Tangkal Paham Radikalisme di Lingkungan Perguruan Tinggi, BEM UMM Gelar Bedah Buku

Avatar
Pelaksaan bedah buku oleh BEM UMM, Some one has to die
Pelaksaan bedah buku oleh BEM UMM, Some one has to die

Wartacakrawala.com – Demi terciptanya suatu pergerakan yang berkemajuan bagi Pendidikan di tengah pandemi covid-19, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali membuat kegiatan, Sabtu (02/09).

Kegiatan yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri BEM UMM ini adalah Bedah Buku yang dilangsungkan secara Blended dengan tema “Menangkal Paham Radikalisme di Lingkungan Perguruan Tinggi” dengan mengangkat buku yang berjudul “Someone has to die” karya dari Jim Boton asal Amerika.

Acara ini dipandu oleh Retno Meilanie sebagai moderator ini, diikuti oleh ratusan peserta dimana, 38 orang peserta secara offline dan 119 peserta secara online.

Pelaksanaan bedah buku ini diisi oleh 4 narasumber, diantaranya: Jim Baton selaku penulis langsung dari buku “Someone Has to Die”, Nafik Muthohirin selaku Dosen Fakultas Agama Islam UMM yang juga menjabat sebagai Direktur RBC Institute, A. Malik Fadjar dan merupakan salah satu editor dari buku “Someone Has to Die”, Tinuk Dwi Cahyani selaku Dosen Fakultas Hukum UMM dan Harrisudin selaku Wakil Presiden Mahasiswa BEM UMM.

Baca juga: BEM UMM Kecam Pernyataaan Mantan Koorpresnas BEM PTMI Soal Pemberhentian 56 Pegawai KPK

Sementara itu menurut Lutfi Muktar selaku ketua pelaksana yang juga merupakan Menteri Luar Negeri BEM UMM, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya persembahan BEM UMM untuk senantiasa memberikan edukasi dalam hal litersi dan penguatan ideologi untuk membentengi mahasiswa dari paham gerakan radikalisme, ekstrimisme dan lainnya.

“BEM UMM tidak pernah putus semangat walaupun dalam kondisi pandemi untuk senantiasa membangun literasi yang bagus serta kami berharap kegiatan ini dapat menjadi pelajaran baru untuk menangkal paham radikal,” tutur Lutfi dalam sambutannya.

Setiap narasumber menyampaikan pandangan mereka terhadap kondisi faktual mengenai perdamaian, diskriminasi, stryotype, dan tragedy mengenai isu-isu terorisme yang terjadi sesuai ilmu dan kajian yang mereka pelajari selama ini.

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan bedah buku ini dapat membuka mata dan hati para mahasiswa sebagai generasi muda yang baru saja mencari jati dirinya agar tidak terpapar paham radikal.

Buku “Someone Has to Die” ini dikemas dalam sebuah novel yang ringan, mudah dipahami yang akan mebawa kita terlarut dalam cerita mengenai kebencian, persekusi, ketakutan diseluruh penjuru dunia.

Buku ini juga akan membawa kita ke sisi lain yang akan membuka sebuah harapan untuk perdamaian. Buku “Someone Has to Die” sudah dapat dipesan di toko online seperti Shoppe, Tokopedia, dan Bukalapak. (*)

Total
0
Shares
0 Share
0 Tweet
0 Pin it
0 Share
0 Share
0 Share
0 Share
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post
Menteri Keuangan Sri Mulyani, foto: Kemenkue.go.id, Biro KLI-Agus

Bakal Segera Berlaku, Menkeu Sri Mulyani Resmi Luncurkan Meterai Elektronik

Next Post
pengurus DPP KAMSRI dan DPP PUTRI KAMSRI bersilaturahmi ke Ketua Umum PP TP. Sriwijaya

Bahas Kolaborasi, Ketua Umum DPP KAMSRI Bersilaturahmi ke Ketua Umum PP TP. Sriwijaya

Related Posts
Total
0
Share