Serabeh Lodeh Tuban, Kudapan Khas Mawot yang Bikin Ketagihan

Avatar
Seorang penjual serabeh, Pak Mo Tuban / Nahrus/Hei
Seorang penjual serabeh, Pak Mo Tuban / Nahrus/Hei

Wartacakrawala.com – Kabupaten Tuban dikenal tidak hanya mempunyai banyak destinasi wisata yang elok. Namun, Bumi Ronggolawe juga dikenal memiliki berbagai macam kuliner dengan cita rasa yang khas. 

Adalah serabeh atau serabi lodeh namanya. Kuliner khas Bumi Wali ini bisa ditemui di kawasan Dusun Mawot, Desa Sugiharjo, Kecamatan Tuban hingga wisata alam Banyulangse, Desa Boto, Kecamatan Semanding.

Serabeh lodeh di desa tersebut memang beda dengan serabeh di desa-desa lain atau kota-kota lain. Kalau di tempat lain, serabeh biasa disajikan dengan santan atau serabi manis dengan aneka topping khas Jawa Barat.

Namun, tidak demikian halnya dengan serabi di desa setempat. Makanan ini justru disajikan dengan sayur lodeh, lengkap dengan cita rasa khasnya yang pedas dan asin.

“Saya sudah berjualan serabeh ini sejak tahun 2010-an, meneruskan orangtua yang juga berjualan serabeh. Kalau munculnya serabeh lodeh sendiri juga berasal dari kebiasaan para pelanggan yang suka nyampur-nyampur, antara bumbu lontong dengan serabeh, itu juga sudah sejak dulu sekali,” cerita salah seorang penjual serabeh, Pak Mo, saat ditemui awak media, Kamis (22/09).

Baca juga: Tingkatkan Daya Saing, Pengrajin Kriya Madiun Ikuti Pameran di Jakarta

Ada banyak penjual serabeh lodeh yang bisa ditemui di kawasan tersebut. Umumnya, para penjual serabeh di sini mulai buka pada malam hari, sekitar pukul 23.00 WIB hingga pagi hari sekitar pukul 06.30.

Untuk satu tangkep (sepasang) serabeh, dibanderol dengan harga Rp1.000 saja, sementara untuk topping harganya bisa bervariasi, tergantung apa saja yang dipilih. Biasanya, untuk sekali makan, satu orang tidak akan merogoh kocek hingga lebih dari Rp15 ribu. “Pulang dijamin perut pasti kenyang,’’ ujar Pak Mo sembari terkekeh-kekeh.

Dalam sehari, Pak Mo mengaku bisa menjual lebih dari seratus tangkep serabeh. Itu belum termasuk pelanggan tetapnya, seperti penjual sayur keliling yang setiap hari mampir dan membawa beberapa tangkep serabeh untuk dijual kembali keliling kampung-kampung dan perumahan di sekitar Kota Tuban. “Biasanya serabeh saya sering dikulak wong bakul blonjo, didol maneh,’’ cetusnya.

Kedasyatan rasa serabeh lodeh memang banyak diakui para pembeli yang terbiasa menyantapnya. Arif Muhaimin misalnya. Salah seorang pembeli yang datang jauh-jauh dari Kecamatan Parengan bersama rombongan satu mobil, ini mengaku mendapat informasi dari rekannya yang hobi kuliner malam.

“Awalnya penasaran dengan namanya, setelah mencoba ternyata cukup unik dan rasanya gurih, terlebih saat serabeh masih panas ngebul-ngebul, karena baru mateng. Cuma harus antre untuk bisa dapat bagian, soalnya begitu mateng harus cepet-cepetan ngambil, biar gak keduluan yang lain,” jelasnya.

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Pemkab Madiun melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Disdagkop UM) mengikuti ajang Pameran Kerajinan Nusantara (Kriyanusa) / dok. Pemkab Madiun

Tingkatkan Daya Saing, Pengrajin Kriya Madiun Ikuti Pameran di Jakarta

Next Post
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari meluncurkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) pada Jumat (23/9) / law/an

Wujudkan Zero Stunting, Pemkot Mojokerto Luncurkan Dashat

Related Posts
Total
0
Share