Wartacakrawala.com – SMA Islam Bani Hasyim mengadakan kegiatan International Class dengan menghadirkan Prof. Evangelos Afendras, seorang guru besar dari Yunani, Selasa (19/09), . Kegiatan ini berlangsung selama beberapa hari dan diisi dengan berbagai sesi pembelajaran budaya, diskusi, serta kunjungan ke tempat-tempat bersejarah di sekitar Malang.
Pada hari pertama, para santri SMA Islam Bani Hasyim memperkenalkan budaya lokal Malang dan peninggalan sejarah Kerajaan Singosari. Salah satu santri, Kafy, yang bertugas sebagai pendamping Prof. Evangelos, menceritakan bahwa kunjungan ke Candi Singosari memberikan kesempatan bagi mereka untuk menjelaskan sejarah candi tersebut dan warisan budaya yang masih terjaga di Malang.
“Kami mengajak beliau ke Candi Singosari dan menjelaskan sejarahnya. Setelah itu, kami bersama-sama mengunjungi Museum Singosari,” ungkap Kafy.
Prof. Evangelos menyampaikan rasa bahagianya bisa terlibat dalam kegiatan tersebut. “Saya sangat bahagia. Bagi saya, belajar dan mengajar adalah kebahagiaan,” ujar beliau dengan penuh antusiasme. Kehadirannya di SMA Islam Bani Hasyim tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga mempererat hubungan lintas budaya.
Hari ini (20/09) Peof. Evangelos memberi kuliah umum dalam acara International Class.
Sebelum memulai pemaparan materi, Assoc. Prof. Aji Dedi Mulawarman, sekretaris Yayasan Bani Hasyim, menyampaikan ucapan selamat datang kepada Prof. Evangelos. “Selamat datang di SMA Islam Bani Hasyim, semoga nanti kita bisa belajar banyak hal dari Prof. Evangelos,” ujar Assoc. Prof. Aji Dedi Mulawarman.
Prof. Aji Dedi Mulawarman dalam pesannya kepada para santri menekankan pentingnya mengutamakan religiusitas dalam setiap aspek kehidupan. Beliau mengingatkan bahwa agama harus menjadi pondasi utama dalam menuntut ilmu dan berinteraksi dengan dunia. “Religiusitas tidak hanya sekadar ibadah formal, tetapi bagaimana kita menjalankan nilai-nilai keislaman dalam setiap langkah hidup, baik dalam belajar, bekerja, maupun bermasyarakat,” ujar Prof. Aji.
Beliau juga menekankan bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari harus senantiasa dibimbing oleh nilai-nilai agama. “Ilmu yang tidak dibingkai oleh agama akan kehilangan arah dan tujuan. Jangan pernah melepaskan ilmu dari nilai-nilai agama, karena di sanalah sumber dari segala kebijaksanaan. Jadikan agama sebagai cahaya yang memandu perjalanan hidup kalian,” pesan beliau.
Prof. Aji berharap para santri SMA Islam Bani Hasyim dapat tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam keimanan, sehingga mampu memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan bangsa.
Prof. Evangelos, didampingi oleh Warih Adam Bagus Asmarajati (kelas XII), membawakan materi tentang perjalanan hidupnya. Beliau berbagi cerita tentang kelahirannya di tengah masa perang Yunani, serta bagaimana kecintaan pada ilmu pengetahuan dan pendidikan tumbuh sejak kecil. Lahir dari keluarga sederhana, Prof. Evangelos menekankan bahwa pendidikan adalah kunci untuk keluar dari segala keterbatasan.
Dalam sesi motivasinya, beliau menginspirasi ratusan santri untuk terus semangat dalam belajar. “Belajar bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk kemanusiaan,” pesan beliau. Ia menambahkan bahwa impiannya adalah bisa mengakhiri hidupnya di tengah murid-muridnya, saat ia sedang mengajar—sebuah gambaran dari komitmennya yang tak tergoyahkan terhadap dunia pendidikan.
Kegiatan International Class ini menjadi jembatan pertukaran pengetahuan dan budaya, di mana santri SMA Islam Bani Hasyim mendapat wawasan baru tentang budaya Yunani, Afghanistan, dan Nusantara.
Kepala Sekolah SMA Islam Bani Hasyim, Hendra Jaya, menyampaikan harapannya terkait kegiatan International Class ini. Beliau berharap agar para santri dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas wawasan serta meningkatkan minat dan bakat mereka di berbagai bidang.
“Kami berharap kegiatan ini mampu memantik kesadaran santri untuk terus mengembangkan bakat, minat, serta ilmu pengetahuannya. Pertemuan dengan sosok seperti Prof. Evangelos tidak hanya memberikan wawasan tentang budaya internasional, tetapi juga menumbuhkan semangat belajar yang lebih besar. Kami ingin santri tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga berperan aktif dalam membangun peradaban melalui ilmu yang mereka miliki,” ujar Bapak Faisal.
Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional dan pembelajaran lintas budaya dalam era globalisasi ini. “Semoga dari kegiatan ini, santri semakin terbuka terhadap berbagai perspektif global dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman serta kebangsaan dalam setiap langkah mereka,” tambahnya.
