Tanggapi Kenaikan Harga BBM, DEM UPNVY Sampaikan Poin Rekomendasi untuk Pemerintah

Avatar
Petugas SPBU melayani konsumen / dok. Jawapos
Petugas SPBU melayani konsumen / dok. Jawapos

Wartacakrawala.com – Per 3 September 2022, Pemerintah secara resmi menetapkan kenaikan harga BBM. Adapun harga BBM Bersubsidi untuk jenis Pertalite dari sebelumnya seharga Rp 7.650/liter menjadi Rp 10.000/liter dan jenis Solar yang semula Rp 5.150/liter menjadi Rp 6.800/liter. Sedangkan untuk BBM Non-subsidi untuk jenis Pertamax naik dari Rp 12.500/liter menjadi Rp 14.500/liter.

“Kenaikan harga BBM sangat sulit dihindarkan di tengah situasi harga minyak yang secara global anjlok salah satunya karena faktor geopolitik yang sangat fluktuatif,” ujar Refki Alfaris selaku Ketua Umum Dewan Energi Mahasiswa (DEM) UPN “Veteran” Yogyakarta saat dimintai keterangan.

“Beban impor minyak kita sangat besar, produksi minyak kita sejauh ini masih di kisaran angka 600-700 barel per hari (bph), sedangkan konsumsi kita mencapai 1.6 juta bph. Kita masih sangat bergantung pada impor sejak Indonesia net-importer minyak di tahun 2004,” ujarnya menambahkan.

Adapun saat ini, harga keekonomian BBM untuk jenis Solar dan Pertalite adalah Rp 17.200/liter dan Rp 17.600/liter. Hal ini berimbas pada membengkaknya beban APBN untuk subsidi energi yang mencapai angka Rp 502.4 triliun.

“Belum lagi, BBM bersubdisi ini seringkali tidak tepat sasaran. Menurut Suspenas, 80% anggaran subsidi energi dinikmati oleh masyarakat mampu,” ucap Refki yang saat ini juga menempuh studi di Program Studi S-1 Teknik Kimia UPNVY.

Baca juga: Koran Online: Pemerintah Resmi Naikkan Harga BBM Subsidi

Pada prinsipnya, ia sangat menyayangkan kenaikan harga BBM ini. Terlebih bahwa saat ini masih dalam masa pemulihan ekonomi pasca pandemi. Namun, di satu sisi, ia juga menganggap bahwa situasi ini adalah ‘pil pahit’ untuk mengobati keuangan negara.

“Kami coba munculkan perspektif lain sebagai rekomendasi untuk meminimalisir dampak fatal kenaikan harga BBM yang kami bagi menjadi 2, yaitu rekomendasi jangka pendek dan rekomendasi jangka panjang,” kata Falah Nuruzaman, Wasekjen Eksternal DEM UPNVY saat dimintai keterangan.

Adapun beberapa rekomendasi yang diajukan DEM UPNVY antara lain:

Rekomendasi Jangka Pendek
A. Menyediakan bantalan pengaman ekonomi bagi masyarakat yang terdampak dari kebijakan peningkatan tarif BBM bersubsidi melalui penerapan kebijakan berbasis perseorangan secara tepat dan merata

B. Mengkonversi subsidi menjadi peningkatan pelayanan publik, bantalan sosial, fasilitas kesehatan, dana pendidikan, dan sebagainya yang dinilai penting serta mendesak untuk menghentikan pembengkakan subsidi BBM di mana sebagian besarnya “dibakar” di jalanan oleh kelompok yang tidak eligible.

Total
2
Shares
0 Share
0 Tweet
2 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Kapolres Malang memberikan sambutan dalam peringatan hari jadi Polwan ke 74 / Humas Polres Malang

Peringati Hari Jadi Ke-74 Polwan, Ini Dia Harapan Kapolres Malang

Next Post
Koran online edisi 8 September 2022

Koran Online: Pendeta di Sulut Diduga, Cabuli 7 Anak Panti Asuhan

Related Posts
Total
2
Share