Wartacakrawala.com – Telegram menjadi salah satu aplikasi pesan instan yang populer selain WhatsApp. Namun amankah menggunakannya?
Forbes menuliskan Telegram sama dengan pesaingnya WhatsApp punya risiko keamanan yang serupa. Platform bisa dieksploitasi untuk mengirim pesan, lampiran dan tautan berbahaya.
Jadi para pengguna tetap harus waspada pada tautan dan lampiran yang diterima di dalam Telegram. Meskipun itu dikirimkan dari akun teman, dikutip Selasa (12/4/2022).
Telegram sendiri dibangun lebih kompleks dari para pesaingnya, misalnya Facebook Messenger dan WhatsApp. Arsitekturnya melalui jaring laba-laba dari endpoint yang terhubung dan back end cloud sendiri.
Dengan begitu bisa menyediakan grup dan kanal yang nampaknya tidak terbatas dan berbagai fitur. Termasuk di dalamnya terdapat platform bot.
“Bot hanya akun Telegram yang dioperasikan oleh software, bukan manusia dan mereka sering kali punya fitur AI. Mereka bisa melakukan apa saja, mengajar, memutar, mencari, menyiarkan, mengingatkan, menghubungkan, mengintegrasikan dengan layanan lain atau bahkan meneruskan pemerintah ke Internet of Things,” jelas Telegram.
Selain itu Telegram juga punya banyak serangan siber. Check Point melaporkan telah melacak adanya 130 serangan siber yang menggunakan malware yang dikelola melalui Telegram dalam tiga bulan.
Perusahaan itu juga menambahkan serangan itu terjadi bahkan saat Telegram tidak diinstal atau digunakan. Dengan begitu memungkinkan para hacker mengirimkan perintah dan operasi berbahaya dari jarak jauh lewat aplikasi pesan instan.
Malware tidak disebarkan oleh pesan Telegram, ungkap Check Point. Ancaman itu dikirim ke pengguna lewat kampanye email sederhana.
Saat lampiran email dibuka pada PC Windows, bot Telegram yang dibundel mengelola tautan kembali ke server perintah dan kontrol penyerang, yang melakukan pengelolaan serangan.
“Puluhan jenis baru malware berbasis Telegram, telah ditemukan sebagai senjata ‘off-the-shelf’ di repositori alat peretasan di Github,” kata Check Point.