhitungan, yang digelar KPU Jum’at (10/0120) pagi, paslon 01 memenangkan hasil Pemira. Akan tetapi, pihak paslon 03 tidak menerima hasil tersebut. Pasalnya, selama perhitungan KPU dianggap tidak netral dan ada beberapa surat suara yang hilang.
Sebelum kericuhan tersebut pecah, beberapa perwakilan dari masing masing paslon sempat melakukan mediasi bersama dengan KPU didampingi oleh jajaran rektorat, Sabtu (11/01/20) pagi. Akan tetapi mediasi tersebut tidak menemui titik temu, hingga akhirnya kericuhanpun tak terhindarkan.
Ketika berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait, baik dari pihak kampus, maupun dari pihak penyelenggara Pemira yaitu KPU Universitas Kanjuruhan Malang.
03 mind yang tak terima klarifikasi mohon di benahi
Saya rasa itu dari kedaerah soalnya yg saya lihat sebagai warga sekitar oknum yg berseteru mesti hanya orang luar jawa